Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
Bersama Sadar Perangi Difteri


KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) mengatakan masyarakat harus sadar dan mau turut berperang melawan difteri.

Kesigapan untuk mengetahui gejala serta membentengi diri, khususnya anak-anak, dengan vaksin harus dilakukan tanpa pengecualian.

Bila tidak, dikhawatirkan penyakit tersebut akan semakin banyak menyebar dan kian sulit dikendalikan.

"Bakteri ini senang menyerang wilayah yang padat. Bila kita serang dengan vaksin, kita harapkan penyebarannya akan menurun dan berhenti," ujar Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, Jane Soepardi.

Jane mengatakan, mulai hari ini (11/12), imunisasi akan dilakukan di tiga provinsi, yakni Banten, Jakarta, dan Jawa Barat.

Imunisasi akan dilakukan pada semua warga berusia 1 tahun sampai 19 tahun. Tahap awal akan dilakukan di sekolah-sekolah semua jenjang.

Selanjutnya bagi yang belum bersekolah, imunisasi akan dilakukan melalui posyandu, serta kerja sama dengan kelompok masyarakat untuk dapat menjangkau semua anak di tiga wilayah tersebut.

"Jadi ini harus dimanfaatkan dengan baik. Karena kalau se-seorang sudah terkena difteri, harus diberi antidifteri serum. Antidifteri serum itu belum diproduksi di Indonesia. Di luar negeri pun jumlahnya sudah minim dan langka. Jadi bila semakin banyak yang terkena, potensi pengobatan juga akan semakin sulit dan berisiko tinggi akan kematian," ujar Jane.

Sebelumnya, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohamad Subuh mengatakan di DKI Jakarta terdapat 22 kasus difteri, di Jawa Barat terdapat 123 kasus yang tersebar di 18 kabupaten/kota dengan 13 orang meninggal dunia, dan terbanyak terjadi di Purwakarta dengan 27 kasus diikuti Karawang 14 kasus.

"Di Banten terdapat 63 kasus dengan 9 orang meninggal dunia," katanya, Jumat (8/12).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta pada Jumat (8/12) juga telah memerintahkan Dinas Kesehatan DKI melalui puskesmas dan sudinkes wilayah setempat untuk menelusuri epidemologi, sekaligus memberikan obat profilaksis untuk semua orang yang memiliki kontak fisik dengan penderita.

Tidak mengandung babi



Jane juga memastikan tidak akan kandungan babi atau jenis lemak lain yang banyak diisukan sebagai kandungan yang haram.

"Selalu ada orang yang tidak bertanggung jawab lalu menyebar berita aneh tanpa ada bukti ilmiahnya. Tidak mungkin ada vaksin yang untuk manusia isinya ada kandungan babi akan dapat lolos dari Badan POM dan dipasarkan dengan bebas seperti ini. Vaksin yang kita pakai ialah vaksin yang dipakai 194 negara di dunia," ujar Jane.

Jane mengatakan vaksin ialah jalan terbaik untuk memutus rantai penyebaran difteri.

Hal itu karena berdasarkan data Kemenkes, 66% orang yang terkena difteri ialah kelompok yang tidak pernah menerima vaksin difteri selama hidupnya.

Dengan kepadatan penduduk seperti saat ini, bila rantai penyebaran tidak segera diputus, angka kejadian difteri dikhawatirkan akan kian tinggi dan berdampak buruk bagi Indonesia.

Harga vaksin difteri cukup terjangkau dan dapat dibeli meski dalam jumlah yang tidak sekaligus banyak.

"Jadi sangat mungkin untuk masyarakat secara mandiri melakukan vaksin. Bila ini dilakukan pemutusan rantai, penyebaran difteri akan semakin cepat dilakukan."

(H-5)


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...eri/2017-12-11

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Tidak Adil dan Sakit

- Trump Didesak Batalkan Pengakuan atas Jerusalem

- Bitcoin Manfaatkan Celah Hukum
Diubah oleh kaskus.infoforum 11-12-2017 00:35
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
25.2K
124
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan