HOT THREAD KE 86
*12 Desember 2017*




Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.

Siang ini, ane berbincang dengan teman. Ngomongin ngalor ngidul kondisi sepak bola di Indonesia saat ini. Awalnya sih ngomongin Persebaya yang baru saja lolos di kasta tertinggi liga negeri ini. Ujung - ujungnya malah ngomongin keanehan - keanehan yang terjadi sepanjang perhelatan Liga 1 Indonesia yang gelarannya baru saja usai.

Termasuk kontroversi atas titel juara Liga 1 yang di sandang oleh Bhayangkara FC. Kontroversi yang bermula dari poin tambahan yang di berikan oleh PSSI secara cuma - cuma karena di anggap menang WO atas Mitra Kukar. Belum lagi meskipun menyandang titel ini, BFC tidak mendapat rekomendasi dari AFC untuk bermain di Liga Champion Asia.

Obrolan kami pun semakin seru saat ngerasani rencana PSPS Riau yang akan hijrah berkompetisi di negeri Singa. Hal ini di sebabkab karena kekecewaannya terhadap PSSI. Lalu dari situ ane semakin penasaran, dengan luas wilayah yang tak lebih besar dari Surabaya, kompetisi sepak bola di Singapura gimana ya? Masak sih peserta liganya antar kecamatan?



Liga Singapura di mulai pada tahun 1996.


Liga Singapura atau nama resminya S - League, menurut sumber Om Wiki yang ane baca, mulai di gulirkan di tahun 1996 dengan jumlah peserta 12 klub. Sebelumnya, negara ini tidak menggulirkan kompetisi dan justru menjadi salah satu peserta di Liga Malaysia. Singapura bahkan menjadi dominasi di Liga Malaysia selama lebih dari 70 tahun. Puncaknya, di tahun 1994 Singapura menggondol gelar ganda, yakni Piala Malaysia dan Liga Malaysia. Namun satu tahun setelahnya muncul friksi antara PSSI nya Malaysia dengan PSSI nya Singapura yang mengakibatkan Singapura mantab meninggalkan Liga tetangganya dan fokus membentuk liga sendiri.



Tanpa degradasi dan promosi


Tidak seperti liga - liga sepak bola pada umumnya yang menerapkan degradasi bagi tim yang mempunyai point paling sedikit di akhir kompetisi dan memberikan promosi bagi juara kasta di bawahnya, S - League tidak menerapkan sistem ini. Seperti yang kita ketahui karena luas wilayah yang terbatas mengakibatkan jumlah pesertanya pun terbatas. Sehingga bisa di bilang tidak di terapkannya sistem ini di karenakan keterbatasan peserta. Namun untuk dapat mengikuti kompetisi musim berikutnya, sebuah tim yang akan berkompetisi di liga ini harus mendapat persetujuan FAS (PSSInya Singapura).



Tim dari negara lain dapat ikut berkompetisi di liga ini.


Lagi - lagi karena masalah jumlah peserta yang terbatas dan karena alasan ingin meningkatkan kualitas liganya, S - League menerima tim tamu dari negara lain untuk ikut berkompetisi di negaranya. Hal lain yang menjadi pertimbangan di perbolehkannya tim dari negara lain ikut berkompetisi yaitu untuk mempermudah klub merekrut pemain asing. Dan yang lebih jauh lagi untuk bisa menaturalisasi pemain asing yang di anggap bermain bagus untuk bisa memperkuat timnas negeri Singa ini. Tim - tim dari China, Malaysia, Brunei, Korsel, Jepang bahkan Afrika pernah merasakan kompetisi di sini.



Tahun depan, S - League terancam tak di gelar.


Jika PSPS Riau berencana akan bergabung di Liga Singapura tahun depan, mungkin mereka belum membaca berita yang satu ini. Di tahun 2018, Liga negeri Singa terancam tak bisa di gelar. Desas desus yang beredar menyebut sponsor utama yang selama ini mendanai liga ini akan menarik dukungannya. Tote Board, sang sponsor utama yang biasanya menggelontorkan dana hingga 16 juta dollar AS setiap musimnya, tahun depan hanya akan memberikan setengahnya saja. Dan hal ini membuat kompetisi bisa saja tidak jadi di gelar atau ada opsi menggelar setengah musim kompetisi sembari melihat kemungkinan yang akan trerjadi dan mencari sponsor lain.











Disclaimer : Asli tulisan TS
Sumur : Ini, Ini, dan Ini