indonesiaupdateAvatar border
TS
MOD
indonesiaupdate
Hadapi MEA, Pemerintah Tingkatkan Infrastruktur Program e-Smart IKM




JPP, JAKARTA - Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pemerintah terus meningkatkan infrastruktur sebagai penunjang perluasan pasar secara maksimal. Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) telah membuat infrastruktur sarana perluasan pasar melalui program e-Smart IKM yang nantinya akan menjadi “Virtual Sentra IKM” untuk meningkatkan daya saing produk serta mempermudah akses pasar dalam negeri maupun global.

“Program eS E N S O Rmerce ini diproyeksikan membuat IKM semakin kuat karena di dalamnya terdapat data dan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih pada pembukaan pameran Jakarta IKM Expo di Plasa Pameran Industri, Jakarta, Selasa (5/12/2017).

Gati berharap, melalui e-Smart IKM, semakin marak produk lokal yang beredar di pasar online sehingga bisa menggantikan produk impor serupa. “Semoga produk IKM kita dapat memperluas pasarnya baik domestik maupun ekspor, serta lebih dikenal oleh para konsumen,” tuturnya

Pada tahun ini, Direktorat Jenderal IKM Kemenperin telah melakukan pelatihan e-Smart IKM di 23 lokasiyang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Indonesia bagian timur. Saat ini, sebanyak 1.630IKM sudah masuk pasar online e-Smart IKM di [URL="http://SENSOR/"]SENSOR[/URL] dan blanja.com.

Selain gencar mendorong IKM untuk memanfaatkan pasar online, Kemenperin juga memfasilitasimelalui kegiatan offline, misalnya pameran di dalam maupun luar negeri. Misalnya, penyelenggaraanJakarta IKM Expo yang tahun ini mengangkat tema “Mempertahankan Eksistensi Industri Dalam Negeripada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”.

Pameran yang rutin dilaksanakan setiap tahun di Plasa Pameran Industri ini merupakan kerjasama antaraDitjen IKM Kemenperin dengan KADIN DKI Jakarta serta Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan yang digelar selama empat hari, mulai tanggal 5-8 Desember 2017 ini diikuti sebanyak 52 IKM binaan KADIN DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta, Dekranasda DKI Jakarta, BUMN, BUMD dan IKM Mandiri.

Gati menambahkan, dalam upaya mendongkrak daya saing IKM nasional di pasar MEA, kompetensi tenaga kerjaperlu terus ditingkatkan agar produktivitasnya juga meningkat. Dalam hal ini, Kemenperin telah melaksanakan program pendidikan dan pelatihan vokasi yang bertujuan menciptakan tenaga kerja terampil sesuai kebutuhan dunia industri saat ini.

“Kami memiliki konsep link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Langkah tersebut merupakan amanat dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK,” paparnya.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya terus menciptakan kemitraan dan membangun rantai pasok industri melalui pembinaan dan peningkatan kemampuan antara IKM dengan industri besar.“Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi produk impor dan lebih mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri,” tegasnya.

Di samping itu, menurut Airlangga, dalam pengembangan teknologi digital di sektor industri, pemerintah Indonesia dan Singapura telah sepakat bersinergi pada tahun depan untuk memasarkan komoditas yang paling laris dan banyak dipasarkan secara lebih luas melalui online, seperti makanan dan minuman.

“Kami akan kembangkan innovation center dan safety food, salah satunya untuk inovasi kemasan dan daya tahan. Sehingga memiliki standar produk yang sama agar bisa dikirim ke pasar ASEAN dan lainnya. Jadi, kami mendorong ini tidak hanya untuk perusahaan besar, tetapi juga IKM,” papar Airlangga.

Kemenperin mencatat, jumlah IKM terus mengalami pertumbuhan, di mana pada tahun 2015 sebanyak 3,68 juta unit usaha, naik menjadi 4,41 juta unit usaha tahun 2016, dan pada triwulan II tahun 2017 mencapai 4,59 juta unit usaha.

Selanjutnya, nilai tambah IKM dari tahun ke tahun juga terus mengalami peningkatan yang signifikan,pada tahun 2015 mencapai Rp439,86 triliun, naik menjadi Rp510,88 triliun pada tahun 2016, dan padatriwulan II/2017 sebesar Rp540,88 triliun.

Meriahkan Sail Sabang

Pada kesempatan berbeda, Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengungkapkan, pihaknya ikut serta memeriahkan perhelatan akbar Sail Indonesia seri ke-9, yakni Sail Sabang 2017 yang digelar di Kota Sabang, Provinsi Aceh pada 28 November-5 Desember 2017. Partisipasi ini berupa fasilitasi empat IKM unggulan dari Provinsi Aceh untuk tampil di Pameran Wonderful Sabang & Marine Expo 2017, yang merupakan salah satu rangkaian acara Sail Sabang 2017 di Dermaga Jetty CT-3 BPKS, Sabang.

“Dari empat IKM itu, mereka menampilkan produk kopi gayo khas Aceh, yaitu Ara Kopi Gayo dan Garabi Coffe serta suvenir bordir Aceh dari Cut Nyak dan Mutiara,” ujarnya. Menurut Gati, pameran ini bertujuan untuk mempromosikan potensi produk-produk unggulan Indonesia, khususnya Provinsi Aceh. “Diketahui share PDRB sektor industri di Provinsi Aceh pada tahun 2016 mencapai 5,36 persen, dengan jumlah industri kecil 65.492 unit dan industri menengah 30 unit pada tahun 2015,” imbuhnya.

Di stan Kemenperin, pengunjung tidak hanya bisa melihat dan membeli produk IKM tersebut, tetapi juga disajikan secara gratis kopi Arabika Gayo khas Aceh agar pengunjung bisa menikmati citarasanya. Kopi arabika Gayo telah terdaftar indikasi geografis sejak tahun 2009 sebagai kopi asli dari derah kabupaten Aceh Tengah.

“Industri kopi merupakan salah satu sektor prioritas yang ditetapkan oleh Kemenperin sesuai RencanaInduk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035, dan merupakan fokus komoditaspembinaan Kemenperin khususnya Direktorat Jenderal IKM,” papar Gati.

Pada tahun ini, Kemenperin telah melaksanakan beragam program pengembangan SDM industri kopi dan fasilitasi alat pengolahan kopi di berbagai sentra penghasil kopi khas dan IKM pengolahan kopi potensial di Indonesia. “Pada tahun 2018-2019, kami akan terus melanjutkan berbagai program dan kegiatan pengembangan IKM kopi di Indonesia dengan fokus pada penumbuhan wirausaha baru IKM kopi di seluruh sentra potensial yang mempunyai Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI),” ujar Gati.

Sementara itu, Bordir Aceh telah menjadi salah satu ujung tombak perekonomian rakyat Aceh. Seni kerajinan yang sudah lama ditekuni masyarakat Aceh ini dilahirkan secara turun-temurun, dengan alur motif yang khasdan pesona pada perpaduan warna yang mencolok. “Bordir Aceh kini mendominasi semua corak hiasan pada suvenir, sepeti tas, sehingga dijulukilahtas Aceh,” imbuhnya.(ind)


Sumber : https://jpp.go.id/46-umkm/313777-had...am-e-smart-ikm

---

Kumpulan Berita Terkait UKM :

- Sail Sabang 2017 Sarana Promosi Wisata Bahari

- BKKBN Kampanye Kesehatan Reproduksi di Sail Sabang

- Meriahkan Sail Sabang, BUMN Bagi 2.500 Paket Sembako

0
343
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan