godok.indonesia
TS
MOD
godok.indonesia
Risiko Menggunakan Minyak Goreng Berulang Kali


Bukan lagi rahasia bahwa di Indonesia, kuliner-kuliner khas yang dibanggakan kebanyakan mengandung santan dan minyak yang berlebih. Minyak yang biasa digunakan memasak ini berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang telah dimurnikan hingga berbentuk cair. Hampir setiap dapur di rumah-rumah penduduk Indonesia memiliki persediaan minyak goreng yang cukup banyak. Tidak jarang, minyak goreng yang telah digunakan sebelumnya kemudian Gan- Sis manfaatkan kembali untuk memasak hal lain. Hal ini biasa pula dilakukan oleh para penjaja gorengan, penjual makanan di kantin-kantin, dan pengusaha warung atau gerobak makanan di pinggir jalan. Alasannya beragam; ada yang merasa sayang dibuang karena masih banyak dan ada pula yang disebabkan terbatasnya budget untuk membeli minyak goreng.

Tahukah Gan- Sis risiko menggunakan minyak goreng berulang kali? Risikonya akan berdampak buruk bagi kesehatan Gan- Sis. menggunakan minyak goreng secara berulang Pasalnya, jika digunakan secara berulang, minyak goreng justru akan menurunkan mutu dari suatu pangan; seperti penurunan kadar protein dan airnya. Hasilnya, pemakaian minyak jelantah akan meningkatkan kadar asam lemak bebas dan menyebabkan Gan- Sis terkena kolestrol. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Apa penjelasan ilmiahnya?



Ketika digunakan kembali, minyak goreng akan mengalami proses degradasi, oksidasi, dan dehidrasi yang disebabkan suhu panas yang tinggi. Nah, saat itu munculah radikal bebas yang bersifat karsinogenik yang menempel di jaringan sel. Karsinogenik ini molekul yang dapat merusak sel dan memicu terjadinya kanker. Apalagi jika Gan- Sis tidak menyimpannya sesuai aturan dan langsung memasukkannya ke wadah sebelum dingin. Bakteri yang ditinggalkan oleh makanan yang sebelumnya dimasak masih berada di minyak yang dapat memicu terjadinya keracunan makanan.

Selain itu, penggunaan minyak jelantah juga dapat meningkatkan kandungan asam lemak trans sehingga kandungan kolesterol jahat di dalam tubuh juga meningkat sementara kadar kolesterol baik justru menurun. Ketika lemak trans tersebut kemudian menumpuk dan membentuk plak pada dinding bagian dalam arteri, hal ini dapat mempersempit arteri itu sendiri. Kondisi ini disebut dengan aterosklerosis, dan dapat memicu terjadinya stroke serta serangan jantung pada pengonsumsi minyak jelantah.

Lalu, berapa batas aman penggunaan minyak goreng?



Mengingat dampak dan bahaya yang dapat ditimbulkan, penggunaan minyak goreng bekas-pakai memang seharusnya dihindari. Meskipun begitu, beberapa orang atau pedagang makanan tetap berkeras untuk menggunakannya. Jika Gan- Sis salah satu yang ingin menggunakan minyak jelantah, maka terdapat beberapa hal yang harus Gan- Sis perhatikan. Yang pertama, amati minyak jelantah saat Gan- Sis memanaskannya di kuali untuk menggoreng. Jika asap langsung membumbung keluar dari minyak, segeralah hentikan pemakaian. Sebab, minyak tersebut telah dicemari oleh HNE (4-Hydroxynonenal) yang mengandung racun dan dapat dikaitkan dengan berbagai penyakit seperti Parkinson dan Alzheimer.Selain itu, jika warna minyak telah berubah drastis menjadi lebih kehitaman dan tampak lebih lengket, Gan- Sis harus pula menghentikan pemakaiannya. Intinya, pemakaian minyak jelantah sama sekali tidak disarankan, sebab lebih banyak bahaya daripada manfaatnya.

Bagaimana? Masih ingin menggunakan minyak jelantah setelah mengetahui risiko menggunakan minyak goreng berulang kali? Tentunya tidak, karena kesehatan Gan- Sis jauh lebih penting, bukan? Semoga bermanfaat!

emoticon-Toastemoticon-Toast emoticon-Toast


sumur : Go Dok


Jangan lupa buat didownload aplikasinya juga, ya! Karena Agan bisa langsung berkonsultasi tentang kesehatan diri dan keluarga dengan dokter Go Dok, yang tidak hanya ramah, tapi juga informatif dan membantu!

:welcome :welcome
0
1.4K
1
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan