efantastikAvatar border
TS
efantastik
Kepercayaan dan Penyesalan
Serpihan 1



Apa yang aku pikirkan. Aku telah melakukan kesalahan. Resah kurasa, linangan keringat ini membasahi seluruh tubuhku. Jantungku berdetak cepat tak terarah. Nafasku terengal lelah. 'Maafkan aku Rina, aku tak pernah bisa dan ada saat kamu membutuhkan aku' gerutuku dalam hati yang terus merasa bersalah. Air mataku mulai menetes secara perlahan tanpa kurasa.

"Kau salah memilih aku Rina. aku ini bodoh dan tak bertanggung jawab. Aku..." rasanya tak bisa melanjutkan apa yang ingin aku sampaikan. Nafasku terasa sesak dan sangat sesak. Dadaku terasa panas, seolah udara tak memberikanku pengharapan untuk bernafas. Linangan air mata ini bertambah deras sepersekian detiknya.

"Aku.. aku hanya mementingkan kebahagianku sendiri. Sedangkan aku membiarkanmu terus berharap padaku untuk selalu ada dikala kau lemah." Tak terasa pipi dan baju ini sudah basah dengan seluruh air mata, tapi aku tak memperdulikan itu.

"Seandainya aku... seandainya aku memenuhi permintaanmu, mungkin kejadian ini tak akan seperti ini," lanjutku dengan penuh rasa bersalah. Aku tak mempedulikan siapapun saat itu.

Dalam ruang tamu yang tak terlalu lebar, dengan ukuran 3x3 meter. Hanya di hiasi pigura foto yang hanya berukuran 10 R. Foto yang terpampang itu adalah foto Rina denganku. Aku kekasih yang sangat di cintainya. Tapi aku adalah lelaki bodoh yang tak pernah bisa menerima kepercayaannya sebagai kekasih. Ya, Rina mungkin adalah pelarianku. Mungkin rasa di hatiku hanyalah 25% saja untuknya selebihnya untuk seorang wanita yang mencampakkanku.

***

Bersambung... emoticon-Ngacir2

Baca juga karya lainnya

TERBIAS MASA

AKU BERBEDA

SEBUAH PILIHAN

BANGAU KERTAS MERAH
Diubah oleh efantastik 23-11-2017 12:34
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.7K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan