gatra.comAvatar border
TS
gatra.com
Potensi Bisnis Travel Terus Meningkat, OTA Terus Berbenah


Jakarta, Gatra.com - Meluasnya pengguna internet di Indonesia pada akhirnya mampu melahirkan pasar travel online. Pelaku bisnis Online Travel Agent (OTA) pun dituntut untuk terus berinovasi demi mendapat ceruk pasar bisnis travel yang diprediksi akan semakin tumbuh ke depannya.

 
Di sisi lain, sebagai salah satu negara pengguna smartphone terbesar di dunia, sebagian besar lalu lintas online berasal dari smartphone. Oleh sebab itu, pertumbuhan penggunaan aplikasi mobile sangat menjanjikan bagi pelaku segala macam bisnis di Indonesia. Termasuk bagi pelaku bisnis OTA seperti Tiket.com
 
Chief Communication & Co Founder Tiket.com, Gaery Undarsa mengatakan, dengan segala pembenahan, apalagi sejak diakuisisi oleh Blibli.com pada pertengahan tahun ini, Tiket.com terus memperkuat layanannya terutama melalui mobile apps. Pasalnya dari situlah transaksi terbesar didapatkan.
 
“Saat ini tiket.com telah diunduh oleh 4,3 juta pengguna, dan pada 2018 kami optimis mencapai 10 juta download. Karena sekarang revenue kami 50% nya berasal dari mobile apps,” ujarnya di Jakarta, Selasa (21/11).
 
Selain itu, lanjut dia, pembenahan lainnya yang Tiket.com lakukan adalah dengan perubahan logo serta penambahan beberapa fitur baru. Pihaknya ingin memberikan pengalaman yang baru kepada para traveler melalui aplikasi Tiket.com
 
“Tampilan logo baru tiket.com merupakan cerminan dari komitmen di mana kami ingin meningkatkan kualitas pelayanan, dengan aplikasi baru Tiket.com yang lebih mudah,” jelasnya.
 
Ia menuturkan lebih lanjut, pembenahan-pembenahan ini dilakukan juga untuk turut mendorong industri pariwisata tanah air. Dari catatan Kementerian Pariwisata, jumlah wisatawan nasional periode Januari-Oktober 2017 naik 1,97% dibanding periode yang sama sebelumnya.
 
Sektor pariwisata saat ini berhasil menjadi lima besar penyumbang devisa negara. Pariwisata juga mampu menjadi penyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan tenaga kerja. “Pariwisata peringkat ke empat penyumbang devisa nasional, sebesar 9,3%. Pertumbuhan penerimaan devisa tertinggi, yaitu 13%. Biaya marketing hanya 2% dari proyeksi devisa," ujar Menpar Arief Yahya dalam suatu kesempatan beberapa waktu lalu.
 
Di sisi lain, pariwisata menyumbangkan 10% PDB nasional dan merupakan nominal tertinggi di ASEAN. Pertumbuhan PDB pariwisata di atas rata-rata industri dengan spending US$1 juta atau PDB 170%, tertinggi di industri.
 
Sektor pariwisata merupakan penyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau 8,4%. Devisa dari sektor pariwisata pada 2016 sebesar US$13,568 milyar. Pada 2015, devisa dari sektor pariwisata sebesar US$12,225 milyar.  
Tahun 2019, industri pariwisata diproyeksikan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia yaitu US$24 milyar, melampaui sektor migas, batubara dan minyak kelapa sawit.
 
Dengan target kunjungan wisman 20 juta pada 2019, sektor pariwisata diharapkan mampu menghasilkan devisa hingga Rp 280 trilyun dan kontribusi terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 15%.
 
Tahun ini, pemerintah menetapkan target kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 13%, dan devisa yang dihasilkan sebesar Rp 200 trilyun. Penyerapan tenaga kerja sebanyak 12 juta, jumlah kunjungan wisman 15 juta, dan pergerakan wisnus 265 juta. Adapun indeks daya saing (WEF) berada di ranking 40, dari posisi saat ini di peringkat 50 dunia.

 
 
 
 
 
Reporter: Didi Kurniawan
Editor: Rosyid

Sumber : http://www.gatra.com/ekonomi/industr...terus-berbenah

---


- Generasi Milenial Lokomotif Pariwisata Global
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
311
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan