blizzard000
TS
blizzard000
Ombudsman Akan Buktikan Ada Preman di Tanah Abang
AMBARANIE NADIA KEMALA MOVANITA
Kompas.com - 23/11/2017, 13:31 WIB



KOMPAS.com/IHSANUDDIN Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana di Istana, Kamis (15/6/2017).

JAKARTA, KOMPAS.com -
Komisioner Ombudsman RI Adrianus Meliala akan membeberkan sejumlah bukti dan informasi bahwa preman di Tanah Abang benar-benar ada.

Hal ini untuk menjawab bantahan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung yang menyebut bahwa tidak ada preman di Tanah Abang.

"Gara-gara kemarin Lulung bilang Ombudsman apa lah, tidak ada oknum lah, maka besok kami akan buka sedikit bahwa ada yang namanya preman," ujar Adrianus di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/11/2017).


KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Komisioner Ombudsman RI Adrianus Meliala saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/11/2017).

Pembuktian tersebut rencananya akan dilakukan di kantor Ombudsman RI pada Jumat (24/11/2017).

Adrianus mengatakan, pihaknya akan menampilkan foto dan video terkait pemerasan dan pungli oleh preman dan oknum Satpol PP.

"Jangan kami yang dituding memberi keterangan salah," kata Adrianus.

Sebelumnya, Ombudsman RI menemukan dugaan praktik pungutan liar (pungli) yang dilakukan oknum anggota satpol PP.

Pungli itu disebut diserahkan dari preman kepada oknum anggota satpol PP.

Namun, Lulung menegaskan, tidak ada preman di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Menurut dia, kasus kriminal seperti perampokan dan pencopetan tidak banyak terjadi di Tanah Abang. Hal tersebut membuktikan tidak adanya premanisme di Tanah Abang.

"Kalau pencopetan satu atau dua, di (Pasar) Senen juga ada, tetapi yang sifatnya massal saya yakin enggak ada," ujar Lulung.

Lulung pun menantang Ombudsman untuk melakukan investigasi perihal pungli oleh preman dan oknum Satpol PP.


Kompas.com/Sherly Puspita Pedagang kaki lima (PKL) mengokupasi jalur pedestrian Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2017).

Menurut dia, biasanya yang disebut preman justru kepala kelompok pedagang di sana yang mengurus kebutuhan pedagang.
Ia menilai, orang tersebut tidak masuk dalam kategori preman.

"Pedagang punya kewajiban tertib enggak? Punya dong. Harus ada kepalanya enggak? Harus dong, kepala kelompok pedagang namanya. Punya kewajiban bersih enggak? Punya dong. Siapa petugasnya? Pedagang? Enggak bakal," kata Lulung.

Ucapan Lulung berbeda dengan pernyataan Camat Tanah Abang Dedi Arif Darsono. Bahkan, mereka terdiri dari beberapa kubu.

Hal itu ia ketahui berdasarkan pendataan pedagang kaki lima (PKL) Pasar Tanah Abang yang rutin dilakukan.

"Kami data para PKL. Kami tanya, kok, bisa jualan di sini. Mereka jawab si ini si itu (preman) yang ngizinin, jadi banyak (preman di Tanah Abang)," kata Dedi.



Penulis: Ambaranie Nadia Kemala Movanita
Editor: Sandro Gatra


KOMPAS
0
15.3K
114
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan