fajriymAvatar border
TS
fajriym
Begini jadinya kalau agan ga makan selama 14 hari!

Assalamualaikum, guys.
Setelah sekian lama ngaskus, baru kali ini ane bikin trit lagi nih.
Tanpa ba-bi-bu langsung aja masuk ke cerita karena ane yakin 80% kaskuser males baca opening di setiap trit emoticon-Malu

:: FYI ::
Bahasannya agak panjang gan, tapi Insyaa Allah ada ilmu dan pelajaran yang bisa didapat.
Mending gelar tiker dan seduh kopi dulu emoticon-coffee



Judul di atas benar-benar saya lakukan. Selama 14 hari saya tidak makan tapi hanya minum air putih. Banyak orang mengernyitkan dahi dengan apa yang sudah saya putuskan. Teman dekat saya cukup shock dan berusaha memberikan alasan agar saya mengurungkan niat. Terakhir teman saya justru bilang saya kepala batu karena tetap pada pendirian. Satu dari teman saya juga minta bukti-bukti bahwa apa yang saya lakukan pernah dimuat di jurnal ilmiah yang punya impact factor. *hff*
Teman dekat saya yang meragukan akhirnya cukup tak bisa berkata apa-apa ketika saya tunjukkan jurnalnya. Ketika melakukan, saya tidak mau berdebat dan butuh energi positif. Buat saya, dukung atau just be silence! Tetangga flat saya yang orang Ukraina justru uring-uringan, ketika tahu bahwa saya sudah melakukannya. Dia mengatakan hanya orang ‘bodoh’ dan melawan kehendak alam yang melakukan hal seperti itu. Ini dikatakan setelah saya refeeding hari keenam, “Semua yang ada di alam ini ya untuk dimakan. Itu alamiah!”, ujarnya.

Sebelumnya pada tanggal 23-24 Desember 2013, eczema atau eksim yang sudah divonis dokter sejak 3 tahun lalu kambuh lagi. Dan kali itu, yang terparah sejak 3 tahun. Namun, sejujurnya penyakit saya tidak hanya eksim saja. Ada beberapa penyakit yang sering mampir, mulai dari urusan pencernaan, migrain, punggung dan pinggang yang sakit silih berganti, kolesterol, hemoroid, dan fatigue. Di daerah pencernaan bisa dibilang sudah beberapa tahun terakhir faeces saya cenderung cair. Belum lagi secara keturunan, mulai dari kakek buyut saya dari pihak ayah ataupun ibu punya sejarah kanker di daerah pencernaan atau daerah lain, sehingga sudah semestinya saya berhati-hati. Hanya satu orang di keluarga kami yang benar-benar punya pola hidup sehat, yaitu Buyut putri dari pihak ibu yang memang adalah strict vegan. Di usianya yang menjelang 100 ketika itu beliau masih jalan-jalan setiap pagi, memasak, dan tidak mengalami dementia alias pikun. Bahkan beliau mengatakan kalau tidak bergerak sama sekali, malah sakit semua.

Sejak kedatangan saya ke Polandia tanggal 5 Desember 2013 tubuh saya bisa dibilang jauh dari fit. Saya drop. Saya sering pusing. Padahal saya sudah melalui masa jetlag. Stamina saya mendadak terus dibawah, tak bisa konsentrasi dan tak bisa melakukan apa-apa. Stress dengan semua deadline yang harus saya kerjakan sebelum tanggal 7 Januari membuat saya jadi gampang uring-uringan. Ditambah problem pencernaan bukan hanya pada masalah kepadatan faeces, tetapi masalah BAB di pagi hari yang bisa jadi saya sampai tiga kali. Belum lagi juga urusan gas yang menyertai BAB yang sangat menganggu (bisa jadi orang lain dan tetangga juga terganggu hehehe). Sebelumnya, dan entah mulai kapan, saya nyaris tak pernah merasakan bangun tidur benar-benar fit.

Eksim yang saya derita sejak 3 tahun lalu ini timbul tenggelam munculnya. Saya sebenarnya menyadari bahwa eksim tidak pernah benar-benar bisa disembuhkan karena ada faktor genetik, lingkungan dan juga pola makan. Yang bisa saya lakukan memang hanya mengontrol. Namun apapun, tidak habis-habisnya saya berobat ke dokter spesialis kulit baik itu di Indonesia maupun di Polandia. Uang yang saya keluarkan untuk berobat juga sangat menguras kantong. Tapi apa hasilnya? obat dokter hanya mampu menyembuhkan selama sebulan atau maksimal dua bulan. Terakhir saya pergi ke dokter spesialis kulit di Polandia, saya serahkan semua komposisi obat yang pernah diberikan oleh dokter lain mulai dari dokter di Indonesia hingga Polandia. Dari dokter tersebut, saya tahu, bahwa sebagian kecil dari dokter yang lain tadi, ternyata pernah memberikan corticosteroid, padahal corticosteroid tidak bisa digunakan dalam jangka waktu lama.

Biaya yang saya keluarkan untuk membeli obat dari dokter-dokter polandia pun harganya berkisar antara 800 ribu hingga 1,2 juta hanya untuk satu salep, jika dikurskan rupiah.

Di Indonesia tak hanya obat dari resep dokter yang pernah saya coba, bahkan obat-obat “nyeleneh”, atas saran teman, seperti minyak kalajengking, minyak kobra, pernah saya gunakan. Tokek pun pernah saya konsumsi. Jangan geli. Waktu itu pikiran saya hanya satu, saya hanya ingin sembuh. Minimal hilanglah bekasnya.

Apapun, dokter terakhir di Polandia membuat saya banyak berharap, bahwa eksim saya akan sembuh. Beliau memberikan obat yang bukan corticosteroid tentunya. Ini obat termahal yang saya beli, yang tadi saya bilang, 1,2 juta rupiah jika dikurskan. Dan akhirnya eksim saya sembuh.

Namun apa yang terjadi 2 bulan kemudian? Eksim saya kambuh lagi. Dan kambuh yang terakhir adalah tanggal 23 desember. 24 desember adalah gatal terparah yang pernah saya rasakan dalam hidup. Salah satu penyebab eksim selain karena genetik, seperti yang saya bilang, adalah juga alergi terhadap makanan, kekebalan tubuh yang katanya berlebihan, dan ternyata juga stress. Saat 24 desember, Saya nyaris tidak bisa berdiri karena gatal yang luar biasa. Saya gunakan es untuk menahan gatal, tapi es kemudian hanya bertahan beberapa menit, dan kemudian gatal menyerang lagi. Kulit saya menjadi tebal setebal-tebalnya. Yang tertebal dari yang pernah saya lihat sejak divonis Eksim.

Lain hal sudah seminggu lebih kondisi tubuh saya juga drop dan fatigue.

Saya kemudian mencari informasi di internet. Saya mencari dengan kata kunci how to cure eczema effectively? Saya membaca artikelnya satu persatu. Dan kemudian saya menemukan water fasting atau juice fasting. Entah kenapa saat itu saya lebih tertarik dengan water fasting. Dari sana saya tahu beberapa orang melakukan water fasting selama 3, 5, 7, 14, hingga 21 hari.

Yang benar saja water fasting 14 bahkan 21 hari? Darimana kemudian energi bisa kita dapat kalau tidak makan? Saya kemudian membaca artikel ini satu persatu dengan teliti, mulai dari sejarahnya, resiko untuk beberapa orang tertentu, program diet paska water fasting, pro kontranya, hingga testimoninya. Dan saya tak peduli dengan kontranya. Hari itu juga kemudian saya memutuskan untuk water fasting selama 14 hari dimulai tanggal 25 desember.

Sebelum benar-benar bulat memutuskannya, saya tiba-tiba teringat teman yang juga seorang peneliti di bidang biologi yang bekerja di PAN atau LIPI-nya Polandia. Saya meminta nasehatnya. Kebetulan rekan saya ini pernah meneliti berbagai jenis puasa. Dia bilang semua jenis puasa itu sehat, baik itu juice fasting, water fasting ataupun intermitten fasting. Khusus untuk water fasting, dia mewanti-wanti bahwa melakukan water fasting lebih dari 3 hari mesti dengan supervisi. Lain hal yang dia tekankan adalah refeeding paska water fasting adalah SANGAT kritis dibandingkan water fasting-nya sendiri. Saya memastikan ke rekan saya bahwa apa yang saya lakukan adalah benar. Lain hal karena puasa saya sebenarnya tanpa supervisi -DAN INI SANGAT TIDAK DISARANKAN PADA ANDA-, saya tetap membutuhkan konsultan yang ahli di bidangnya, yang bisa saya hubungi untuk mengetahui apakah yang terjadi pada saya normal ataukah tidak.

Sedikit tambahan informasi, rekan saya ini juga pernah meneliti soal puasa ramadhan atau yang biasa disebut sebagai intermitten fasting. Dia mengatakan puasa ramadhan secara teoritik seharusnya sehat, tapi apa yang dilakukan sebagian besar orang yang jadi partisipan risetnya justru tidak sehat, bukannya detoks tapi justru banyak memasukkan racun dan jadi penyakit baru. Kenapa? Karena pada saat berbuka, orang justru rakus untuk makan apa saja. Bahkan menu-menunya pun berlemak dan susah di cerna oleh tubuh. Komposisi makanan dan minuman tidak diperhatikan. Organ pencernaan yang susut karena tidak makan selama beberapa jam, dipaksa untuk melahap makanan yang begitu banyak dan tidak mudah tercerna. Yang ada justru jadi penyakit dan toxic. Sayang, seharusnya ramadhan adalah saat yang tepat untuk detoksifikasi.

Semua keterangan rekan saya yang ahli biologi dan artikel yang saya baca terkait water fasting, membuat saya percaya bahwa ini adalah jalan yang mesti saya lakukan. Saya memutuskan untuk nekad melakukan 14 hari tanpa supervisi -DAN INI SANGAT TIDAK DISARANKAN PADA ANDA-, walau tetap dengan bimbingan ahlinya. Tapi pun saya tahu diri, bila terjadi indikasi yang tampaknya berbahaya pada diri saya pada saat puasa, saya akan segera menghentikannya.

_______


Saya memutuskan untuk membuang semua deadline pekerjaan yang sedianya harus saya serahkan tanggal 7 Januari 2014. Apapun, selama saya sekolah hingga kerja, saya selalu mendedikasikan diri yang terbaik untuk pekerjaan yang saya punya. Sekarang saatnya saya mesti memperhatikan diri dan apa kebutuhan tubuh saya. Saya sering makan tidak teratur dan begadang untuk menyelesaikan deadline. Tubuh saya menjerit tapi saya tidak mau dengar.

Saya buang jauh-jauh dari kepala saya bayangan soal Dominika (supervisor saya), permintaan rekan dari portugal Joao Faria untuk menyelesaikan plan joint research, atau deadline dari editor jurnal yang mesti saya perbaiki. Saya buang mereka jauh-jauh. Saya tidak mau mereka mengganggu dalam kepala saya. Saya ingin bed rest dan saya ingin fokus ke hidup baru. Saya menulis email dan menjelaskan sedikit keadaan saya (tanpa menyebutkan water fasting) dan meminta perpanjangan hingga akhir januari atau pertengahan februari. Selanjutnya Email tak pernah lagi saya buka, dan baru niat saya buka setelah saya selesai menjalani puasa. Selama hidup, belum pernah saya punya panggilan untuk memulai hidup sehat seperti itu. Lain itu, beberapa testimoni mengatakan bahwa water fasting akan membuat orang seperti terlahir baru dan mereduksi stress bila benar-benar niat melakukannya.

Ketika melakukan water fasting itupun memang sangat disarankan bagi kita untuk lebih banyak beristirahat dan tidak beraktivitas. Tidur dan berbaring adalah hal yang paling tepat untuk dilakukan untuk memaksimalkan detoksifikasi.

Singkatnya, inilah yang terjadi pada saya selama 14 hari water fasting. Tulisan dibawah ini saya tulis aktual. Jika dibawah ditulis pada hari kedua misalnya, maka itulah yang saya tulis seketika pada malam hari kedua.

_______


Quote:


LANJUTANNYA DI BAWAH GAN!!!
Sruput kopi dulu sebelum lanjut baca emoticon-coffee
Diubah oleh fajriym 26-11-2017 02:34
nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
74.7K
533
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan