skydavee
TS
skydavee
Yuk, Kenali Diri Sendiri Sebelum Mengenal Orang Lain


Siapa yang tak mengenal Bill Gates? Saya yakin banyak yang kenal. Beliau adalah salah satu orang terkaya di dunia. Selain kaya, Om Bill juga dikenal sebagai sosok yang humble. Kaya, tapi nggak sombong.

Kalau masih belum ada yang kenal, saya coba kasi contoh lagi. Kenal gak sama Pak Setnov? Gak kenal juga? Coba benturin deh kepala kalian ke tiang listrik pake nada C A minor D minor ke G ke C lagi, A minor D minor ke G ke C lagi, A minor D minor ke G ke C lagi. Kali aja bisa ngebantu. emoticon-Peace

Kalau Madison Morgan kenal? Ameri Ichinose? Pasti kenal kan? Jikalau masih gak kenal, berarti kurang nakal.emoticon-Mad

Setelah mengenal beberapa orang yang saya sebutkan diatas, dimana mereka terdiri dari berbagai macam profesi, mulai dari pebisnis, politikus sekaligus aktor, dan artis-artis termiskin didunia, karena senang syuting tanpa busana.

Sekarang pertanyaan selanjutnya adalah: "Sudah kenalkah dengan diri kita sendiri?" Sejauh apakah kita ini mengetahui segala sesuatu tentang diri kita? Mungkinkah orang lain justru lebih mengenal siapa kita dibandingkan diri sendiri?

Berikut beberapa hal yang bisa dijadikan parameter, sejauh apa kita mengenal diri kita dengan baik.

1. Saat Kita Mendapatkan Cobaan atau Tekanan
Spoiler for Harap bersabar... Ini ujian:


Tampaknya sedikit ribet. Apa korelasinya antara cobaan dengan mengenal diri sendiri kawan?

Pada momen tertentu, seseorang akan menampakkan jati dirinya yang sesungguhnya. Bila selama ini yang tampak dipermukaan adalah hal yang senantiasa dicoba untuk ditutupin, maka ketika adanya cobaan, masalah atau tekanan pada seseorang, disitulah tampang aslinya bakal keliatan.

Disaat masalah melanda, sebenarnya Tuhan sedang mengenalkan kita pada diri kita yang sebenarnya. Bagaimana respons kita dalam menanggapi sebuah permasalahan, itulah kita yang sesungguhnya.

Pastilah, kita sering terjebak dengan pembawaan manusia yang kalem dan super lembut. Namun, saat ujian melanda, watak yang kerap ditampilkan luntur dan berganti bak singa padang pasir yang sudah berbulan-bulan menahan hasrat syahwat pengen kahwin. Meraung-raung sampai terdengar antar kelurahan antar kampung.

Jadi, bersyukurlah disaat Tuhan dengan segala kebaikanNya, memberi kita serangkaian ujian dan cobaan. Tujuannya tak lain dan tak bukan supaya kita lebih mengenal diri kita sendiri.

Momen seperti ini, adalah sebuah isyarat alam, isyarat dari Tuhan, diantara berjuta-juta kebetulan atau coincidence, agar kita lebih peka dan menyadari siapa diri kita.

2. Ketika Berdialog dengan Tuhan
Spoiler for Semacam ilustrasi:


Pada saat melakukan ibadah, entah apapun agama dan kepercayaan kita, pastilah kita pernah mengajak Tuhan berdialog. Minimal minta ini dan itu. Atau paling tidak, minta dosa-dosanya diampuni.

Dalam proses ini, selain ritual ibadah sesuai tuntutan agama masing-masing, luangkan waktu sejenak untuk berkontemplasi. Saya yakin, dengan cara ini, kita akan menyadari betapa kecilnya kita ini. Jika sudah menyadari, kita akan sedikit lebih paham siapa diri kita.

Tapi manusia itu kadang begitu. Kalau lagi seneng aja, Tuhan dilupakan. Giliran suntuk dan lagi emosi, malahan Tuhan pengen digugat.

Pernah denger gak ada manusia mau gugat Tuhan? Coba lah, mahluk jenis apaan gerangan itu? Syukurlah Tuhan itu gak baperan. Diputer dikit tuh moncong, habis dah!

3. Ketika Terjadi Hal yang Tiba-tiba atau Tak Terduga
Spoiler for Kejadian tak terduga kira² kek gini:


Tak usah membayangkan hal-hal besar apalagi aneh didalam pikiran. Misalkan menanggapi sebuah kejadian, kok bisa ya mobil mehong seharga setengah milyard airbag-nya gak keluar saat kecelakaan. Nggak usah! Kurang kerjaan itu.

Saya kasi contoh yang sangat sederhana sekali, seperti tanpa sengaja kita menjatuhkan gelas. Pyarr!!! Pecah.

Nah, respons kita pertama kali dalam menyikapi kejadian tersebut pastinya beragam. Ada yang reflek mengucapkan kata Oh My God. Ada yang sekonyong-konyong bilang Sialan, atau seperti saya yang biasa ngomong djancoxdan sebagainya. Jangan ditiru ya?

Perhatikan pada saat situasi tersebut, apa yang kita katakan, perasaan kita, sikap dan perbuatan kita. Tentu saja, kita pasti tahu mana pembendaharaan kata yang baik dan yang buruk. Amati polanya, dan disitu kita akan mengenal siapa diri kita.

4. Ketika Kehilangan Sesuatu
Spoiler for Kehilangan sprti ini yg gak bikin sedih:


Momen ketika kita kehilangan sesuatu ternyata bisa dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui tentang diri kita.

Kehilangan itu bisa bermacam-macam. Mulai dari hal yang kecil seperti kehilangan sandal di kos-kosan, atau kehilangan pacar yang ditelikung teman. Akhirnya ditinggal duduk dipelaminan. Datang cuman sebagai undangan. Hancur...cur...cur deh dunia persilatan.

Sama halnya dengan poin keempat, coba perhatikan bagaimana respons kita dalam menanggapi masalah tersebut.

Mungkin, jika kehilangan sandal, daripada ribut menyalahkan bani taplak atau bani serbet sebagai pelakunya, mending bilang, "ya sudahlah".

Jika yang hilang itu pacar, mungkin dalam hati gak terima dan datang ke undangan sambil bawa orang baru yang diakui sebagai gebetan.

Walah, melas banget gan! Semoga dijauhkan dari segala godaan syaitan? Takutnya kebablasan jadi edan.

Nah, sikap dan perbuatan kita ini, perlu dilihat polanya. Jika konsisten dalam merespons, itulah sejatinya diri kita.

5. Saat Mendapatkan Sesuatu
Spoiler for Semacam ilustrasi mendapatkan pekerjaan:


Meski poin ini tidak lah seakurat pada tema musibah dan kehilangan, namun, dapat juga dijadikan sebagai pengenalan terhadap diri sendiri.

Jadi, saat mendapatkan sesuatu, dimana hal ini cenderung pada hal yang menyenangkan, maka respons kita dalam menanggapi bisa biasa saja, kaget, atau bersyukur atas karunia yang sedang kita terima.

6. Ketika Tidak Terjadi Apapun
Spoiler for Gini ini jadinya kl nunggu doi kelamaan:


Maksud dari poin ini adalah suatu kejadian saat semua sama dalam rentang waktu yang lama.

Contoh paling mudah adalah ketika kita sedang menunggu. Apalagi nungguin emak-emak millenial belanja di mall. Rasanya susah untuk diungkapkan.

Karena apapun topik dan alasannya, menunggu emang bisa mengundang amarah.

Lalu, bagaimana sikap dan perasaan kita menanggapi hal ikhwal kejadian ini? Apakah akan bersabar, mengeluh atau malahan ngambek?

Jika pola yang kita lakukan konsisten, itu lah siapa kita. Mungkin saat menunggu kita bisa melakukan hal-hal positif lainnya.

Demikianlah hal-hal yang bisa mengantarkan kita kepada pengenalan terhadap diri sendiri.

Sebab manusia itu berbeda-beda, otomatis urutan dari beberapa poin yang saya sampaikan juga bisa berbeda dalam hal mengenalkan diri kita.

Ada yang merasa mengenal dirinya saat kehilangan. Ada pula yang baru tahu siapa dirinya ketika terjadi hal-hal diluar dugaan. Atau lebih mengenal dirinya saat berdialog dengan Tuhan.

Setelah beberapa poin seperti yang saya sampaikan diatas kita lalui, harapannya kita bisa lebih mengenal siapa diri kita ini.

Karena bagaimanapun, gak lucu banget jika kita ini justru lebih mengenal orang lain, dibandingkan diri sendiri.

Giliran disuruh menilai dan melihat orang lain, seolah-olah kenal baik luar dalamnya. Kok bisa? Diri sendiri yang sekian tahun dibawa makan, tidur, pipis, buang air besar dan lain-lain, malah gak paham.

Sebagai test, coba buat 10 daftar kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Jika bisa menyelesaikan dalam waktu kurang dari 1 menit, kita memang sudah mengenal diri sendiri.

Jika tidak, berhentilah untuk menilai orang lain seakan-akan kita mengenalnya lebih dari orang itu sendiri.

Saya ini siapa?...emoticon-Ngacir

©Skydavee

Sumber gambar: google
Referensi:
1. rudicahyo.com/inspirasi-insert/melalui-cobaan-kita-lebih-mudah-mengenali-diri-sendiri/
2. rudicahyo.com/psikologi-artikel/5-situasi-yang-memudahkan-mengenali-diri-sendiri/
Diubah oleh skydavee 24-11-2017 03:55
0
21.8K
145
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan