omdikenyotomAvatar border
TS
omdikenyotom
rawabi,kota di palestina yg serba mewah
DENGAN jalan raya yang luas, pusat belanja modis, dan amfiteater bergaya Romawi, Kota Rawabi yang baru dibangun di Palestina ialah puncak dari mimpi panjang puluhan tahun bagi pengembang Bashar al-Masri.

Pengusaha Palestina-Amerika Serikat tersebut telah berjuang untuk mengatasi rintangan Israel, kritik dari komunitasnya, dan ketidakstabilan politik untuk mengubah proyek senilai US$1,4 miliar di Tepi Barat itu menjadi kenyataan.

Sejauh ini, hanya sekitar 3.000 orang yang tinggal di deretan menara krem yang masih asli. Pekerjaan dimulai dari nol di bukit-bukit tandus di utara Ramallah hampir satu dekade yang lalu di kota yang dibangun seluruhnya oleh orang-orang Palestina.

“Rawabi, terutama dalam empat atau lima bulan terakhir, telah menjadi tujuan semua orang Palestina,” tegas Masri, 56.

Setiap bulan, lanjutnya, setidaknya 100 ribu warga Palestina berkunjung dan kagum.
Tempat itu menawarkan pusat olahraga yang ekstrem dan amfiteater berkapasitas 15 ribu tempat duduk dengan gambar raksasa bintang hiburan Arab dan Barat tergantung di setiap sisinya, sementara bioskop dan kilang anggur akan dibangun.

Masri menegaskan kota itu berdiri karena ada kebutuhan. Dia juga menegaskan warga Palestina-lah yang akan menentukan apakah proyeknya akan berhasil atau tidak.

“Saya tidak tahu siapa yang memutuskan apa yang diinginkan orang Palestina. Apakah Israel? Dunia? Kita memutuskan untuk diri kita sendiri apa yang kita inginkan dan tidak semua dari kita menginginkan hal yang sama,” tegasnya.

“Orang-orang Palestina pantas mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Kita seharusnya tidak ditindas karena kita hidup di bawah pendudukan,” tegasnya.

Saed Abu Fkheida dan istrinya hanya berbelanja merek internasional seperti Max Mara, Juicy Couture, Armani Jeans, dan Lacoste di Mal Q Centre yang ramping, dibangun seperti kota lainnya dengan bantuan dana dari Qatar.
Sementara itu, banyak toko masih harus diisi

sekitar enam bulan setelah kompleks perbelanjaan dibuka. Fkheida mengaku terkesan dengan fasilitas yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di Tepi Barat.
“Semuanya tersedia di sini di satu tempat. Ada baju, mainan,” katanya. “Di Ramallah, Anda perlu mengunjungi beberapa tempat untuk menemukan yang Anda cari.” (AFP/Anastasia Arvirianty/I-2)

barbuk krn link lupa simpan:

0
14.5K
141
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan