daengsileleAvatar border
TS
daengsilele
SENI MENIKMATI KOPI



Kopi telah menjadi salah satu minuman wajib sebagian besar masyarakat. Tak hanya tentang dua sendok bubuk hitam yang dicampur dengan gula atau susu, kopi telah menjadi bagian dari budaya, sosial, ekonomi, bahkan politik. Di kampung manapun tanah Indonesia, punya kopi beserta rasa khasnya. Di warung kopi apapun kita mampir menyeruputnya, selalu menemukan nuansa kekeluargaan, persahabatan, dan pembicaraan dari urusan kopi sang penjual hingga kopi sang presiden.

Menikmati kopi sehubung dengan filosofinya. Umumnya menurut orangtua kita, kopi asli itu yang benar benar tanpa campuran. Pun bila pakai gula, seperlunya untuk menahan rasa pahitnya, sebab dalam pahit itulah nilai sesungguhnya. “Ada nikmat dalam pahit. Ada rasa bahagia dalam pahit. Seperti juga hidup, kadang pahit yang terasa berujung nikmat, dan kita pun percaya bila Tuhan selalu ada.” Penikmat kopi dengan susu pun tak kalah berargumen, “Kopi dan susu adalah wujud pertemuan perjuangan hidup dan manisnya hasil yang diraih. Menikmatinya bersamaan adalah bentuk rasa syukur yang mendalam.”

Secara garis besar kopi dibagi dalam empat kelompok: Arabika (arabica), Liberika (liberica), Robusta (connephora), dan Excelsa (Dewevrei). Di Indonesia sendiri sangat banyak jenis kopi dan menembus pasar dunia. Bahkan satu diantara alasan datangnya berturut turut Portugis, Inggris, dan Belanda ke Nusantara, karena kopi. Tak salah jika menjadi penghasil kopi terbaik keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.

Dari 9 jenis kopi arabika, 6 di antaranya ada di Indonesia. Tumbuh dengan subur di ketinggian 750-1.500 meter dari permukaan laut (dpl) pada suhu 15-18 derajat celcius. Sembilan kopi paling populer itu:
1) Kopi Gayo. Arabika. Tumbuh subur dan berproduksi di daratan tinggi Gayo, Aceh Tengah. Menurut kajian internasional, kopi arabika gayo mempunyai rasa paling khas dan disukai dibandingkan kopi arabika yang di tanam di tempat lain.
2) Kopi Toraja. Arabika dan Robusta. Dari pengunungan Toraja daerah Sulawesi Selatan. Dari kesuburan tanah ini, dua jenis kopi terbaik dunia hadir. Memiliki keasaman yang tinggi dengan cita rasa tanah. Perbedaannya, pada kafein yang di hasilkan. Menariknya, rasa pahit tak lama dilihat, sesaat kemudian hilang.
3) Kopi Kintamani. Arabika. Dari daerah Kintamani, salah satu pesona wisata Pulau Bali. Cita rasa bercampur dengan rasa buah, asam, dan segar. Hal ini dikarenakan budaya setempat menanam kopi yang bercampur ragam sayuran
4) Kopi Flores. Arabika. Beraroma buah dan tembakau. Tumbuh subur di daerah vulkanik dari gunung berapi.
5) Kopi Jawa. Arabika. Beraroma rempah-rempah. Umumnya melalui proses giling basah. Pegunungan Ijen Banyuwangi salah satu sumber utama Kopi Jawa yang terbaik. Dikenal dunia sejak abad ke 17, salah satu alasan Belanda menjajah sangat lama di Jawa.
6) Kopi Lanang. Arabika dan Robusta. Super dari Kopi Jawa, sehingga lebih banyak yang dikirim ke Ratu Belanda di jaman kolonial. Harga lebih mahal. Kopi berbentuk bulat, tunggal, tak ada belahan di tengahnya.
7) Kopi Wamena. Robusta. Tumbuh subur di Pegunungan Aamena, Papua. Aroma khas dari bahan organik alami, original, tanpa ampas, tanpa rasa asam di lidah.
8) Kopi Sidikalang. Robusta. Pesaing utama kopi Brazil. Tekstur kopi sangat halus. Tumbuh di Kalimantan.
9) Kopi Luwak. Rajanya kopi Robusta. Dianggap terbaik dan termahal di dunia. Banyak tumbuh di Jawa dan Sumatera.

Dan masih sangat banyak kopi khas lainnya, sebab ke mana saja kita pergi tanah Indonesia, di sebuah kota atau kampung, akan selalu ada cerita menarik tentang kopi khas di tempat itu.

Belum pecinta kopi kalau belum tahu seni meminumnya. Kalimat yang kerap dilempar peminum kopi. Bagaimana ragam seni menikmatinya?

Wadah Kopi
Minum kopi yang direkomendasikan hanya dengan tiga wadah; gelas kaca, cangkir, atau gelas besi. Tujuannya agar panas dalam kopi tetap bertahan. Menutup kopi saat tidak minum sangat baik. Kopi yang bertahan panas akan selalu bersama aroma dan rasa terdalamnya. Paling tidak dibolehkan oleh peminum kopi menggunakan wadah berbahan plastik. Bahan ini merusak panas, membaui aroma kopi, menggangu cita rasa.

Aroma Kopi
Aroma kopi sangat penting bagi pecintanya. Itu sebabnya setiap kopi dihidangkan tak langsung diseruput. Kehangatan dan aroma yang keluar dari bibir gelas dihirup sebelum mulai mengaduk kopi. Bau kopi di sebuah warung, dapat ditebak oleh penikmatnya jenis kopi apa di dalamnya. Bahkan banyaknya pun, sebab aroma memberi gambaran kekentalan dan jenisnya.

Mengaduk Kopi
Biarkan kopi diaduk oleh peminumnya. Bukan oleh yang menghidangkan, sebab tak semua penikmat sama cara mengaduk. Setelah menghirup aromanya, paling baik meminum dengan sendok sebelum diaduk. Satu dua sendok akan menunjukkan rasa asli kopi tanpa campuran. Bahkan banyak penikmat kopi tak ingin kopinya dicampur langsung dengan gula atau susu atau cream. Ingin dipisahkan dan akan mencampur sendiri sesai rasa lidah. Cara mengaduk pun berbeda beda. Tak semua penikmat kopi mengaduknya dengan memutar banyak banyak sendok apalagi bolak balik. Ada juga yang yakin diaduk satu arah dengan tidak memutar, ada pula yang tiap akan diseruput diaduk lagi.

Meminum Kopi
Inilah bagian paling penting bagi seorang penikmat kopi. Setelah mencicipi satu dua sendok, barulah kemudian diaduk, lalu diseruput. Seruput pertama tak langsung banyak, semacam mengetes lidah dan kerongkong. Membangun sugesti kedalaman nikmat dan kesiapan perut mendapat pahit yang khas. Soal meminum kopi, banyak orangtua kita di atas 50 tahun tak suka dicampur dengan susu. Gula pun sebatas rasa tak sangat pahit. Menurut mereka; “Minum kopi itu ya merasakan kopinya, bukan gulanya apalagi susu.”

Nah inilah beberapa seputar menkmati kopi. Anda juga suka ngopi? Bagaimana seni meminum kopi anda?

Fahruddin Achmad
Penikmat Kopi
Diubah oleh daengsilele 20-11-2017 09:22
0
16.3K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan