gatra.comAvatar border
TS
gatra.com
Ambisi Indonesia Jadi Pusat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah pada 2024


Surabaya, Gatra.com - Kue bisnis di industri halal dan keuangan syariah global sangat menggiurkan. Berbagai negara berlomba-lomba menjadi pemain di sektor ini. Mengacu pada data Global Islamic Index, Thomson Reuters, potensi ekonomi dan keuangan syariah dunia diperkirakan mencapai US$ 6,38 triliun hingga 2021. Jumlah ini naik signifikan dari catatan 2015, yaitu sebesar US$ 3,84 triliun.
Yang tertarik terjun di industri ini bukan cuma negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim, tapi juga negara-negara non muslim. Thailand misalnya. Negeri gajah putih ini punya target ambisius menjadi produsen makanan hala terbesar di dunia. Slogannya Halal Kitchen of The World.
Jepang membangun banyak fasilitas yang ramah turis muslim seperti membangun tempat ibadah bagi umat Islam maupun rumah makan halal. Australia saat ini menjadi eksportir daging halal terbesar. Tiongkok adalah eksportir fesyen muslim di Timur Tengah. Lalu di mana posisi Indonesia?
Dalam kancah global Indonesia selalu masuk peringkat 10 teratas dalam industri keuangan syariah. Sayangnya, sebagai pasar terbesar bagi produk halal, bukan produsen. Negara kita merupakan pasar utama produk halal domestik, yang juga menduduki peringkat pertama dalam pasar global, telah mencapai US$ 160 miliar.
 
                    Posisi Indonesia dalam Industri Halal Global:




Industri


2015


2021


Nilai Industri di Indonesia


Ranking Konsumen


Ranking Produsen




Halal Food


1,17 T


1,91 T


160 M


1


-




Islamic Finance


2 T


3,46 T


20 M


10


10




halal travel


150 M


240 M


10 M


5


-




Halal Fashion


240 M


370 M


10 M


5


-




Halal Media & Recreational


190 M


260 M


10 M


6


-




Halal Pharmacy & Cosmetics


80 M


130 M


10 M


4


8




Total


3,84 T


6,38 T


220 M


 


 




 
“Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar di dunia mengenai kebutuhan halal. Dari makanan, fesyen hingga kosmetik. Tahun 2015 misalnya pernah diestimasi jumlah kebutuhan-kebutuhan itu hampir Rp 3000an triliun,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Wijoyo pada gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), Rabu (8/11) di Surabaya.
ISEF adalah hajatan rutin BI sejak 2014. Tema kali ini bagaimana mempercepat ekonomi dan keuangan syariah. Tidak hanya untuk mendorong ekonomi di level nasional maupun global, tapi juga membuat perkembangan ekonomi secara inklusif sekaligus tahan terhadap berbagai egjolak.
Tema ini sejalan dengan momentum mulai dilakukannya koordinasi secara nasional dalam Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang dibentuk presiden pada 27 Juli lalu. Komandonya langsung di bawah presiden dengan tugas mengkoordinasi, mengintegrasikan dan mengakselerasi berbagai program-progam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
“Rangkaian kegiatan ISEF 7-11 November 2017 ini memang bagaimana ada kolaborasi dan koordinasi. Ini harus kerja bareng kita bersama, tidak hanya BI,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia bergegas mengerjar ketertinggalan. Salah satunya melalui implementasi UU No. 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal pada tahun 2019. Presiden juga membentuk KNKS pada 27 Juli lalu melalui Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2016 tentang Komite Nasional Keuangan Syariah. Komite ini bertugas sebagai koordinator untuk mewujudkan keuangan dan ekonomi syariah. Pemerintah telah meluncurkan Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (Masterplan AKSI) di sela acara World Islamic Economic Forum (WIEF) pada 2016. Nantinya KNKS akan mengawal AKSI.
Target ISEF bagaiamana mengakselerasi Indonesia menjadi pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah pada 2024. Ini tidak hanya menjadi komitmen nasional, tapi juga harus jadi program terintegrasi dan terkoordinasi di berbagai program-program kementerian/lembaga serta otoritas dan kelompok pegiat syariah.
Sasaran lainnya mempercepat perwujudan jejaring aktivitas ekonomi halal yang terintegrasi atau halal supply chain. Pada 2015 estimasi kebutuhan halal Indonesia sebesar Rp 3000 triliun. Dari total itu, makanan halal berkontribusi sebanyak 70 persen. Ini pasar besar.
“Kita harus fokus pada keunggulan yang kompetitif. Di Indonesia yang potensial itu halal food. Ini pasar besar. Indonesia adalah pasar terbesar dari halal food, fesyen dan lainnya tapi kita masih sebagai market, belum menjadi pelaku. Sementara negara lain baik muslim maupun non muslim sudah banyak yang mengembangkan halal supply chain,” tuturnya.
Untuk akselerasi perbaikan posisi di industri halal, pemerintah mendorong pertumbuhan kegiatan kewirasusahaan dan UMKM berbasis syariah. Ada empat sektor utama yang menjadi prioritas. Pertama, pertanian yang terintegrasi. Kedua makanan dan fesyen halal. Ketiga energi berkelanjutan. Terakhir, wisata halal.
“Bagaimana empat sektor utama kita wujudkan dalam showcasenya yaitu berbentuk produk halal dan sehat,” kata Deputi Gubernur BI, Rosmaya Hadi.

Sumber : http://www.gatra.com/ekonomi/293991-...riah-pada-2024

---


- Prospek Keuangan Syariah di Indonesia
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
377
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan