ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
[KISMIS] DI BAWAH KOLONG
Assalamualaikum wr.wb.

Cerita ini ,berdasarkan pengalaman pribadi seseorang .
Semoga suka dan terhibur. Eum... Kalau ane sih, ngeri ya. Hehehe.



========

'Gelap banget sih, aku udah sampai di mana sih ini?' Batinku dalam hati.

Ku rogoh kantong celana pendekku, mencari senter kecil yang selalu ku bawa disaat aku pergi sendirian begini. Setelah ku dapatkan apa yang aku cari, langsung saja aku nyalakan. Lumayanlah untuk menerangi jalanku malam ini.

Aku sudah berada di sebuah lorong sempit, gelap dan cukup pengap. Aku terangi sekelilingku dengan senter kecilku ini. Namun, tak ku temui tanda sebagai petunjuk yang bisa ku gunakan untuk langkah berikutnya. Aku masih mencarinya di ruangan yang gelap ini. Dan aku melihat sebuah titik berwarna merah di lantai tepat ada di hadapanku. Ku perhatikan titik merah itu dengan seksama, namun itu hanya seperti tetesan cat. Tak ada yang special aku rasa, dan aku masih menerangi keadaan sekitar.

Aku berjalan mengikuti lorong tersebut dengan penerangan seadanya. Keringat sudah membasahi bajuku karena suasana di sini sangat panas. Sambil membenarkan posisi kacamataku yang sedikit merosot akibat keringat. Aku terus berjalan menyusuri lorong yang semakin sempit sehingga aku harus sedikit membungkukkan badan.

Namun, tiba-tiba saja ada yang menahan pergelangan kakiku dari belakang. Ku lihat ke bawah dan mendapati sebuah tangan sedang menahannya. Tangan yang hitam keriput dengan kuku-kuku yang panjang. Ku beranikan diri untuk melihat sosok di belakangku.

Astaga Pekikku seketika melihatnya.

Betapa kagetnya aku melihat sosok itu, seorang wanita dengan rambut panjang dan wajah yang separuhnya sudah hancur dan mengeluarkan darah yang terus mengalir dengan pakaian yang hitam dan menimbulkan aroma busuk yang membuatku ingin muntah.

Ku pejamkan mataku dan membaca beberapa bacaan doa yang aku ketahui, ku rasakan perlahan genggaman tangan itu melemah dan ku buka perlahan mataku dan ku lihat sosok itu menghilang seperti terbakar dan meninggalkan bau gosong yang sangat menyengat.

'Hmm, permulaan yang baik.'Pikirku dalam hati sambil mengangguk-angguk paham.

Aku terus berjalan menyusuri lorong tersebut dan tiba-tiba ku rasakan hembusan angin yang hawanya sangat panas.

Wuuusssshhhhh . . . . .

Aku tersungkur beberapa meter ke depan, terasa seperti ada yang menjegal kakiku. Ku lihat ke belakang apa yang telah membuatku terjatuh.

Sebuah bungkusan lonjong putih tertidur membelakangiku saat ini. Namun, aku dapat melihat apa itu. Pocong. Saat aku hendak berdiri tiba-tiba saja dia membalikkan badannya entah dengan cara apa, karena kaki dan tangannya terikat.

Astaga...

Betapa kagetnya aku melihat sosoknya kini yang lebih jelas. Matanya merah menyala dengan wajah yang gosong. Dia tersenyum kepadaku. Sungguh senyuman yang sangat mengerikan.

Aku berusaha bangkit dari tempatku duduk saat ini, susah sekali seperti ada yang menahanku. Dengan sekuat tenaga aku bangkit, dan berhasil berlari.

Namun, sosok itu tiba-tiba saja ada di sampingku sedang melompat-lompat mengimbangi kencangnya lariku.

Semakin ku kencangkan lariku, sepertinya dia sudah tak lagi mengikutiku. Ku lihat ke belakang sudah tak ada lagi sosok itu.

Saat aku melihat menoleh kedepan

Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Dia ada tepat di depanku, membuat jantungku nyaris copot. Saking kagetnya aku sampai tersungkur ke belakang dan terduduk lemas. Pocong itu masih melompat-lompat di hadapanku sambil tersenyum. Sungguh menyeramkan.

Aku membaca segala bacaan doa yang aku ingat, namun tak juga pergi. Dia malah makin mendekat ke arahku, aku menutup wajahku dengan tangan saking takutnya aku. Tiba-tiba saja dia menjerit seperti kesakitan saat mengenai sinar dari senter kecilku ini. Aku tahu sekarang kelemahannya, terus saja ku senterin seluruh badannya. Suara jeritannya semakin menggema dan mengerikan memenuhi lorong ini. Terus ku senteri tubuhnya sampai menghilang dan lenyap entah kemana.

Byeee.. Ucapku puas.

Aku berjalan lagi menyusuri lorong itu dengan napas tersenggal-senggal karena kelelahan. Baru beberapa langkah aku berjalan, aku menemukan sebuah pintu disebelah kiri. Ku amati pintu itu dengan seksama, ukiran yang sangat rapi dan aneh menurutku. Seperti ukiran tanduk kerbau yang melengkung dan banyak ukiran mata satu. Lama aku berdiri disini namun lama-kelamaan aku merasakan bulu kudukku berdiri. Dan punggungku mulai merasakan panas yang luar biasa. Ini yang selalu aku rasakan jika "mereka" ada didekatku, pasti punggungku mulai merasa panas. Aku membalikkan badanku dan aku dikagetkan lagi oleh sosok yang ah entahlah..

Aku terperanjak kaget hingga mundur dan menabrak pintu yang sejak tadi aku lihat. Sosok berjubah hitam memegang tongkat bersabit sedang tunduk dihadapanku. Aku mencoba memberanikan diri menghadapi apa yang ada di hadapanku saat ini.

"Siapa kau ?" Tanyaku dengan nada bergetar.

Dia tak bereaksi apapun selain mendengus. Menyeramkan sekali dengusannya.

"Apa mau mu ?" Tanyaku dengan nada lantang.

Dia menggerakkan tangan kirinya menunjuk ke arahku sedangkan tangan kanannya memegang tongkat sabit itu.

"Apa yang kau mau dariku ?" Tanyaku semakin lantang.

Dia tak berbicara sedikit pun, dia hanya mengayunkan tongkatnya ke arahku dan haaaaaaaaa
Aku menjerit ketakutan.

Tiba-tiba saja ada yang menggoyangkan badanku.

" daniiiiiii, bangun sayang. Udah siang nih, kamu harus berangkat sekolah kan. Ih kamu kebiasaan yah tidur dibawah kolong gini." Ucap mamaku yang sedang berjongkok dihadapanku.

"Iya ma." Jawabku sambil mengucek mataku.

Mama keluar dari kamarku, dan aku bergegas mandi dan bersiap-siap memakai seragam sekolah. Ku ambil barang yang ada dibawah kolongku dan memasukkannya ke dalam tasku.

Aku sarapan dan segera berangkat kesekolah dengan motor matic ku.

Tak perlu waktu lama, aku sudah tiba di parkiran sekolah. Segera aku berjalan menuju kelasku yang ada di lantai 2. Saat melihat agus yang sedang berdiri di koridor aku langsung menghampirinya.

"Woi, gus. Ngelamun aja kayak kambing congek." Ucapku sambil menepuk pundaknya.

"Ah kau, kebiasaan ngagetin aja." Ucapnya kesel.

"Lagian kau pagi-pagi malah ngelamun." Ucapku santai.

"Eh gimana tadi malem ?" Tanya agus dengan nada kepo nya yang akut.

"Sukses." Ucapku santai.

"Apa hasilnya ?" Tanya agus yang semakin penasaran.

"Nih." Ucapku sambil mengeluarkan kain dari dalam tasku.

"Hah ? Kain kafan." Ucapnya dengan wajah yang langsung berubah menjadi pucat.

"Hmm, saranku lebih baik jangan lakuin itu lagi." Ucap agus dengan wajah serius.

Kringggggggggg

Bel masuk sekolah pun berbunyi. Semua murid masuk ke kelasnya masing-masing.

Hari ini adalah hari yang membosankan bagiku. Pelajaran yang sangat membosankan dan semuanya terasa begitu membosankan. Agus juga kelihatan aneh, sedari tadi pagi udah ngelamun dan diem aja seharian ini. Biasanya nih anak rame banget.

Dan sepanjang hari, omongan agus terus mengganggu pikiranku.

Setelah kurang lebih 5 jam disekolah, akhirnya waktu pulang sekolah tiba juga.

Aku langsung pamit ke agus buat balik duluan, udah ada janji ke mama tadi mau nemenin mama ke rumah nenek. Sampai di parkiran, langsung ku nyalakan motorku dan melesat dengan kencang menuju rumah.

Sampai di gerbang rumahku, terlihat ramai sekali orang di teras dan di dalam rumahku. Aku kaget dan langsung memarkirkan motorku. Aku berlari kedalam rumah.

Langkah kakiku terhenti di depan pintu rumah. Seluruh tubuhku melemas, dan kakiku rasanya susah sekali untuk digerakkan. Aku lihat mama sedang menangis tersedu-sedu sambil di peluk oleh nenekku di depan tempat tidur yang sedang terbaring seseorang ditutupin kain panjang. Bukan hanya mama dan nenek, hampir semua keluarga ku berada disini kecuali papa karena papa lagi di luar kota. Namun dari tempatku berdiri tidak begitu terlihat jelas siapa orang itu.

Ku kumpulkan semua tenaga yang aku punya untuk berjalan. Saat aku berada di samping tempat tidur, betapa kagetnya aku melihat siapa yang terbaring kaku dihadapanku kini. Kakiku mulai melemah dan aku terduduk tak berdaya.

Itu aku.

Aku seolah sedang bermimpi . bagaimana bisa itu aku? Ku sentuh tubuhku sendiri .
Namun , tembus???

Gak mungkin!!!
Jangan bilang aku sudah mati!!

========

Agus's pov

Aku indigo . dan sahabatku dani itu adalah orang yg paling suka hal hal yg berbau gaib . dia sangat suka sekali bersentuhan dengan makhluk astral .
Berbeda sekali dengan ku. Aku malah paling malas jika harus berurusan dengan 'mereka' .

Dia juga sering melakukan lucyd dream . jujur ,aku tidak begitu suka atas apa yg dia lakukan .
Itu terlalu berbahaya menurut ku . para jin , adalah makhluk yg tidak bisa di percaya . mereka penuh dengan tipu muslihat .

Pagi ini , aku merasa tidak tenang . perasaanku tidak enak sejak semalam . apalagi saat dani bilang , akan lucyd dream lagi .
Dia ini gak ada kapoknya yah.. Huuuft..

Aku sedang berdiri di depan kelas , dan tak lama dani datang mengagetkan ku seperti biasa .
Dia memang iseng nya minta ampun . tapi ,dia adalah sahabat terbaikku .

"Woi, gus. Ngelamun aja kayak kambing congek." sapa dani sambil menepuk pundak ku.

Aku kaget . dan jujur aku takut ,melihat dani pagi ini .
Karena dia seperti diikuti sesuatu yg gelap .
Entah bagaimana aku menyebutnya . seseorang yg berpenampilan cukup menyeramkan , pria memakai jubah hitam dengan tongkat yg berbentuk sabit di atas nya .
Ini seperti yg ku lihat di film film .

"Ah kau, kebiasaan ngagetin aja." Ucapku kesel sambil aku terus melirik ke sosok itu .

"Lagian kau pagi-pagi malah ngelamun."

"Eh gimana tadi malem ?" Tanya ku mencoba mengalihkan pembicaraan dan rasa cemas ku sendiri .
Jujur ,aku khawatir pada dani .
Karena baru kali ini dia di ikuti sosok seperti ini .

Biasanya sih hanya kuntilanak, pocong dan makhluk sejenis nya saja . dan , aku bisa mengusir mereka agar tidak mengganggu dani lagi .
Tapi kali ini , aku tidak bisa melakukan apa-apa .

Aura nya sungguh kuat . dan aku pun merasakan ketakutan yg amat sangat .
Dan aku makin khawatir pada dani .

"Sukses." Ucapnya santai.

"Apa hasilnya ?" Tanya ku yang semakin penasaran.

"Nih." Ucap dani sambil mengeluarkan kain dari dalam tas nya.

"Hah ? Kain kafan." pekiku.
"Hmm, saranku lebih baik jangan lakuin itu lagi." Ucap ku serius.

Kain kafan?
Ini pertanda buruk .
Dani benar benar harus berhenti dari kebiasaan aneh nya itu .
Mungkin nanti malam aku harus menginap di rumah nya ,agar aku bisa mengawasi nya .

Kringggggggggg

Bel masuk berbunyi .

========

Sepanjang pelajaran di kelas seharian ini , aku tidak fokus . dan hanya terus memperhatikan dani dan sosok yg terus mengikuti nya .
Dia pun menyadari kegelisahan ku . tapi aku bingung bagaimana mengatakan padanya .
Aku takut dia tidak percaya padaku .

Saat pulang sekolah ...

" daaaaannn!!!!" teriakku memanggilnya , saat dia keluar dari kelas .

Dengan malas malasan dia berhenti dan menoleh padaku .

" apaan sih ,gus.." katanya .

" nanti aku ke rumah kau ya . aku mau nginap di rumah kau ."

" oh iya . boleh aja . ya udah , ke rumah aja ."

" kau kerumah ku dulu ya . aku pamit mama ku nih .sekalian ambil baju ganti . " pinta ku .

" yah ,gus .. Aku harus balik sekarang nih . udah janji nih sama mama . mau nemenin ke rumah nenek . jadi aku harus balik cepet . nanti kau kerumah aja . ada fia inih dirumah . "

Fia adalah adik dani .

" ya udah deh kalau gitu ," aku tatap wajah dani lekat lekat .
" eh dan... Hati hati ya nanti balik nya ." pintaku .

" hah? Kenapa sih kau ,gus ? Aneh banget seharian ini . iya ,beb.. Pasti aku hati hati lah ." gurau nya .

Dani pergi ke parkiran dan langsung menuju motor nya .

Perasaanku makin tidak enak rasanya . segera saja aku pulang dan secepatnya aku ke rumah dani .

=====

" gus !!! Kau udah denger kabar dani ??" tanya adi yg tau tau sudah ada didepan rumah ku .

" dani ? Kenapa dia???" tanyaku agak panik .

Firasatku mengatakan ini kabar buruk . karena tidak biasanya adi tiba tiba muncul di rumahku tanpa memberitau ku dulu .

" dani ... Meninggal ,gus ." ucapnya lirih .

"Hah??? Inanillahi wainailaihi rojiun .kok bisa? Kapan ? Kenapa? " tanyaku beruntun .

" sejam lalu . kecelakaan . pas balik tadi , di perempatan gak jauh dari sekolah ,dia ketabrak mobil . huh... Makanya ,aku ke sini mau kabarin kau ,gus . kan kau temen paling deket nya si dani . "

Badanku lemas , hingga aku pun mundur beberapa langkah hingga menyentuh tembok belakangku . air mata ku tumpah ruah . harus nya aku bisa menghentikan hal ini .
Harusnya aku paham dan berusaha mencari cara agar dani tidak celaka .
Harusnya aku tau ,sosok tadi pasti akan melakukan hal buruk ke dani .
Dan .. Aku terlambat menyadari nya .

Dengan membonceng adi , kami berdua ke rumah dani untuk melayat . sepanjang perjalanan , kami terdiam satu sama lain . aku sangat kehilangan dia , dia adalah salah satu sahabatku . yg terbaik .

Sampai di halaman rumah dani . suasana sudah agak ramai oleh pelayat .
Jenazahnya sudah di mandikan dan sudah di kafani .
Aku dan adi mendekat agar dapat melihat nya untuk yg terakhir kali nya .
Beberapa teman sekolah kami pun sudah berdatangan . semua sangat terpukul atas kepergian dani yg tiba tiba .
Dia termasuk anak yg ramai , cerewet dan baik . walau jahil nya minta ampun ,tapi dia sangat setia kawan .

Mama nya terus saja menangis melepas kepergian dani ,begitu juga dengan nenek nya .

Semilir angin menusuk tulang , dan bulu kudukku meremang . ku sentuh tengkuk ku dan mulai mengedarkan pandangan ke sekitar .

Deg!!

Dani berjalan masuk dari halaman dengan wajah bingung .
Itu ruh nya . ruh dani yg datang .
Air mata yg tadi sudah kering ,kini kembali menetes melihat dani .

Dia terlihat kebingungan sambil terus tengak tengok sekitar .
Mungkin dia belum menyadari ,kalau dia sudah meninggal .
Saat dia mendekat ,dia terperanjat kaget melihat tubuh nya sendiri.

Dia menatapku memelas dan menangis ,aku pun juga sama .

' maafin aku ,dan . aku gak bisa nolong kau . ' batinku .

Dia tersenyum ,lalu mengangguk padaku . dan tak lama dia memudar dan menghilang .

The end .
Diubah oleh ny.sukrisna 20-04-2023 09:46
1
4.1K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan