Konon diceritakan ada seorang putri cantik bernama Shinta Dewi. Ia ingin sekali dipinang oleh lelaki kaya raya dengan mas kimpoi yang sangat banyak. Lalu ada seorang pria kaya raya yang berniat meminang putri cantik tersebut, ia adalah Pangeran Kidang Garungan.

Pangeran tersebut memiliki tubuh manusia tapi berkepala kijang. Karena tak mau dipinang oleh lelaki seperti itu, Shinta Dewi pun memberikan syarat kepada sang pangeran dengan dibuatkan sumur besar dalam semalam.

Sang pangeran pun menyetujui permintaan tersebut. Sewaktu sumur besar itu nyaris diselesaikan, Shinta Dewi merasa ceman dan ia meminta warga desa untuk mengubur pangeran Kijang itu hidup-hidup ketika sedang menggali. Sang pangeran pun sangat marah hingga akhirnya terbentuklah Kawah Sikidang.

Dulu diceritakan adalah seorang nenek sihir yang bertapa di gunung untuk meningkatkan ilmu sihirnya. Selama dalam perjalanan, nenek itu memegang tongkat wasiat di tangan kanannya, dan di tangan kirinya memegang tempurung berisi air leri atau cucian beras. Air leri itu konon digunakan oleh si nenek sihir untuk membunuh siapa saja yang menghalanginya.

Di tengah perjalanan, sang nenek sihir tiba-tiba tersandung batu, di mana batu tersebut adalah Putri Mala, murid nenek sihir itu yang dikutuk jadi batu. Alhasil air lerinya tumpah dan kemudian jadi Kawah Sileri.

Putri Mala yang tadinya jadi batu kembali jadi manusia dan bertarung dengan nenek sihir itu hingga tewas. Putri Mala dulunya sangat menyukai emas. Konon kalau berkunjung ke kawah ini sambil memakai emas, katanya kadar emasnya akan berkurang.

Anda tahu tentang Gatot Kaca? Konon Gatot Kaca memperoleh kasaktiannya dari Kawah Candradimuka yang terletak di Dieng. Ketika masih bayi, diceritakan bayi bernama Jabang Tetuka yang tak lain adalah Gatot Kaca, direndam di air panas kawah ini terus-menerus. Bukannya meninggal, Gatot Kaca malah memperoleh kesaktian. Tapi kamu jangan berani mencobanya yah!