adamyvonAvatar border
TS
adamyvon
Jalan-Jalan Sarungan Kumandangkan Nasionalisme


Ya lal wathon ya lal wathon ya lal wathon

Hubbul wathon minal iman

Wala takun minal hirman

Inhadlu ahwal wathon…

LAGU khas Nahdlatul Ulama (NU) dengan judul Ya Lal Wathon berkumandang sesaat setelah Bupati Fadhilah Budiono melepas santri Jumat (20/10). Mereka sedang mengikuti jalan-jalan sarungan (JJS) memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2017 dari depan pendapa bupati.

Meski harus mengenakan sarung, lengkap dengan baju koko dan kopiah putih yang biasa dikenakan, ratusan santri dari berbagai pondok pesantren (ponpes) melangkah dengan semangat. Mereka juga terus menyanyikan penggalan-penggalan lirik Ya Lal Wathon.

Mereka juga mengangkat tangan dan mengibaskan bendera Indonesia dan bendera kebesaran NU. Semangat santri itu merupakan bentuk penghormatan terhadap perjuangan yang telah dilakukan ulama sebelum kemerdekaan.

Rois Syuriah PCNU Sampang KH. Syafiuddin Abd. Wahid mengatakan, JJS ini salah satu rangkaian dalam menyambut HSN 2017. Panitia menggelar JJS dengan peserta santri menggunakan sarung. Tujuannya, meningkatkan rasa percaya diri para santri dan agar tidak dipandang sebelah mata.

”Kami ingin menunjukkan bahwa santri di Indonesia, terutama di Madura, masih eksis. Selain itu, agar publik tahu bahwa santri ikut andil dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” ucap KH Syaifuddin.

Pengasuh Ponpes Darul Ulum Gersempal Omben itu meminta agar ulama, santri, dan masyarakat menjaga persatuan dan perdamaian serta menjaga keutuhan NKRI. Ulama dan santri juga harus menjadi pionir terciptanya kehidupan yang damai dan menjaga hubungan silaturahmi dengan cara saling mengormati sesama.

”Selain itu, pendidikan kita terus ditingkatkan. Tradisi santri seperti kitab kuning di pesantren tetap diajarkan sesuai garis dari PB NU. Bahwa karakter pendidikan pesantren harus memperbanyak ajaran agama seperti kitab kuning,” ujarnya.

Para santri juga diminta memperdalam pendidikan formal agar memiliki pijakan kuat dalam mengawal kemajuan bangsa di masa depan. Menurut dia, makna dari Santri Mandiri, NKRI Hebat adalah sebuah gambaran bahwa santri selama ini bisa mandiri tanpa bantuan pihak mana pun.

Selain itu, senantiasa memperjuangkan dan mempertahankan keutuhan NKRI. Karena itu, di pesantren juga diajarkan untuk cinta terhadap Tanah Air. Sebab, cinta terhadap Tanah Air adalah sebagian dari iman.

”Alhamdulillah, dengan banyaknya suku, bahasa, dan keragaman lainnya di Indonesia, masyarakat tidak bercerai berai. Ini suatu kenikmatan dari Allah SWT. Mudah-mudahan negara kita aman damai sampai yaumil qiyamah,” terangnya.

Atas nama pengurus NU, KH Syaifuddin berharap Hari Santri Nasional 2017 dapat membawa barokah dan menjadi pedoman bagi santri saling menghormati, menjaga toleransi, dan memperkuat silaturahmi sesama umat manusia.

Sementara itu, Bupati Sampang H Fadhilah Budiono menyampaikan, peringatan Hari Santri Nasional sangat berarti bagi umat muslim di Tanah Air. Karena itu, santri harus memperkuat jiwa religius dan jiwa nasionalisme. ”Apa yang dilakukan ulama dan santri ikut andil mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Saatnya kita meneruskan perjuangan untuk menjaga persatuan dan perdamaian,” pungkasnya.

https://www.jawapos.com/radarmadura/read/2017/10/21/21332/jalan-jalan-sarungan-kumandangkan-nasionalisme



Selamat Hari Santri emoticon-I Love Indonesia

Jangan pernah meragukan nasionalisme para santri di Indonesia ini emoticon-Cool
0
2.1K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan