BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Agus Martowardojo, gubernur bank sentral terbaik se-Asia Pasifik

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memberikan sambutan saat menerima penghargaan tahunan Global Market sebagai Gubernur Bank Sentral Terbaik di kawasan Asia Pasifik di Washington DC, Amerika Serikat, Sabtu (14/10/2017).
Kabar membanggakan datang dari bank sentral Republik Indonesia. Gubernur Bank Indonesia, Agus Dermawan Wintarto Martowardjojo, didapuk menjadi Gubernur Terbaik se-Asia Pasifik Timur.

Penghargaan diumumkan pada 14 Oktober 2017, melalui surat kabar Global Markets, yang merupakan bagian dari Euromoney Institutional Investor, penerbit majalah bisnis dan finansial terbesar di Eropa yang berbasis di London, Inggris.

Seremonial penyerahan penghargaan dilaksanakan di Washington DC, Amerika Serikat.

Selain Agus, gubernur bank sentral lain yang menerima penghargaan serupa adalah Ilan Goldfajn dari Brasil (kategori Amerika Latin) dan Tarek Amer dari Mesir (kategori Timur Tengah dan Afrika Utara).

Global Markets menyoroti tiga hal dari Agus. Pertama, Agus dipandang sebagai sosok yang pandai melakukan komunikasi kebijakan. Agus, dianggap sebagai sosok yang mengusung transparansi untuk menjaring ekspektasi publik.

Kedua, kebijakan perubahan suku bunga kebijakan dari BI Rate ke BI 7-day Reverse Repo Rate dinilai sebagai langkah yang positif dalam menghasilkan suku bunga yang lebih relevan dan dapat ditransaksikan.

Kebijakan BI 7-day Reverse Repo Rate merupakan bunga transaksi pembelian bersyarat surat utang negara (SUN) oleh bank kepada BI dengan jangka waktu tujuh hari dengan kewajiban penjualan kembali yang sudah berlaku sejak 19 Agustus 2016.

Sebelumnya, dalam menentukan BI Rate, BI berpedoman pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor 12 bulan. Meski begitu, bank sentral tidak menghapus suku bunga kebijakan dan juga melakukan pelonggaran moneter.

Kebijakan ini dinilai lebih efektif karena lebih mencerminkan kondisi pasar. BI Rate yang mencerminkan bunga riil terlampau sulit untuk ditransmisikan dalam suku bunga perbankan secara cepat.

Ketiga, perubahan kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM) dari harian menjadi GWM rata-rata juga diakui sebagai salah satu transformasi kebijakan Agus yang dinilai berhasil.

Praktik GWM rata-rata sebenarnya sudah diterapkan di hampir seluruh bank sentral dunia. Ada tiga tujuan utama penerapan GWM rata-rata. Pertama, memberi fleksibilitas dalam pengelolaan likuiditas sehingga meningkatkan efisiensi perbankan.

Kedua, menjadi bantalan suku bunga yang bisa mengurangi volatilitas suku bunga di pasar uang. Dan ketiga, memberi ruang penempatan likuiditas sehingga mendorong pendalaman pasar keuangan.

Perubahan GWM ini diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 19/6/PBI/2017.

Di samping ketiga hal di atas, Global Markets, seperti yang dilansir ANTARA, juga menilai langkah-langkah Agus dalam usaha pendalaman pasar keuangan juga dianggap sebagai salah satu pencapaian.

Agus Martowardojo menjabat sebagai Gubernur BI pada 24 Mei 2013, sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/P tahun 2013 untuk masa jabatan lima tahun--berakhir pada 2018.

Sebelum menjabat sebagai Gubernur BI, Agus ditunjuk sebagai Menteri Keuangan kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2, di bawah pimpinan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono.

Sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan, agus D.W. Martowardojo memegang posisi kunci di beberapa bank terkemuka di Indonesia.

Beberapa di antaranya adalah Presiden Direktur dan CEO Bank Mandiri (2005 - 2010), Direktur Utama Bank Permata (2002-2005), penasihat Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (2002), Managing Director Bank Mandiri (1999-2002), Direktur Utama PT. Bank Ekspor Impor Indonesia (1998-1999), dan Presiden Direktur Bank Bumiputera (1995-1998).

Agus lahir di Belanda, tepatnya di Kota Amsterdam, 24 Januari 1956. Meski lahir di Belanda, Agus menempuh pendidikan dasar dan menengahnya di Indonesia, tepatnya di Pangudi Luhur Jakarta.

Sejak awal, minatnya terhadap ekonomi memang kuat, tak salah ketika ia memutuskan untuk studi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Selepas dari UI, ia meneruskan pendidikannya di bidang perbankan di State University of New York dan Stanford University di Amerika Serikat, lantas melanjutkan ke Institute Banking & Finance di Singapura.

Di awal karirnya, Agus bergabung dengan Bank Niaga (1986-1994) dan Bank of America (1984-1986). Agus juga memimpin Dewan Penasehat Asosiasi Bank Indonesia sejak 2009.

Agus juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus International Islamic Liquidity Management (2016) dan menjabat sebagai ketua Islamic Financial Services Board (2015).



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...e-asia-pasifik

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Satgas Pemberantasan Barang Palsu memburu restu AS

- Indeks Risiko Bencana di 34 Ibu Kota Provinsi se-Indonesia

- Partai Banteng tunjuk jagoannya di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
7.9K
56
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan