ryan.manullangAvatar border
TS
ryan.manullang
Sejarah NHM, Perusahaan Dagang Belanda Setelah VOC
Quote:

SEJARAH
Quote:

NHM adalah perusahaan swasta yang menerbitkan saham publik dan menurut raja, NHM akan bertindak untuk memanfaatkan kegiatan ekonomi dan mendorong pengembangan kekayaan nasional. Namun, dalam praktiknya, hal itu terjadi untuk memperluas perdagangan yang ada, dengan mengumpulkan data dan mencari pasar baru serta industri pembiayaan dan pengiriman. Hubungan dekatnya dengan pemerintah Belanda berarti memainkan peran penting dalam pengembangan perdagangan antara Belanda dan Hindia Belanda. Bekas kantor pusatnya di De Bazel di Amsterdam saat ini menjadi rumah bagi Arsip Amsterdam. NHM terkadang disebut sebagai penerus Perusahaan Hindia Timur Belanda, karena perusahaan ini juga merupakan perusahaan swasta yang mengeluarkan saham dan perdagangan yang dibiayai dengan Hindia Belanda. Pembentukan NHM mungkin bisa dilihat sebagai upaya untuk membawa dorongan baru untuk berdagang dengan Hindia Belanda setelah mengalami depresi dominasi Prancis bertahun-tahun (1795-1814) dan keruntuhan akhir Perusahaan Hindia Timur Belanda dua dekade sebelumnya. Pembiayaan perdagangan dan pengiriman NHM menyebabkan pengembangan jaringan cabang yang semakin terlibat dalam pembiayaan dan operasi perbankan. Jaringan ini menjangkau seluruh Asia Tenggara dan rute perdagangan antara Belanda dan Hindia Belanda dan NHM terus memperluas jaringannya hingga abad ke-20. Kehilangan sejumlah cabangnya ketika pemerintah Indonesia menasionalisasi mereka pada tahun 1960 untuk membentuk sebuah bank milik lokal yang baru, namun pada saat itu memiliki cabang di banyak belahan dunia lainnya. NHM terus mengembangkan lebih banyak lagi operasi perbankan dan pembiayaan dengan jaringan cabangnya dan kemudian menjadi salah satu nenek moyang utama bank ABN AMRO; pada tahun 1964, perusahaan tersebut bergabung dengan Twentsche Bank Belanda menjadi Algemene Bank Nederland (ABN).

SEJARAH di HINDIA BELANDA
Quote:

Satu tahun setelah NHM didirikan, NHM membuka perwakilannya di Batavia, yang dikenal dengan nama Factorij Nederlandsche Handel Maatsehappij yang sering disebut dengan Factorij atau Kompeni Kecil. Sejak itu, perusahaan ini bertahan di Batavia serta meluaskan ruang operasionalnya ke wilayah Nusantara lainnya maupun di luar negeri, dan mampu bertahan sampai terjadinya nasionalisasi perusahaan Belanda di tahun 1960-an. Pada tahun 1826 perwakilan NHM di Batavia membuka cabangnya di Palembang, Banjarmasin, dan Banda. Kegiatan utamanya adalah melakukan pengiriman, pengapalan dan juga penjualan barang-barang ke Hindia Belanda. Di samping itu, perusahaan ini juga membantu pemerintah Hindia Belanda melakukan pengiriman uang ke Tiongkok, Australia, dan India. Pada tahun 1830 di Nusantara diberlakukan sistem tanam paksa (Cultuurstelsel) yang dipelopori oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan berlakunya sistem tanam paksa maka NHM juga mempunyai fungsi ganda, yakni selain melakukan pengiriman barang, akan tetapi juga melakukan pembelian rempah-rempah dari pemerintah Hindia Belanda. Ternyata harapan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya melalui tanam paksa membuahkan hasil. Pemerintah Hindia Belanda banyak meraup keuntungan dari eksploitasi tenaga kerja pribumi. Namun keuntungan yang selama 40 tahun dinikmati berangsur-angsur menuai kemunduran. Hal tersebut disebabkan pada tahun 1870 sistem tanam paksa dicabut. Pada tahun 1882, Factorij NHM Batavia melakukan usaha penuh sebagai bank modern dengan menerima dana pihak ketiga dalam bentuk deposito , rekening koran dan produk jasa lainnya.

Quote:

NASIONALISASI
Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, pada tanggal 5 Desember 1960 NHM dilebur ke dalam Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor. Nasionalisasi NHM dilakukan berdasarkan pada PP no. 44/1960 dan melalui SK Menteri Keuangan No. 261206/B.U.M tanggal 30 November 1960, yang menetapkan ketentuan-ketentuan tentang penyerahan segala hak dan kewajban, perlengkapan, dan kekayaan serta usaha perusahaan NHM N.V di indonesia kepada BKTN (Bank Koperasi Tani dan Nelayan).
Memasuki tahun 1950 semangat untuk melepaskan diri dari intervensi asing semakin kuat. Puncaknya adalah pada tahun 1957 ketika hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Belanda semakin memburuk. Kegagalan memperjuangkan Irian Barat melalui jalan diplomasi, mengakibatkan pemerintah Indonesia menempuh cara lain yaitu dengan melancarkan aksi-aksi untuk mengambil alih NHM. Nasionalisasi NHM berjalan tanpa proses perlawanan dari pihak Belanda. Sikap Belanda yang tanpa perlawanan selain disebabkan karena status Indonesia sudah merdeka dan dukungan dari buruh yang bekerja pada NHM juga dikarenakan lemahnya posisi Belanda dalam politik Internasional. NHM dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia bersama 18 cabangnya di Indonesia. Setelah itu, perusahaan itu menjelma menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia (BEII), kemudian menjadi Bank Mandiri yang beroperasi di seluruh wilayah Indonesia sampai saat ini.


Quote:

Quote:




sumber referensi:
jakarta.go.id
ABN AMRO
republika
Encyclopædia Britannica
Diubah oleh ryan.manullang 10-10-2017 16:44
0
23.6K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan