jalakranauAvatar border
TS
jalakranau
DAWET baik KECABUT !!! [ aseli hitam !!! ]


Nama sajian dawet baik Kecabut yang merupakan singkatan dari dawet JEMbatan BUTuh KECAmatan BUTuh memang sudah tidak diragukan lagi cita rasanya. Warung dawet ireng milik Pak Wagiman ini sudah menjadi daya tarik kuliner khas Purworejo. Banyak orang rela melakukan perjalanan jauh untuk menuju ke warung es dawet ireng khas Purworejo ini untuk menikmati cita rasanya. Hal inilah yang kami lakukan ketika sudah lama tidak mencicipi hidangan ini. Perjalanan sejauh 80 km dari pusat kota Yogyakarta, akmi niatkan untuk menyantap sajian minuman unik ini.

Keberadaan warung es dawet ini cukup dikenal karena merupakan warung es dawet ireng yang pertama kali berdiri dan menyajikan es dawet ireng asli yang resepnya dijaga secara turun temurun. Saat ini warung es dawet ini belum atau tidak membuka cabang dimanapun.



Lokasi Warung Dawet Ireng Pak Wagiman cukup strategis karena terletak di tepi Jalan Raya Purworejo-Kebumen tepatnya di sebelah timur Jembatan Butuh. Namun ternyata cukup sulit menemukan posisi warung ini karena ada beberapa jembatan serupa di sepanjang jalan raya penghubung antara kota Purworejo dengan kota Kebumen. Tanda Jembatan Butuh adalah jembatan rangka besi setelah kota kecamatan Kutoarjo atau setelah melewati gapura perbatasan wilayah Kebumen-Purworejo bila dari arah Kebumen. Pengunjung yang sudah sering melintas jalan raya ini pasti mengetahui letak warung es dawet hitam ini. Area parkir warung ini cukup luas dan mampu menampung beberapa kendaraan beroda empat.



Sejarah Es Dawet Ireng atau dawet hitam khas Purworejo dirintis oleh Mbah Ahmad pada tahun 1950 dengan mendirikan warung di timur Jembatan Butuh. Selanjutnya usaha es dawet hitam ini diteruskan oleh anaknya yang bernama Pak Wagiman. Usaha dawet ireng yang dilanjutkan Pak Wagiman bertambah ramai dan menjadi kuliner khas Purworejo. Hingga sekarang warung dawet ireng tersebut tetap dikenal sebagai Warung Dawet baik atau Jembatan Butuh ketimbang nama Dawet Ireng Pak Wagiman sendiri.

Proses pembuatan dawet atau cendol hitam khas Purworejo cukup alami yaitu diolah secara manual dengan tangan dan tidak menggunakan bahan pewarna buatan. Pewarna hitam untuk cendol dibuat dari daun padi kering (oman/merang) yang dibakar hingga menjadi abu kemudian abu dicampur dengan air dan menghasilkan warna hitam. Bahan pembuat cendol atau dawet berasal dari sagu bukan dari tepung beras seperti cendol hijau biasa. Selain itu bahan pemanis yang digunakan terbuat dari gula aren yang pohonnya banyak tersebar di daerah Purworejo.



Penyajian Dawet Ireng Jembatan Butuh Pak Wagiman ini disajikan dalam mangkok kecil dimana porsi dawet atau cendol yang berwarna kehitaman jauh lebih banyak dibandingkan dengan kuahnya. Selanjutnya disiram dengan kuah santan yang sudah dicampur dengan potongan es. Terakhir untuk pemanis ditambahkan satu sendok gula aren cair. Pengunjung dapat juga menambahkan tape ketan putih pada sajian es dawet ireng yang akan disantap. Namun penambahan tape ketan putih disesuaikan dengan selera karena tidak semua orang menyukai tape ketan.

Cita rasa Dawet Ireng Jembatan Butuh Pak Wagiman ini cukup unik dan berbeda dari sajian dawet atau es dawet yang lain. Dawet atau cendol yang terbuat dari bahan alami ini tidak meninggalkan bekas rasa aneh di mulut dan membuat kita nagih untuk menambah satu mangkuk lagi. Harga yang ditawarkan cukup murah dan membuat pengunjung mampir kembali di lain waktu. Secara keseluruhan Warung Dawet Ireng Jembatan Butuh Pak Wagiman menjadi pilihan utama bersantap es dawet ireng atau dawet hitam khas Purworejo karena cita rasanya telah terjaga secara turun temurun.

duh seger....

emoticon-Toast



0
14.7K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan