PRESIDEN Joko Widodo mengapresiasi kinerja PT PLN (persero) yang telah memenuhi kebutuhan listrik di seluruh wilayah. Kemudian BUMN yang membidangi ketenagalistrikan itu tengah membangun 3 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) IPP dengan total kapasitas mencapai 4.000 MW dengan nilai investasi Rp100 triliun.



"Tiga tahun lalu, setiap saya pergi ke provinsi-provinsi baik Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT Maluku, Papua sama keluhanannya, selalu sama, listirknya kurang. Tahun ini saya muter lagi saya enggak denger lagi suara suara itu yang artinya kerja ngebut yang telah dilakukan PLN itu sudah mulai dirasakan masyarakat," terang Presiden Joko Widodo dalam sambutan peresmian PLTU Banten kapasitas 660 MW dan groundbreaking coal terminal 20 juta ton dan PLTU IPP Jawa 7,9,10 berkapasitas 4.000MW, Serang, Banten, Kamis (5/10.



Menurut Jokowi, kinerja PLN sejak 2.5 tahun lalu sudah mulai dirasakan masyarakat meskipun masih banyak proyek pembangkit listrik yang sedang dibangun. Targetnya pada 2019 seluruh wilayah teraliri listrik dan tidak ada daerah yang mengalami defisit.



"Sehingga Sabang sampai Merauke teraliri listrik karena listirknya cukup," tegasnya.



Menurut dia, pembangunan proyek PLTU IPP Jawa 7 di Serang, Banten akan mempercepat target elektrifikasi pada 2019. Tidak hanya itu, dampak lain juga mucul yaitu mampu menyerap 10.000 tenaga kerja dan menggerakan ekonomi daerah sekitar.



"Kenapa investasi itu perlu, kenapa proyek ini perlu, karena menyerap tenaga kerja, kurangi penggangguran di mana proyek ini dibangun," ungkapnya.



Menurut dia, PLTU IPP Jawa 7 memiliki kapasitas 2x1.000MW yang artinya bisa melayani 2 juta pelanggan, jika digabungkan dengan Jawa 9 dan 10 memiliki total kapasitas 4.000MW sehingga mampu memenuhi 4 juta MW. Dengan begitu kebutuhan masyarakat terhadap energi listrik bisa dipenuhi seluruhnya oleh PLN.



"Jadi anak kita malam hari bisa belajar, dan bisa untuk investasi hotel, pabrik yang perlu listrik. Tetapi terutama untuk anak-anak kita belajar karena masih banyak sudara kita terutama di Timur yang belum teraliri listrik," jelasnya.



Pada kesempatan sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan menjelaskan PLTU IPP Jawa 7 merupakan catatan baru sejarah pembangunan pembangkit listrik. Pasalnya tarif listrik akan diterima PLN paling murah yaitu 4.2122 cent per kwh.



"Juga dari estimasi COD rencananya April dan Oktober 2020 tapi bisa maju sampai akhir 2019. Mungkin ini jadi landmark tarif listrik supaya bisa terjangkau," katanya.



Selain itu, lanjut dia, PLTU Jawa 9 dan 10 akan segera mulai dengan kapasitas 2.000MW dengan tarif masih dirundingkan.



"Tetapi PLN akan berusaha supaya tarif kompetitif. Terus ada coal terminal 20 juta ton bisa menghemat 50% dari transport atau logistic cost dari pada pasok batubara," tuturnya.



Direktur Utama PLN Sofyan Basir menyatakan groundbreaking dan Peresmian PLTU IPP ini merupakan dukungan nyata Pemerintah dalam percepatan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Banten, yang nantinya listrik yang dihasilkan akan mensuport kehandalan sistem Jawa-Bali. PLTU IPP Jawa 7 dengan nilai investasi mencapai Rp35 triliun.



"Masih berada di banten, tambahan pembangkit untuk sistem jawa bali akan didukung dengan pembangunan PLTU Jawa 9 dan 10 dengan total kapasitas 2.000 MW. Pembangunan PLTU jawa 9-10 ini merupakan perluasan dari PLTU Suralaya 1 sampai 8 yang memiliki kapasitas sebesar 4.000 MW," ungkapnya.



Dibangun diatas tanah seluas 58 Hektar, pembangkit listrik ini mengunakan mesin ultra super critical yang ramah lingkungan dengan tingkat pencemaran emisi yang rendah. Total investasi untuk Suralaya 9-10 mencapai kurang lebih Rp46 triliun Dengan penyerapan tenaga kerja ditargetkan mencapai 4.000 orang mulai dari proses konstruksi hingga pengoperasian, proyek tersebut akan memberikan multiplier effect untuk warga sekitar pembangkit.



"Proyek ini merupakan konsorsium dari PT Indonesia Power 51% dan Barito Wahana Lestari 49%. Kemudian telah beroperasi PLTU IPP Banten kapasitas 1x 660 MW yang menambah kehandalan pasokan listrik Jawa Bali terutama Banten," terangnya.



Sofyan mengungkapkan nilai total investasi dari seluruh proyek ini sangat besar dan mampu menyerap tenaga kerja yang banyak.



"Dari seluruh proyek tersebut total investasi lebih kurang Rp100 triliun dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 10 ribu orang. Keandalan kelistrikan tanah air menjadi yang utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi warga," jelasnya.



Dia menerangkan tarif listrik bisa terjaga dan diupayakan turun dengan langkah PLN berupaya melakukan sejumlah efisensi. Salah satunya dengan mematok harga murah dari pembangkit seperti terjadi pada PLTU IPP Jawa 7 yaitu 4.2 cet per kwh.



"Kalau kita bicara 2012-2013 itu China rata-rata ngasih harganya 6,7 sampai 6,2 cent per Kwh, hari ini mereka bisa kasih kita (harga) 4,2, 4,4, dan 4,6 cent per Kwh. (Harga) 2 cent itu kalau satu tahun Rp1 triliun selisihnya. Jadi bisa dibayangkan kalau barang 25.000 W ini jadi semuanya ini jadi, Rp25 triliun," paparmya.



Menurut Sofyan, PLN juga sudah menjalankan amanat lain dari Presiden Jokowi yaitu mempercepat elektrifikasi di wilayah Indonesia bagian timur. Langkah dengan membentuk direktorat baru khusus Maluku dan Papua.



"Targetnya pertumbuhan listrik di daerah itu. Jelas arahannya. Luar biasa pertumbuhannya. Kami juga kemarin, untuk wilayah 3T beli diesel sampai 1000 lebih karena tidak ada jalan tapi PLN wajib memberikan pelayanan. Kemarin teriak-teriak kenapa semua proyek dipegang BUMN (nyinggung Kadin), iya swasta mau enggak?," pungkasnya. (OL-6)


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...pln/2017-10-05

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Gubernur Pastika Sembahyang Mohon Keselamatan di Pura Besakih

- Heynckes kembali Diminta Jadi Penyelamat Muenchen

- KAI Diminta Cari Dana tak Andalkan PSO