Saya cuman mau ngomong kalo saya non muslim. Kristen-agnostic. Saya pro Ahok. Anda bisa bilang saya nastak moderate. Jadi saya bukan target pasar mereka. Kalo saya punya ideology, saya bisa bilang saya libertarian kapitalist minarchist. Saya suka kebebasan individu, kebebasan ekonomi, dan kebebasan berbicara yang sederhana dan konsistent.

Tapi waktu saya melihat nikahsirri.com menurut saya itu wajar saja.

http://www.msn.com/id-id/berita/othe...&ocid=SK216DHP

Sebagai cowok kalo saya mau spend money untuk beli keperawanan atau menikah, saya tidak akan beli dua duanya. Yang penting buat saya kan anak untuk ahli waris. Menikah atau masih perawan tidak ada effectnya dalam hal itu.

Tapi kalo saya musti memilih, antara keluar 20 juta untuk beli keperawanan atau untuk pesta pernikahan dan catatan sipil, jelas saya pilih beli keperawanan.

Mengapa?

Buat apa menikah di catatan sipil?

Jaman dulu kita tidak punya technology untuk tau ini anak bapaknya siapa. Jadi nenek moyang kita melibatkan negara untuk memastikan kalau anak kandung kitalah yang mewarisi kekayaan kita. Caranya ya dengan institusi yang kita sebut pernikahan itu.

Kalau tidak menikah, jaman dulu, ini anak bapak kandungnya siapa tidak jelas.

Jaman sekarang kalau kita mau mewariskan uang ke anak kandung kita kasih saja cash atau bitcoin. Untuk apa lagi melibatkan negara? Perlindungan hukum? Muak saya mendengarnya. Sejak kapan hukum di indonesia bisa diandalkan? Yang ada harta anda hanya akan jadi rebutan pengacara dan hakim.

Kalo anda ke classic anda interview coba cw cw di sono. Mereka umumnya sudah punya anak. Kalo anda tanya, pernah punya suami? Pernah. Suaminya mana? Udah pergi.

Yang membuat cowok tanggung jawab kepada cw itu bukan status pernikahan. Tapi kekayaan. Cowoknya kaya ya dia tanggung jawab. Anak sendiri kok. Cowoknya miskin? Biar nikahpun dia pergi aja.

Mengapa saya lebih menghargai keperawanan dari pernikahan? Dua duanya tidak absolute penting sih buat saya.

Misal saya menikah dengan cw yang sudah tidak perawan. Tidak masalah. Tapi ini cw nggak nikah aja bisa dipake, ngapain gw nikah?

Menikah itu kan menghabiskan uang yang besar. Cowok tidak bebas lagi cari cw lain. Bini bisa marah marah dan maki maki. Banyk pernikahan berakhir di perceraian atau bahkan pembunuhan.

Menikah bukan jaminan kalau hubungan kita akan langgeng. Bisa cere kok. Keperawanan juga bukan jaminan. Tapi kalo saya musti pilih, kemungkinan saya ditinggal doski akan lebih kecil kalau yang ngemerawanin dia. Kost benefit ratio dari kelangsungan hubungan lebih tinggi kalo saya beli keperawanan dari pada menikah. Kan artinya itu cw nggak sembarangan ml ama cowok lain. Kan artinya saya special.

Kalo cw mau nikah, nggak berarti saya special. Bisa jadi itu cw hanya ingin status. Cw yang ingin status banyak. Cowok yang bisa kasih status istri resmi banyak. Lha specialnya saya apa?

Ini semua untuk sesuatu yang diluar nikah pun dapat. Ya buat apa? Buat saya cw yang ingin uang lebih baik dari pada cw yang ingin status atau ingin melibatkan pemerintah dalam hubungan.

Ingin uang wajar. Kita cari uang ya tentu untuk diri kita, anak kita, dan cw yang pilih kita. Tapi cw yang ingin nikah resmi itu artinya ingin hidup kita diatur oleh pejabat. Kan sarap.

Apa bedanya cw yang ingin uang dan cw yang ingin status? Dua duanya ingin sesuatu in exchange of sex. Cuman yang kedua justru malah mahal untuk orang rajin, pintar, dan kaya.

Kalo cw ingin uang, ya caranya tentu dengan teken kontrak biasa. Untuk apa lagi melibatkan pemerintah?

Tentu kalau saya mau pilih saya lebih prefer cw yang bisa cari duit sendiri tapi juga suka saya. Tapi itu yah selera lah.

Agama?

Ya itu masing masing individu. Kebetulan nikah siri ini punya opini kalo tindakannya didukung agama. Kalo menurut dia begitu, dan konsumen setuju, ya mengapa tidak?

Saya melihat nikah sirri.com ini seperti Uber. Memang banyak yang protest. Tapi itu urusan pribad masing masing.

Masalah ini merendahkan derajat wanita tidak didasari cinta dan lain lain, menurut saya itu secara matematis tidak jelas. Jadi tidak usah dipusingkan.

Kita terbiasa dengan ide liberal barat kalau dibayar pake uang namanya bukan cinta. Coba lihat Donald Trump dan istrinya. Memang istri donald trump yang cantik tidak suka Donald Trump? Kalo toh dia menyukai Donald Trump karena Donald kaya apa itu artinya dia pramuria? Kalo toh dia pramuria, ya so what?

Jelas jelasan Melanie lebih cantik dari majoritas wanita di dunia. Kadang kadang orang kelas atas itu bisa diatas karena mereka realistis.

Melanie juga bilang waktu diwawancara. Dia ditanya, mau nggak kamu pilih Donald kalo dia miskin. Melanie jawabnya enteng. Mau nggak Donald pilih saya kalo saya jelek? Ya tentu saja tidak.

Suka atau tidak suka, jodoh memang ditentukan oleh supply dan demand. Cinta hanya ilusi. Pacar kamu pasti meninggalkan kamu kalo dilamar Brad Pitt. Kamu pun akan meninggalkan pacar kamu kalo Sophia Latjuba, Britney Spears, Agnes Monica, patungan mau bayar kamu jadi Gigolo.

Ya kalo saya sih nggak akan meninggalkan pacar, paling saya ajak ikut. But c'mon lah. Kita semua memang mencari jodoh yang terbaik. Terbaik diantara apa? Ya terbaik diantara yang kita bisa dapet.

Dan adanya start up IT seperti nikah siri itu memungkinkan hal itu. Apakah itu baik atau buruk, biarlah konsumen yang menentukan.

Yang membuat saya tidak sreg adalah adanya unsur agama di nikahsiri.com. Tapi itu sah sah saja. Ya agama dia kok. Saya hanya khawatir kalo nanti pemerintah melegalkan nikahsiri.com tapi melarang kumpul kebo atau pramuriaan. Itu yang menurut saya tidak konsistent.

Tapi kalo orang kimpoi kontrak di bogor boleh lalu nikahsiri.com dilarang, apa itu konsisten? Ya tidak juga. Bilang ama pemerintah nggak usah ngurusin selangkangan kita. Udah terima pajak, bangun infrastrukture, jaga keamanan udah.

Ngomong ngomong, berapa nastak dan nasbung yang setuju dengan opini saya ini?