Bangunan dan rumah yang rusak terlihat saat pasukan pemerintah melanjutkan serangan mereka dalam operasi pembersihan melawan kelompok militan-IS yang mengambil alih sebagian besar wilayah Marawi, selatan Filipina, Sabtu (9/9/2017).
Tentara militer Filipina berhasil menyelamatkan seorang pastor yang ditawan selama nyaris empat bulan oleh kelompok militan Maute di selatan kota Marawi, Filipina.

Pastor Teresito "Chito" Soganub disandera bersama anggota jemaat gereja St. Mary's Parish sejak 23 Mei 2013, berbarengan dengan aksi pembakaran sejumlah gereja dan sekolah oleh kelompok yang mengaku terafiliasi oleh kelompok radikal ISIS.

Dalam rentang waktu tersebut, Pastor Chito ditahan di Masjid Bato, masjid yang disebut menjadi basis kekuatan kelompok tersebut di selatan Marawi.

Pastor Chito dijadikan alat negosiasi kelompok Maute kepada Presiden Rodrigo Duterte agar mengabulkan segala perintah mereka. Selain kepada ISIS, kelompok Maute ini juag diyakini memiliki keterkaitan dengan kelompok militan Filipina lainnya, Abu Sayyaf.

"Tuan Presiden, kita sedang berada di tengah-tengah perang. Kami meminta pertolongan kepada Anda, tolong berikan saja apa yang menjadi permintaan musuh," ucap Pastor Chito dalam salah satu video yang sengaja dibuat oleh kelompok militan kepada Duterte pada 12 Agustus 2017, dalam lansiran CNN.

Tak banyak yang disampaikan Pastor Chito saat tiba di Manila, selain ungkapan terima kasihnya kepada militer Filipina. Soganub terlihat dalam kondisi fisik yang sehat dan stabil.

Laksamana Muda Rene Medina, Komandan Angkatan Laut Filipina di Mindanao bagian barat menyebut Pastor Chito berhasil kabur dari penyanderaan setelah pihak militer Filipina mulai memberangus masuk ke kawasan tersebut.

"Mereka kabut ketika para penyandera sedang baku tembak dengan tentara," ucap Medina dalam Reuters.

Seperti diketahui, sudah 115 hari militer Filipina terlibat dalam pertarungan sengit tanpa ampun dengan kelompok militan Maute.

Kolonel Romeo Brawner, wakil komandan gugus tugas yang memerangi milisi Maute dalam operasi militer itu, menuturkan militer telah menghadapi perlawanan terberat dalam menguasai kembali masjid di Marawi.

Penguasaan kembali masjid Bato oleh militer Filipina menjadi salah satu pertanda kuat bahwa pertempuran dengan Maute yang berkepanjangan kemungkinan akan segera berakhir.

"Kami yakin pertempuran kita hampir berakhir. Daerah yang mungkinkan kelompok teroris Maute bisa bergerak mulai menyusut," kata Brawner dalam Channel News Asia.

Dalam pertempuran akhir pekan lalu, seorang tentara tewas dan tujuh lainnya luka-luka. Ketika merebut masjid di Marawi, Brawner berharap dapat membebaskan sejumlah sandera. Namun, setelah menguasainya, militer tidak menemukan satu pun.

Kelompok militan Maute mengklaim telah menyandera puluhan warga sipil Marawi sejak pendudukannya pada 23 Mei 2017.

Sebagian wilayah Marawi yang sudah berhasil diamankan militer dilaporkan mulai pulih. Sejumlah warga di sana sudah mulai kembali ke tempat tinggal mereka dan beberapa pertokoan pun sudah dibuka.

"Kemenangan militer ini akan semakin melemahkan kelompok militan ini karena komando dan pusat pergerakan mereka sudah dilumpuhkan," ucap pimpinan militer Filipina, Jenderal Eduardo Ano.

Meski telah mengambil alih Marawi, Ano menegaskan operasi pembersihan militan belum akan berhenti. Militer baru benar-benar akan berhenti setelah kelompok Maute menyerahkan diri dan daerah-daerah yang dikuasai mereka tanpa perlawanan.

Pemerintah Filipina menyatakan 666 gerilyawan, 147 tentara pemerintah, dan 47 warga sipil terbunuh dalam pertempuran memberangus milisi Maute. Pertempuran ini telah membuat ribuan orang meninggalkan rumahnya.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-militan-maute

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Kabar kabur pemicu serangan massa ke LBH Jakarta

- Kivlan, 22 preman, dan dalang pengepungan LBH Jakarta

- Setya Novanto dan drama sakit tersangka korupsi