abuzhafif15Avatar border
TS
abuzhafif15
Ngeri! Tabungan di BCA Bisa Bocor (Yang punya pengalaman bisa cerita disini)


SERUJAMBI.COM, Jambi – Bagi yang punya tabungan di Bank BCA, ini kabar yang mencemaskan. Pasalnya, ada seorang nasabah BCA di Jambi, Ati, kehilangan uang di tabungan BCA-nya hingga mencapai Rp 40 miliar! DPRD Provinsi Jambi mendesak agar kasus ini segera diusut. Jangan sampai ada warga Jambi yang lain jadi korban serupa.

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jambi, Poprianto, kepada Seru Jambi Senin 11 September 2017, mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan kabar adanya aksi demonstrasi di kantor Bank Central Asia (BCA), yang merupakan buntut dari dugaan lenyapnya uang milik nasabah bernama Ati. “Berbahaya kalau uang nasabah sampai hilang,” ujar Poprianto.
Untuk itu, kata Poprianto, Komisi II, meminta Bank Indonesia (BI) dan badan pengawas seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) segera melakukan investigasi mendalam terkait kasus ini.

“Kita akan mendorong BI dan OJK, untuk segera menyikapi permasalahan ini,” ungkapnya.
Sedangkan untuk pemanggilan BCA, Poprianto mengatakan, pada pekan depan Komisi II akan mengagendakan pemanggilanny. Bahkan tidak hanya BCA, nasabah yang merasa dirugikan juga akan diundang ke Gedung DPRD Provinsi Jambi.

“Pekan depan (pemanggilannya), kalau dalam minggu ini kita sedang reses,” pungkasnya.
Informasi dari Ati menyebut, tidak hanya di Bank BCA saja uang tabungannya lenyap. Di bank-bank lain juga lenyap. Sehingga, uangnya yang hilang di bank mencapai nilai total Rp 60 miliar. Soal bank-bank lain, ia berjanji akan membeberkannya hari ini, Selasa 12 September 2017.

Sementara, Sony Zainul, Ketua Komisi II DPRD Kota Jambi yang membidangi ekonomi dan keuangan, mengaku terkejut dan menyayangkan kejadian ini. Apalagi, kata dia, kejadian ini terjadi di bank besar sekelas Bank Central Asia (BCA).
“Sebagai orang awam, saya sangat terkejut. Bank yang begitu besar dan bonafit seperti BCA bisa kecolongan sampai Rp 40 miliar,” kata Sony.
Menurut dia, kejadian ini otomatis akan membuat warga khawatir. Apalagi, kata dia, warga menabung di bank agar uangnya terjamin keamanannya.

“Kita manabung di bank itu kan ingin aman dan nyaman. Uang kita tersimpan rapi dan tidak hilang. Ini, bukannya ratusan juta, tapi sudah puluhan miliar,” ujar dia.
Logikanya, kata dia, sebagai bank besar. Penarikan uang di atas Rp 1 miliar ke atas, harus di kroscek ke personal orang yang menabung.

“Kita mau setor saja harus di kroscek KTP. Ini miliaran. Harusnya, bank sebelum mencairkan uang di kroscek dulu ke personal orang yang menabung. Benar tidak bapak itu,” sebut dia lagi.
Lebih lanjut, DPRD Kota Jambi, kata Sony, menyerahkan sepenuhnya kepada OJK selaku lembaga pengawas keuangan untuk menyelidiki permasalahan itu.

“Karena itu domain OJK, dan belum ada aduan dari masyarakat mengenai masalah ini. Kalau sudah ada aduan, akan kita panggil pihak BCA, OJK dan warga yang dirugikan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Senin 11 September 2017, Bank BCA Pasar Jambi, Jalan DR Sutomo, digeruduk massa. Massa mendesak manajemen BCA bertanggungjawab atas transaksi keuangan yang dilakukan bank tanpa sepengetahuan pemilik rekening. Massa juga mendesak aparat kepolisian menangkap bos Bank BCA.

Koordinator lapangan, Yasika dalam orasinya menyesalkan atas adanya kejadian pengambilan uang tanpa sepengetahuan pemilik. “BCA ini bank besar, kok bisa ada pencarian uang nasabah tanpa sepengetahuan pemiliknya,” paparnya dalam orasi.
Selanjutnya, Ati selaku pemilik rekening mengaku kecewa dengan manajemen BCA. Ia meminta BCA bertanggungjawab. ”Sangat kecewa saya dengan kondisi ini, pihak bank bisa mencarikan dana saya tanpa sepengetahuan saya,” tegas Ati.
Ati juga meminta pihak bank untuk membuka CCTV yang ada di bank BCA tersebut. Ia juga meminta pihak bank untuk transparan terhadap kasus ini. “Saya minta bank membuka CCTV dan BCA harus transparan,” tegasnya.

Hingga siang hari, pihak manajemen BCA belum memberikan komentarnya dan belum berani menemui pendemo. Massa menuntut bos BCA ditangkap dan mempertanggungjawabkan kejahatan perbankan yang dilakukan.
Zulfani, koordinator aksi menjelaskan, nasabah BCA atas nama Ati, uangnya tiba-tiba hilang dari rekening BCA senilai Rp 40 M. Jumlah uang yang tak sedikit.

“Padahal pemilik rekening tak pernah menarik uang atau mentransfer uang sejumlah itu. Ini ada apa dengan BCA, kok bisa begini,” katanya.
“Di BCA ada sekitar Rp 40 M uang yang hilang. Secara keseluruhan di 6 bank ada total sekitar Rp 100 M,” tegasnya.
Menurut Ati, sebenarnya dirinya tidak ingin melakukan unjuk rasa ini. Namun uang yang raib sejak 2016 lalu hingga kini tidak ada kejelasan dari pihak bank.
“Saya tidak terima atas kerugian yang saya alami. Karena itu, kami akan melakukan demo besar-besaran ke BCA hari ini,” katanya.
Diakuinya, tanpa sepengetahuannya, uang sebanyak Rp 600 juta di Bank BCA yang dia tabung sudah berpindah ke rekening orang lain yang mengatasnamakan kuasa dari dirinya. Jika ditotal ada sekitar Rp 40 M lebih.

“Kita tidak pernah memberikan kuasa kepada orang lain untuk melakukan transfer ke rekening lain,” ujar Ati.
Hal yang sama juga terjadi di beberapa bank lainnya, tanpa kejelasan uangnya pun raib dan berpindah ketabungan orang lain dengan modus yang sama.
Anehnya, Ati mengatakan selain ditemukan identitas palsu atas nama Ati yang dibuat oleh pelaku dalam kuasa tersebut, pihak bank terkesan menutup-nutupi.

“Pihak bank menghalang-halangi saya. Saya hanya minta data-datanya, bukti transfer dan rekaman CCTV,” ungkapnya dengan nada kesal.
Selain itu, Dia juga menjelaskan selama ini dirinya tidak pernah dalam hal pembuatan paspor dan pembukaan rekening memberikan kuasa kepada orang lain. Apa lagi untuk memberi kuasa transfer kepada orang lain.

“Bukan hanya identitas KTP saya saja yang dipalsukan, namun nomor handphone saya juga dipalsukan. Tidak itu saja, cek dan giro yang dicairkan serta spesimen tanda tangan saya juga tidak sama,” imbuh Ati.
Dia juga menjelaskan data identitas KTP aslinya dengan nomor 1571031708810102, diakuinya tidak pernah buka rekening dengan ID selain dengan ID yang ada tersebut.

Selanjutnya, dalam perjalanan mencari kebenaran, Ati menemukan bukti lain, yakni adanya ID KTP palsu atas namanya. Tetapi, tanggal lahir di KTP itu juga palsu. Padahal dari KTP aslinyas, Ati lahir pada tahun 71.
Dan anehnya lagi, sambung Dia, ID KTP dirinya pun tidak bisa diakses dan dicek oleh Dinas Penduduk dan Catatan Sipil, Provinsi Jambi.
“Pihak Dukcapil hingga saat ini tidak bisa memberikan keterangan. Mereka hanya memberikan alasan tidak bisa diakses, karna data banyak yang hilang. Aneh kan, kenapa data saya bisa hilang,” papar Ati.
Terkait kerugian milyaran yang dialaminya sejak tahun 2016, Ati bukan tidak pernah melaporkan ke pihak berwajib.

“Saya sudah mencari keadilan sejak tahun 2016 lalu, dan sudah membuat tujuh laporan kepada pihak kepolisian, baik di Polresta maupun di Polda Jambi. Namun belum ada tindakan yang signifikan terhadap kasus yang menimpa saya ini,” katanya.
Baginya, ini merupakan kejahatan yang keji, yang harus ditindak dan diproses oleh pihak yang berwajib, baik pihak kepolisian atau pihak otoritas jasa keuangan (OJK) di Jambi (baca perkembangan berita-berita lain terkait kasus BCA Jambi ini di www.serujambi.com)

SUMBER BERITA

BERITA TERKAIT LAINNYA:

GAWAT! Bisa Terjadi Rush Money, Dampak Kasus Raibnya Uang Nasabah di BCA
$3 million of customers money lost in BCA Jambi, Indonesia
BREAKING NEWS ! Uang Nasabah di Rekening BCA Raib, BANK BCA Jambi di Demo Warga
0
7.5K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan