Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
Sumut Butuh Pemimpin Berkarakter



PROVINSI Sumatera Utara membutuhkan pempimpin yang berkarakter agar pembangunan karakter di Sumut menjadi harus prioritas.



Hal itu dikatakan anggota DPR RI Effendi MS Simbolon usai menghadiri dialog Interaktif dengan pemuda Sumut yang bertema Quovadis Pembangunan Sumatera Utara di Kafe Ulos,Medan, Sumut, Sabtu (2/9) sore.



"Berdasar hasil diskusi para tokoh anak muda di Sumut disimpulkan Sumut menginginkan pemimpin yang berkarakter, berwibawa, punya harga diri, punya jati diri, dan komitmen," katanya.



Effendi juga mengatakan bahwa karakter pemimpin yang diinginkan juga jauh dari korupsi, mampu memberikan pelayanan dan memberikan hak-hak masyarakat yang selama ini terampas. Selama ini, katanya, dari aspirasi dan tanggapan peserta yang hadir menggambarkan kekecewaan terhadap pemimpin yang belum bisa mengakomodir kepentingan rakyat. "Hasil diskusi ini akan kami serap dan dilaporkan ke pimpinan nantinya," ucapnya.



Ketua Umum GM FKPPI Hans Silalahi, yang menjadi narasumber dalam dialog interaktif itu, mengatakan, saat ini Sumut sudah menjadi barometer miniaturnya Indonesia. Ia menilai Sumut memiliki potensi yang cukup besar dengan letaknya yang strategis. Sehingga, katanya, tak mengherankan pusat meletakkan 10 proyek strategis di provinsi yang memiliki 1,1 juta hektare kelapa sawit.



"Berdasar undang-undang nomor 23 tahun 2016 tentang 10 proyek strategis, respons pembangunan masyarakat tidak ada. Kenapa? Masyarakat seolah tidak mau tahu," tanyanya dalam dialog saat itu.



"Sudah beberapa kali kita ganti gubernur. Apa sih yang dibutuhkan Sumut? Kita harus benar-benar membangun, dimulai dari membangun karakter. Orang Sumut itu yang pertama keras, kedua keras-kerasan, dan ketiga kerada," ucapnya.



Hans pun melanjutkan, pemimpin yang pas untuk Sumut haruslah orang Sumut. Karena, katanya, kalau bukan orang Sumut kurang sense of belongingnya untuk membangun Sumut. "Kalau orang luar Sumut, kurang rasa memilikinya," sebutnya.



Dialog interaktif saat itu dihadiri beberapa organisasi seperti FKPPI, Cipayung Plus, GMNI, HMI, IMM, dan jurnalis senior.



Menurut salah seorang peserta dari IMM, Aulia, pembangunan di Sumut sebaiknya diawali dsri pendidikan. Apalagi pendidikan di daerah tertinggal yang terkesan terabaikan.



"Berbicara persoalan pembangunan sama dengan berbicara pendidikan yang sama halnya membangun bangsa," katanya.



Selain itu Bintor Simanjuntak dari GMNI menambahkan komponen penting selain pendidikan adalah bagaimana menciptakan birokrasi yang bersih.



"Birokrasi harus diberersihkan baru bicara membangunan. Mau menbangun apa saja, pendidikan, infrastruktur. Barulah kita bilang mau membangun. Banyak sekali korupsi di Sumut," pungkasnya.(OL-1)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...ter/2017-09-03

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Pestakan Kemampuanmu Sebelum Memilih Karier!

- Terkejut Lampaui Perkiraan

- Pilates Berpadu Boxing

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
306
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan