Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
Antisipasi Karhutla Harus Konstan



KOORDINASI untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) harus diperkuat guna mewaspadai peristiwa serupa kendati jumlah titik api di sejumlah tempat berkurang beberapa hari terakhir.



"Kondisi titik api yang menurun beberapa hari terakhir ini tidak serta-merta menurunkan kewaspadaan dan upaya-upaya Brigade Dalkarhutla (Pengendalian Kebakaran Hutan dan lahan) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)-Manggala Agni serta para pihak terkait di daerah untuk mencegah karhutla," kata Menteri LHK Siti Nurbaya di Jakarta, kemarin.



Menurutnya, pengendalian karhutla harus diperkuat melalui darat berupa patroli dan pemadaman serta dari udara dengan patroli udara, pengeboman air, dan teknologi modifikasi cuaca (hujan buatan).



"Kita semakin kuat ketika semua pihak bersinergi mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di seluruh Indonesia, terutama di daerah rawan," kata Siti dalam keterangan tertulisnya.



Ia menyebutkan, di Daerah Operasional (Daops) Labuhan Batu, Kabupaten Padanglawas Utara, Sumatra Utara, Manggala Agni terus berpatroli secara mandiri dan sosialisasi serta memantau kondisi cuaca di Bandara Aek Godang, Kecamatan Hulu Sihapas.



Begitu juga di Sumatra Selatan (Sumsel), hingga kini patroli terpadu dari Daops Banyuasin, Musi Banyuasin, Lahan, dan Ogan Komering Ilir masih berlangsung.



Sementara itu, pemadaman masih berlanjut di Desa Sukarami, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir.



Pemadaman kebakaran hutan dan lahan melibatkan jajaran Polsek Pamulutan, personel TNI, Masyarakat Peduli Api atau satgas desa.



Selain itu, didukung dua unit helikopter untuk bom air.



Sampai Minggu (13/8) total luas lahan yang terbakar di wilayah itu mencapai 5 ha.



Upaya pemadaman kebakaran melalui udara dan darat juga dilakukan di wilayah Kabupaten Ogan Ilir serta Kabupaten Sarolangun, Jambi.



Selain di Sumsel dan Jambi, Provinsi Riau masih melakukan patroli terpadu dan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan waspada kebakaran, bahkan membikin hujan buatan.




Gambut terancam



Patroli terpadu dan sosialisasi di lokasi rawan karhutla terus dilakukan di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.



Begitu pula patroli udara dan pemantauan titik panas, dilaksanakan selama 1 jam dengan menyusuri rute yang juga merupakan desa sasaran patroli terpadu.



Di Kalimantan Tengah, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palangkaraya, potensi kebakaran ditinjau dari analisis parameter cuaca.



Lahan gambut di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, kemarin, sangat mudah terbakar karena lahan tersebut kering dan tidak ada hujan.



"Di daerah selatan (Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau) Kalimantan Tengah, dua hari ke depan diperkirakan tidak akan ada hujan. Jadi (lahan gambut kering) sangat mudah terbakar. Sementara itu, di daerah utara, yakni di Kabupaten Murung Raya, Gunung Mas dan Barito Utara, dua hari mendatang akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga deras disertai petir," kata Prakirawan BMKG Palangkaraya Chandra Mukti ketika dihubungi, kemarin.



Di sisi lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengimbau warga agar mewaspadai ancaman kebakaran hutan di Gunung Guntur pada musim kemarau. (Ant/H-2)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...tan/2017-08-15

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Cegah Korupsi tidak Cukup Teken Pakta Integritas

- PAN Melirik Ridwan Kamil

- Vokasi Penting untuk Bangun RI

0
456
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan