tribunnews.comAvatar border
TS
MOD
tribunnews.com
Pemkot Surabaya Segera Tutup Pasar Tanjungsari 74, Tanjungsari 36 dan Pasar Dupak



Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nurul Aini

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya, Arini Pakistyaningsih memastikan penertiban tiga pasar ilegal.

Ketiga pasar itu adalah Pasar Tanjungsari 74, Pasar Tanjungsari 36 dan Pasar Dupak Rukun 103.

Penertiban akan dilakukan setelah masa 30 hari setelah pembekuan surat Izin Usaha Pengelolaan Pasar Rakyat (IUP2R).

Izin pasar ketiganya telah dibekukan pada Rabu (12/7/2017).

Alasannya, ketiga pasar itu melanggar aturan penjualan yang harusnya menjual eceran ternyata melakukan penjualan secara grosir.

"Penertiban dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas," kata Arini.

Menurut Arini Pakistyaningsih, mekanisme penertiban harus menunggu waktu 30 hari setelah pembekuan dan selanjutnya akan dicabut izinnya.

Aturan ini menurutnya memang tidak tercantum dalam Perda dan Perwali, tapi keberadaannya melengkapi secara teknis guna memberi kesempatan pelanggar membereskan dagangannya.

"Maka setelah dibekukan kemudian dicabut izinnya setelah 30 hari. Berarti sudah resmi ditutup, baru kita terbitkan Bantib," kata Arini ketika dihubungi TribunJatim.com, Selasa (25/7/2017).

Arini juga mengatakam telah melakukam komunikasi intens dengan Satpol PP untuk melakukan bantib nantinya.

Saat ini, kata Arini ketiga pasar yang telah dibekukan masih boleh beraktivitas sembari mennyiapkan sebelum penutupan.

Pasar Tanjungsari 47 atau yang dikenal Pasar Tradisional Peneleh Modern terletak di Jalan Tanjungsari 47, dan terdiri dari bangunan permanen yang tertata rapi.

Terdapat sekitar 30 pedagang menjual aneka macam buah.

Sedangkan Pasar Tanjung Sari 74 yang juga merupakan pindahan pedagang Paneleh, masih berupa bangunan semi permanen dari kayu.

Permasalahan izin mencuat sejak perwakilan pedagang Pasar Pios atau Pasar Induk Osowilangun mengadu ke Dewan Surabaya, dan mengeluhkan turunnya omset penjualan.

Penurunan penjualan dinilai karena konsumen lebih memilih membeli di pasar lain yakni Pasar Tanjungsari 47, 74 dan Pasar Dupak yang notabene bukan pasar induk.

Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2...an-pasar-dupak

---

Baca Juga :

- 'Bapak Saya Ketua RW, Jangan Bilang ya Kalau Saya Terjaring Razia'

- Tak Puas Pelayanan Istri, Suami Kerap Booking Waria Panggilan

- Pengakuan Waria Terjaring Razia: Pelanggannya Om-om Kaya, Tarifnya Rp 500 Ribu

0
905
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan