Quote:
Peneliti asal Universitas King Fadh di Arab Saudi, Sumanto Al Qurtuby, menyatakan polemik radikalisme di Timur Tengah sering kali dibelokkan maknanya oleh kelompok-kelompok yang ada di Indonesia.
Pembelokkan tersebut dilakukan dengan latar belakang kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok tersebut.
"Yang saya tangkap ada pembelokkan persoalan, apa yang terjadi di sana dimanfaatkan oleh kelompok di sini,"kata Sumanto saat ditemui di Gedung Badan PPSDM Kementerian Kesehatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (22/7).
Qurtuby menerangkan bahwa terjadi pemahaman konflik di kawasan Timur Tengah seperti yang terjadi di Suriah dan Irak terjadi karena campur tangan negara-negara Barat. Padahal, kata dia, konflik tersebut terjadi jauh sebelum adanya negara-negara Barat tersebut.
Menurut pria yang sudah enam tahun tinggal di Arab Saudi tersebut, konflik Timur Tengah sudah terjadi selama berabad-abad. Dan, sambungnya, itu konflik itu tak melulu terjadi karena andil kelompok nonmuslim, tapi terjadi pula antarkelompok muslim.
Untuk saat ini, diakui Qurtuby, ada ikut campur negara-negara barat dalam konflik di Timur Tengah. Namun, sambungnya, isu terebut dihembus besar untuk mencuci tangan sendiri, dan menutupi fakta bahwa kelompok Islam pun terlibat di dalamnya.
"Benar bahwa Amerika terlibat, kelompok nonmuslim ada di sana, tapi faksi Islam juga terlibat karena terpecah menjadi beberapa kubu," ujarnya.
Sumanto menambahkan, masalah-masalah seperti itu akhirnya dimanfaatkan sebagian kelompok di Indonesia sebagai alat untuk memanaskan keadaan. Isu di Timur Tengah, sambungnya, dimanipulasi dan dijadikan doktrin yang disebarluaskan ke masyarakat di Indonesia.
"Konflik di sana itu banyak macamnya, tapi di sini selalu dianggap masalah teologis," kata Qurtuby yang dikenal sebagai pengajar antropologi pula di Universitas King Fahd.
"Konflik muslim kristen juga harus diluruskan, keduanya dibenturkan karena gerakan politik oleh kelompok di Indonesia."
sumber
Quote:
"Konflik di sana itu banyak macamnya, tapi di sini selalu dianggap masalah teologis,"kata Qurtuby
Hmmmm ada benarnya juga
Quote: