ryan.manullangAvatar border
TS
ryan.manullang
Kajian Sejarah Asal Nama Suku "Batak"

suku batak di Haranggaol sebagai nelayan (1883)

Kemunculan suku batak dalam kajian sejarah dan antropologi memang sedikit sulit bisa dipastikan kapan pemakaian atau munculnya nama suku batak ini terjadi. Bisa jadi memang sejak kehadirannya sebagai kelompok imigran memang sudah bernama "batak" atau nama "batak" itu sendiri muncul setelah si Raja Batak ada.

Namun berikut kajian berdasarkan disertasi Ibrahim Gultom dalam bukunya berjudul "Agama Malim di Tanah Batak" mengenai kajian asal muasal nama batak secara antropologi.

Istilah batak adalah sebuah kata yang berasal dari sari kata "bataha" yaitu nama sebuah negeri di Burma dahulu kala dan sekaligus asal mula orang batak sebelum bermigrasi ke pulau nusantara. Oleh karena itu penamaan suka bangsa dan tanah batak tidak terjadi (lahir) di Sumatera Utara. (Sangti, 1987: 26-27)
Pendapat yang sama dari Parkin (1987: 20) yang menyatakan bahwa istilah batak berasal dari kata "batah" yang kemudian pengucapannya berubah menjadi batak. Hal ini terjadi karena dalam aksara batak tua tidak ada huruf "k" sementara huruf "h" dalam setiap akhir kata diberbunyi menjadi "k", dalam hal ini ialah kata "habatahon" yang diucapkan menjadi "habatakon".

Dalam literatur khususnya kamus melayu istilah batak bukan saja bermakna penunjukan suatu suku bangsa di Sumatera melainkan juga "mengembara", "merompak", "menyamun", "merampas" (Kamus Dewan, 1998: 112).
Menurut Warneck dalam Lumbantobing (1996: 1) makna "batak" ialah "penunggang kuda yang lincah" tetapi menurut H.N vander Tuuk "batak" berarti "kafir"yang lainnya mengartikan "budak-budak" yang bercap atau ditandai. Hal ini bisa jadi muncul sebagai intuitif dari sekolompok suku lain yang beranggapan lain terhadap perilaku suku batak.

Menurut Loeb (1972: 20) nama batak ini bisa jadi panggilan bernada hinaan dan ejekan dari golongan islam untuk orang yang memakan babi. Hal ini menjadi penghormatan pembeda antara suku batak dengan orang jawa, muslim atau melayu.

Suku batak dahulu juga kerap menjadi sasaran penilaian kurang baik, baik peninjau dari dalam maupun luar negeri. Apalagi orang barat selalu mencirikan orang batak sebagai orang berwatak keras dan suka makan orang (Pedersen 1975: 15) dalam hal ini sebagai akibat dari adanya tesis antropologi catatan misionaris Eropa mengenai orang batak yang memakan misionaris yang hadir ke tanah Batak walaupun kajian ini tidak dapat dipegang secara mutlak secara empiris.

Sumber: Agama Malim di Tanah Batak oleh Ibrahim Gultom (diterbitkan PT. Bumi Aksara)
Diubah oleh ryan.manullang 29-07-2017 13:01
0
53.7K
352
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan