BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Satgas Pangan bekuk 212 kejahatan pangan selama Ramadan

Pedagang sayur mayur menunggu pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (28/6/2017).
Selain mengoptimalkan arus mudik dan balik Idulfitri 2017, pemerintah juga mengklaim telah berhasil menjaga stabilitas harga sembilan bahan pokok sepanjang periode tersebut.

Ini tercermin dari penindakan sekitar 212 kasus permainan harga dan ketersediaan pangan selama Ramadan dari berbagai macam komoditas oleh tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Jenderal Tito Karnavian menjelaskan, 212 kasus itu terbagi menjadi dua, yakni 105 kasus terkait bahan kebutuhan pokok, sedangkan 107 lainnya adalah kasus bahan kebutuhan nonpokok.

Tito tak merinci jenis penindakan dan wilayah temuan atas ratusan kasus tersebut, namun mayoritas kejahatan yang dimaksud adalah kasus penimbunan yang kemudian dijadikan alat untuk memainkan harga.

"Mengenai indikator keberhasilannya, sekiranya karena harganya stabil. Yang penting tidak terjadi inflasi," ujar Tito, dalam detikcom, Rabu (5/7/2017).

Beberapa komoditas yang harganya stabil antara lain komoditas beras IR64 di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) yang dijual dengan harga pada kisaran Rp7.400, harga daging beku di pasaran tidak lebih dari Rp80.000, dan gula pasir Rp12.500 per kg. Harga itu seragam di tingkat ritel modern.

Satgas Pangan adalah tim yang dibentuk Polri bersama dengan Kementerian Pertanian, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) jelang Ramadan lalu.

Di tingkat daerah pun juga dibentuk Satgas Pangan Polda bersama sejumlah dinas terkait yakni Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan. Satgas Pangan Polda dipimpin oleh Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda.

Tujuan pembentukannya adalah untuk menekan angka kecurangan dalam hal distribusi pangan, harga pangan dan kualitas pangan jelang Idulfitri 1438 Hijriah.

Meski masa Idulfitri telah berakhir, Tito memastikan kinerja tim ini tak turut selesai. Bahkan, saat ini tim akan memprioritaskan tugas kepada pengejaran mafia beras.

Sebab, menurut Tito seperti dalam laporan Republika, uang yang beredar untuk beras hampir sebesar Rp487 triliun dan menjadi tertinggi dibandingkan minyak goreng dan jagung.

Belum lagi terjadi ketimpangan dalam hal keuntungan antara pedagang dan petani. Jumlah petani disebut mencapai 56 juta orang, namun secara keseluruhan keuntungan yang didapat adalah Rp60 triliun, atau sekitar Rp1,2 juta per orang.

Sementara, jumlah pedagang yang hanya mencapai 400 ribu orang mampu meraup keuntungan hingga Rp126 triliun, atau sekitar Rp3 juta per orang.

Target dari penindakan ini adalah tim mampu mengupayakan penurunan harga beras hingga Rp1.000 per kilogram dari harga normal yang beredar di pasaran.

"Petani harga yang menguntungkan enggak boleh turun. Itu sudah dijamin oleh pemerintah. Kami inginkan adalah disparitas yang tinggi ini dari Rp7 ribu ke Rp10 ribu. Sehingga tiga-tiganya senang," tutur Tito dalam CNN Indonesia.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...selama-ramadan

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Arloji memang mesti masuk mesin pemindai bandara

- Apa yang berubah pada mudik tahun ini

- Anggaran dipangkas, target pertumbuhan ditambah

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan