Sejumlah pemudik Kereta Api (KA) Tegal Ekspres jurusan Jakarta-Tegal tiba di Stasiun Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (17/6). Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta mengungkap, tren jumlah pendatang makin naik.
Pemerintah DKI Jakarta menaksir pendatang di Jakarta bakal turun jumlahnya. Pada arus balik, yang mencapai puncaknya pada Jumat (30/6) dan Sabtu (1/7), pendatang dari beberapa daerah bisa turut balik mengadu nasib ke Jakarta.

Pemerintah DKI Jakarta tak melarang pendatang. Asal, mereka datang dengan prosedur yang legal, dan memiliki ketrampilan.

"Silakan datang ke sini, tapi yang punya keterampilan di sini sehingga tidak menjadi pengangguran," ujar Gubernur Djarot Syaiful Hidayat di Balai Kota, Minggu (25/6) seperti dinukil dari Kompas.com.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta memperkirakan, pendatang baru yang datang ke Ibu Kota usai Idulfitri tahun ini jumlahnya akan menurun dibanding tahun lalu.

"Tahun ini kami perkirakan pendatang baru ke Jakarta mencapai 65 ribu orang," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta, Edison Sianturi seperti dikutip dari Beritajakarta.id, Sabtu (24/6).

Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Saefullah optimistis jumlah pendatang baru usai lebaran nanti berkurang jika dibandingkan tahun lalu.

"Saya rasa (jumlahnya) masih batas normal. Karena pembangunan di Indonesia ini diarahkan ke semua sisi dari Indonesia Timur, Tengah hingga Barat" ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (21/6).

Saat ini sentra industri sudah bergeser ke daerah sekitar Ibu Kota seperti Karawang, Cikampek, dan lainnya. Hal ini menjadi magnet bagi pendatang baru untuk mencari pekerjaan tidak hanya di Jakarta.

Edison menilai, kemungkinan pendatang baru bakal terkonsentrasi di kawasan padat sekitar lokasi hiburan, perdagangan dan industri.

Menurut Edison sejak dua tahun belakangan tren pendatang baru dari daerah ke Ibu Kota terus menurun.

Edison mengklaim, pada 2015 jumlah pendatang baru di Jakarta mencapai 70.504 orang. Lalu pada 2016 turun menjadi 68.763 orang. "Pada tahun ini kami perkirakan pendatang baru ke Jakarta mencapai 65 ribu orang," ujar Edison.

Perkiraan Edison itu didasarkan penghitungan tren sejak lima tahun belakangan yang berkisar 62 ribu orang. Angka itu ditambah jumlah pendatang pada 2016. Hasilnya dibagi dua. Maka ketemu angka sekitar 65 ribu orang.

Namun dari koleksi data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, kondisinya justru berbeda.

Pada 2013, jumlah pendatang tak sampai 100 ribu orang. Tahun itu, ada 96.034 orang dari luar Jakarta yang mengadu nasib di Ibu Kota. Mereka terdiri dari 50.556 perempuan dan 45.478 pria.

Setahun berikutnya, jumlah pendatang melonjak lebih dari 50 persen. Saat itu, di Jakarta kedatangan 150.322 jiwa. Perempuan mencapai 78.750 orang, dan pria sebanyak 71.572 orang.

Pada 2015 jumlah pendatang bertambah lagi menjadi 160.243 jiwa. Perempuan masih mendominasi dengan jumlah 84.199 jiwa, sedangkan pria ada 76.044 jiwa.

Jakarta Selatan dan Jakarta Timur menjadi kota paling banyak dituju oleh pendatang. Menurut koleksi data yang sama, pada 2013, 23 persen pendatang menuju Jakarta Timur. Lalu porsinya melonjak menjadi 29 persen. Tahun 2015, wilayah ini menjadi tujuan 30 persen pendatang.

Sedang Jakarta Selatan, sempat menjadi tujuan utama pendatang di Jakarta dengan porsi hampir 35 persen. Jumlah ini susut nyaris menjadi 26 persen pada 2014, karena pendatang banyak yang menuju Jakarta Timur. Porsi 26 persen ini bertahan terjadi pada 2015.

Sependek penelusuran kami, Dinas Kependudukan dan Data Pemerintah DKI Jakarta belum melansir data pendatang pada 2016. Melihat data yang ada, jumlah pendatang di Jakarta, kecil kemungkinan berkurang jumlahnya.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...akal-berkurang

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Google terancam tunggakan besar dari Uni Eropa

- Donald Trump hapus tradisi buka puasa bersama di malam takbiran

- Lajur Jakarta-Cikampek Elevated ikut antisipasi arus balik