BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Awal rekonsiliasi Jokowi dan GNPF MUI?

Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Menkopolhukam Wiranto (ketiga kanan), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kedua kanan) dan Mensesneg Pratikno (kanan) menerima pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/06/2017). GNPF-MUI bertemu Presiden Joko Widodo dalam rangka silaturahmi serta meminta adanya komunikasi dengan Presiden.
Pertemuan itu berlangsung singkat, hanya 20 menit. Presiden Joko "Jokowi" Widodo sampai menunda kepulangannya ke Istana Bogor demi menerima tamu spesialnya kemarin, tim dari Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI).

Tepat pada Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1438 Hijriah kemarin (25/06/2017), pertemuan tak terjadwal tersebut berlangsung. Awalnya, Presiden yang ketika itu sedang menggelar open house, mendapat laporan kalau perwakilan GNPF MUI ingin bersilaturahmi.

"Presiden bilang, "Loh, ini kan open house, ya siapa saja kita tunggu,"" kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno, seperti ditulis Kompas.com.

Ia mengatakan, pertemuan ini merupakan permintaan langsung GNPF MUI lewat Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin. Mendapat respon positif, Pratikno pun segera berkoordinasi dengan Menteri Agama dan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto.

Usai berkunjung ke rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati, Jokowi segera kembali ke Istana Merdeka. Pukul 12.50 WIB, pertemuan itu berlangsung di ruang utama secara tertutup. Tim GNPF MUI berbincang dengan Jokowi dalam suasana yang akrab dan cair. Beberapa kali mereka sempat tertawa bersama.

Tentu saja GNPF MUI menyampaikan beberapa keinginannya dalam pertemuan tersebut. Salah satunya, mereka ingin akses komunikasi langsung dengan Presiden. "Mereka juga mengatakan, mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah," kata Pratikno. "Mereka mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Presiden."

Wakil Ketua GNPF MUI Zaitun Rasmin mengatakan, pertemuan ini merupakan langkah awal rekonsiliasi. "Silaturahim ini tentu harus ada tujuan ya. Ingin memperbaiki kondisi, silaturahmi, meningkatkan komunikasi. Itu kan ke arah sana, rekonsiliasi," ujarnya.

Teknis proses rekonsiliasinya belum dibahas dengan detail. Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir mengungkapkan, yang penting adalah membangun komunikasi terlebih dahulu. "Alhamdulilah, pertemuan itu cair sekali dan kami mulai saling memahami satu sama lain," ujarnya.

GNPF MUI juga memuji sikap Jokowi dalam mengatasi persoalan hukum. Presiden, menurut juru bicara GNPF MUI Kapitra Ampera, tak akan membiarkan penegakan hukum yang tidak berkeadilan. "Ini membuat kita semua lega atas antusiasme Presiden menyampaikan komitmennya," ujar Kapitra, seperti ditulis detikcom.

Kedua pihak juga sepakat tidak ada sikap yang berhadapan antara umat Islam dan pemerintah, dalam konteks kebhinekaan, Pancasila, dan NKRI. "Praduga-praduga yang selama ini terbangun bisa disingkirkan," kata M Lutfi Hakim.

GNPF MUI selama ini memang gencar mengungkapkan kritik ke pemerintah, khususnya ketika menindaklanjuti proses hukum Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama atas perkara penodaan agama. Organisasi ini bahkan beberapa kali menggelar aksi demonstrasi menuntut agar mantan Gubernur DKI Jakarta itu segera masuk penjara.

Pada 4 November 2016 atau aksi 411, GNPF MUI bersikeras agar Presiden menerima perwakilan mereka. Tapi tuntutan itu tak dipenuhi Jokowi. Lalu, mereka menggelar aksi demonstrasi besar lagi pada 2 Desember atau 212. Jokowi akhirnya turun ke jalan untuk salat Jumat. Ia juga ikut naik ke atas panggung bersama pimpinan Front Pembela Islam, Rizieq Shihab.

Pada akhirnya memang palu hakim memberikan vonis dua tahun penjara kepada Ahok. Banyak pihak menganggap vonis itu akibat desakan membabi batu organisasi masyarakat ekstrem kanan, termasuk GNPF MUI.

Namun, belakangan para pentolan GNPF MUI juga terseret kasus hukum. Bachtiar terkena kasus dugaan pencucian uang. Rizieq malah telah menjadi tersangka kasus pertukaran gambar dan pesan bernada cabul melalui aplikasi telpon genggam WhatsApp. GNPF MUI menganggap ini bukti kriminalisasi para ulama.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...i-dan-gnpf-mui

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Mereka mangkat dalam tugas Operasi Ramadniya 2017

- Gagal terima berkah Idulfitri karena aturan remisi

- Serangan gagal di pusat kiblat umat Muslim dunia

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.1K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan