nadyahp
TS
nadyahp
Mungkinkah Rio Terlalu Tergesa-gesa Masuk F1?

Tahun lalu merupakan tahun yang menjadi sejarah buat Indonesia dalam kancah olahraga balap mobil, gimana enggak Gan? Setelah generasi Ananda Mikola, Zahir Ali, Moreno, Satrio Hermanto gagal menembus ajang bergengsi dunia, pebalap asal Solo Rio Haryanto secara membanggakan berhasil mewujudkan mimpi para pendahulu serta masyarakat dalam melihat keikutsertaan Indonesia dalam ajang bergengsi balap mobil, yaitu Formula 1.

Dengan menjadi joki tim asal Inggris Manor Racing, Rio Haryanto berpasangan dengan driver binaan tim raksasa Mercedes dalam mengarungi musim 2016. Namun tak bisa disangkal jika salah satu faktor yang menentukan prestasi didalam ajang ini selain skill adalah performa mobil, itulah yang menjadikan alasan Rio selalu mengakhiri balapan tanpa mendapatkan poin.

Kebanggaan yang Tak Berujung Manis


Kisah manis Rio bisa mentas di Formula 1 nyatanya tak berujung manis loh Gan. Diakibatkan gagal memenuhi janji soal pembiayaan dana, secara mengenaskan Rio didepak Manor dari kursi utama dan posisinya digantikan driver yang juga binaan Mercedes yaitu Esteban Ocon ditengah musim. Sebuah peristiwa yang nyatanya jarang terjadi dan menjadi bahan olok-olokan dunia. Bukan hal yang membanggakan yang didapat, justru rasa malu yang hinggap, mungkin ini juga dirasakan Rio waktu itu.

Seperti yang kita ketahui sama-sama jika mentas di Formula 1 memerlukan dana yang tak sedikit. Maka dari itu munculah fenomena “Pay Driver”, hal itulah yang membuat Rio dan tim managementnya mondar-mandir mencari dana, kita bisa lihat di pemberitaan saat management Rio yang menyambangi Presiden Jokowi, beberapa pengusaha hingga penggalangan dana lewat SMS. Namun sayang, hingga batas yang ditentukan pihak Rio gagal mengumpulkan dana, hingga pada akhirnya bernasib seperti sekarang ini. Didepak Manor hingga gagal mentas dimusim ini.

Ditendang Manor Saat Pertengahan Musim dan Gagal Mentas Musim Ini, Mungkinkah Karna Rio Terlalu Tergesa-gesa?


Melihat peristiwa ini, mungkinkah Rio terlalu memaksakan diri untuk tampil di F1? Jawabannya bisa dikatakan adalah “iya”. Diusianya yang masih muda, skill hebat Rio masih bisa diasah lagi seandainya ia tetap memilih untuk terus mentas di GP2 (Ajang satu tingkat dibawah F1), jika memilih jalan ini besar kemungkinan untuk Rio bisa mengikuti jejak rivalnya sebut saja Stoffel Vandoorne dan Piere Gastly yang berhasil juara GP2 yang kini telah berubah nama menjadi Formula 2. Dan jika Rio berhasil menjadi juara, bukan tidak mungkin dirinya dilirik tim F1 tanpa harus mengeluarkan dana, atau setidaknya jika harus mengeluarkan dana pasti tak terlalu besar-besar amat.

Kisah Rio Bisa Jadi Pelajaran Buat Sean Gelael


Saat ini satu-satunya pebalap yang berpotensi mengikuti jejak Rio adalah Sean Gelael Gan, kini doi terus fokus mengasah skillnya dengan ikut ajang di F2 dengan bergabung dengan tim Pertamina Arden. Meski saat ini dirinya masih belum mendapatkan hasil yang optimal di F2, namun banyak pengamat yang memuji langkah yang dilakukan Sean dan tim management dalam upayanya masuk ke ajang F1 dengan cara step by step. Yaitu dengan melamar ke tim papan tengah F1 yaitu Torro Rosso untuk menjadi test drivernya untuk beberapa sirkuit. Sebuah langkah yang dinilai cerdas untuk belajar memahami mobil Formula 1.

Akhir kata, tetap saja Rio Haryanto masih dianggap sebagai pebalap paling berbakat di negeri ini karena prestasinya belum ada yang bisa menyamai. Dan semoga di musim depan kita kembali bisa melihat Rio mentas di F1, tentunya dengan tim yang jauh lebih baik demi hasil yang lebih baik juga.

emoticon-Jempol

tata604
tata604 memberi reputasi
1
35.3K
203
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan