tribunnews.com
TS
MOD
tribunnews.com
Lukisan Sketsa Karya Pak Djon Dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta



Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karya-karya Bapak Senirupa Modern Indonesia, S Sudjojono dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta, Kompleks Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta.

Pameran berngasung mulai Selasa (6/6/2017) hingga Selasa (13/6/2017).

'Hidup Mengalun Dendang', itulah judul pameran sketsa berbingkai peluncuran buku serta memoar Pak Djon, demikian sapaannya.

Sebagai pelukis, Pak Djon memiliki penilain akan arti penting sketsa.

Ia menilai melalui sketsa dapat melihat apakah seseorang itu pelukis besar yang mampu melukis dengan dasar teknik yang baik atau tidak.

Karena itu sepanjang hidupnya Pak Djon membuat banyak sekali sketsa yang bukan sekedar gambar corat-coret.

Coretan tersebut menyerupai catatan harian, catatan sejarah mengenai segala sesuatu yang dilihatnya dan dialaminya.

Dalam pameran ini akan ditampilkan 130 sketsa, 4 repro lukisan, serta 3 lukisan asli karya Pak Djon.

Pameran ini pun akan didukung dengan adanya sejumlah memorabilia.

"Pak Sudjojono adalah sosok yang multi-talenta, multi-bakat dan multi-dimensi. Tidak hanya seorang sketsais, pelukis, pematung, tapi menuliskan semua pikirannya ke dalam tulisan yang jarang dilakukan seorang pelukis pada jamannya," kenang Kurator Bentara Budaya Ipong Purnama Sidhi, saat pembukaan pameran, di BBJ, Jakarta, Selasa (6/6/2017).

Pak Djon, kata dia, di awal sebagai realis dalam karyanya.

Tapi menjadi seorang ekspresionis di akhir-akhir dia berkarya di dunia senirupa.

Ia pun menyebutkan satu karya luar biasa Pak Djon adalah 'Pertempuran antara Sultan Agung dan Jan Pieterzoon Coen', yang dipesan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, dan mulai dikerjakan tahun 1973.

Lukisan yang tingginya 3 meter dan lebarnya 10 meter itu menjadi bukti sejarah di museum sejarah Fatahillah.

Untuk menghasilkan karya 'Pertempuran antara Sultan Agung dan Jan Pieterzoon Coen', Pak Djon melakukan riset terlebih dahulu ke negeri Belanda.

"Itu meriset kostum Sultan Agung, seragam atau baju-baju tentara. Semua dilakukan riset yang tidak main-main dan itu butuh waktu 3 bulan," jelasnya.

Lukisan "Pertempuran antara Sultan Agung dan Jan Pieterzoon Coen" itu sendiri digarap dalam waktu 8 bulan.

"Menggunakan kanvas yang khusus dibeli di Belgia, zat dan kuas langsung dibeli di Belanda, dan dilakukan sendiri oleh pak Djon," ujarnya.

Dalam pameran ini, terlihat beberapa tema disuguhkan dalam sketsa-sketsa yang dihasilkan Pak Djon, diantaranya Dipenegoro, Sultan Agung dan perang kemerdekaan serta lainnya.

Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2...budaya-jakarta

---

Baca Juga :

- Sebagai Gubernur Terpilih Anies Baswedan Mulai Bekerja, Rumah Ali Sadikin Jadi Kantornya

- Sebelum Pelantikan Anies Buat Rumah ‎Partisipasi

- Sejarawan: Sejak Ditinggal Ali Sadikin Taman Ismail Marzuki Bermasalah

0
864
0
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan