meyanie21Avatar border
TS
meyanie21
6 Film Ini Bercerita Tentang Momen Kebangsaan
Siapa yang suka nonton film? Ane rasa banyak nih gan sist yang suka banget nonton film dengan preferensi masing-masing. Ada yang suka drama, romansa, science fiction, animasi dan lain sebagainya. Tapi kalo film bernuansa kebangsaan gimana gan? Nih ane mau kasih beberapa rekomendasi film bernuansa kebangsaan buatan Indonesia gan. Cekidot ya!



1. Tanah Air Beta



Film yang disutradarai oleh Ari Sihasale ini dibintangi oleh Alexandra Gottardo, Lukman Sardi, Asrul Dahlan dan lain-lain. Film ini dirilis pada 17 Juni 2010 dan menceritakan tentang tentang peristiwa negeri Timor-Timor yang berpisah dengan Republik Indonesia. Ternyata pemisahan tersebut masih menyisakan cerita sekaligus duka bagi sebagian orang. Tidak terkecuali yang dirasakan oleh Merry (Gerifith Patricia) dan Tatiana (Alexandra Gottardo), sepasang ibu dan anak.

Mereka terpisah dari dua kakaknya akibat berpisahnya Timor-Timor dari Indonesia. Merry dan Tatiana di tinggal di sebuah daerah kecil di Kupang, Nusa Tenggara Timur sedangkan dua kakaknya tinggal entah di bagian mana di Timur Leste.

2. Batas



Batas merupakan film yang menceritakan tentang seorang perempuan yang bernama Jaleswari, yang begitu ambisius dan totalitas dalam bekerja. Dia berani ditugaskan ke daerah pelosok Kalimantan yang terisolir dengan kondisi yang sedang hamil. Dalam Batas, Jalewsari merasa bahwa hutan dan pola hidup masyarakat telah menyadarkan dirinya bahwa upaya memperbaiki kehidupan masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan adat istiadat setempat. Film ini dirilis pada tangga; 19 Mei 2011 dan disutradarai oleh Rudi Soedjarwo serta dibintangi oleh Marcella Zalianty dan Arifin Putra.

3. Laskar Pelangi



Siapa yang nggak tau film Laskar Pelangi? Film yang diangkat dari novel karangan Andrea Hirata ini berceria tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan.

Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini.

4. GIE



Gie (2005) adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza. Gie mengisahkan seorang tokoh bernama Soe Hok Gie, mahasiswa Universitas Indonesia yang lebih dikenal sebagai demonstran dan pecinta alam.

Film ini diangkat dari buku Catatan Seorang Demonstran karya Gie sendiri, namun ditambahkan beberapa tokoh fiktif agar ceritanya lebih dramatis. Menurut Riri Riza, hingga Desember 2005, 350.000 orang telah menonton film ini. Pada Festival Film Indonesia 2005, Gie memenangkan tiga penghargaan, masing-masing dalam kategori Film Terbaik, Aktor Terbaik (Nicholas Saputra), dan Penata Sinematografi Terbaik (Yudi Datau).

5. Tanah Surga, Katanya



Tanah Surga, Katanya adalah film yang menceritakan tentang keluarga kecil di dusun dekat kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2012 yang disutradarai oleh Gatot Brajamusti (Eks. Pro), Deddy Mizwar (Eks. Pro), dan Bustal Nawani (Pro.) ini menggambarkan betapa tanah air perlu dicintai.

Cerita berawal dari kepulangan seorang duda bernama Haris (Ence Bagus) dari Serawak, Malaysia. Pria yang merasa dirinya telah sukses di negeri seberang tersebut merupakan ayah dari Salman (Osa Aji Santoso) dan Salina (Tissa Biani Azzahra). Selama kepergiaan Haris, kedua anaknya diasuh oleh sang kakek, yakni Hasyim (Fuad Idris) yang telah lama mengidap penyakit jantung. Sebagai satu dari sejumlah pejuang dwikora, Hasyim kerap menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada cucunya melalui kisah-kisah perjuangan.

6. Denias, Senandung di Atas Awan



Film Denias, Senandung di Atas Awan disutradari oleh John de Rantau dan diproduksi pada tahun 2006, dibintangi antara lain oleh Albert Thom Joshua Fakdawer, Ryan Stevano William Manoby , Ari Sihasale, Nia Zulkarnaen dan Marcella Zalianty. Film Denias, Senandung di Atas Awan berhasil masuk panitia seleksi Piala Oscar tahun 2008. Selain Denias, film Opera Jawa dan The Photograph juga sempat ingin diseleksi. Tapi akhirnya hanya Denias yang terpilih diseleksi utk kategori film asing.

Film ini bercerita tentang perjuangan seorang anak pedalaman Papua bernama Denias (Albert Fakdawer) yang ingin terus bersekolah karena mengingat nasehat Ibunya bahwa gunung takut dengan orang yang rajin dan pintar sekolah. Di desanya, Denias belajar di sekolah darurat yang dipimpin oleh Bapa Guru (Mathias Muchus).

Dibandingkan dengan teman-teman lainnya di sekolah darurat itu, Denias-lah yang tulisannya paling bagus, ia paling cepat membaca, dan pandai berhitung. Denias juga yang paling disayangi dan diperhatikan oleh Bapa Guru. Bapa Guru percaya bahwa semangat yang dimiliki Denias sama seperti semangat yang dimiliki Jack dalam Dongeng “Jack dan Kacang Polong”. Sayang, orang-orang yang menyemangatinya untuk bersekolah pergi satu per satu. Mama Denias (Audry Papilaya) tewas dalam kebakaran yang menghanguskan honai mereka. Bapa Guru juga pergi meninggalkan Denias karena harus merawat istrinya yang sakit keras di Pulau Jawa.
0
17.2K
88
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan