Sebagai negara komunis, China kerap kali melarang warganya untuk menjalankan ibadah puasa. Khususnya kepada penduduk Uighur yang beberapa tahun belakang ini dilarang oleh pemerintah setempat untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Mereka juga diancam akan mendapat hukuman jika seandainya kedapatan puasa di bulan Ramadhan. Padahal ada sekitar 20 juta umat muslim di China, tapi yang mendapat perlakuan seperti ini hanya kaum Uighur.

Bagaimana tidak, negara komunis ini diketahui memberlakukan aturan yang tak masuk akal kepada umat Muslim di sana, khususnya di Xinjiang. Ya, pemerintah melarang dengan keras yang namanya puasa Ramadhan serta mewajibkan semua kedai makanan dibuka.

Dilarang seperti ini, Muslim Xinjiang yang disebut pula dengan Uighur itu pun meradang. Mereka melakukan protes namun tak pernah dianggap serius. Alasan pemerintah Tiongkok mengeluarkan regulasi ini sendiri konyol. Mereka mengatakan dengan dilarangnya kegiatan peribadatan akan bisa menekan potensi ekstrimisme.

Pemerintah India memang tidak melarang warganya yang bergama Islam untuk menjalankan ibadah puasa. Tapi, toleransi antar umat bergama di negeri itu dikatakan sangat kurang.

Sebagai minoritas, Muslim India memang sering mengalami hal-hal buruk. Termasuk larangan berpuasa di bulan Ramadhan. Ada sebuah cerita tentang seorang pekerja Muslim yang dipaksa oleh seorang anggota parlemen untuk tidak berpuasa. Tak hanya sekedar omongan, si anggota parlemen ini bahkan memasukkan roti ke mulut si pekerja tersebut. Peristiwa ini jadi berita heboh kala itu, sayangnya, Pemerintah India terkesan hanya diam saja.

Dulu Inggris adalah negara yang cukup anti-Islam, tapi sekarang Inggris mulai senang dengan umat muslim. Tapi untuk urusan puasa, mereka kelihatannya masih belum bisa menerima.

Hal itu dibuktikan oleh aturan beberapa sekolah dasar di London yang melarang siswanya menjalankan ibadah puasa. Para kepala sekolah mengedarkan surat kepada orang tua muslim untuk melarang anaknya berpuasa.

Pengelola sekolah beralasan kesehatan anak-anak muslim itu menurun selama bulan puasa. Demi kelancaran aktivitas mereka, para guru menuntut agar orang tua tidak mewajibkan peserta didik menahan lapar dan haus. Beberapa SD yang sudah mengirim surat pemberitahuan larangan berpuasa itu misalnya Barclay Primary di London Timur, Sybourn Primary, Thomas Gamuel Primary, serta Brook House Primary.

Warga muslim di Myanmar, terutama dari etnis Rohingya, mendapat perlakuan semena-mena oleh banyak oknum bahkan pemerintahnya sendiri.

Mereka mengancam akan menangkap siapa pun yang menjalankan ibadah yang biasa dilakukan umat Islam, termasuk juga ibadah puasa. Tahun lalu saja, kepolisian Myanmar sudah menyegel 6 masjid.

Sejumlah warga yang menjadi saksi mengatakan larangan itu berlaku di 500 masjid di Rakhine. Konflik sektarian di wilayah itu memang cukup tinggi.

"Pada awal Ramadan, pasukan Nasaka (polisi Myanmar) menyegel enam masjid di wilayah kami dan mengancam akan menangkap atau menembak kami jika kami berani beribadah di sana," kata Kalimullah, warga Rohingya di Rakhine berusia 60 tahun kepada South China Morning.

"Kami berharap mereka mau membuka masjid bagi Hari Raya Idul Fitri," ujar Kalimullah ketika itu.