Udah gak ada yang bisa berargumen lagi jika melihat sepak terjang yang telah dilalui Vale di arena balap motor paling bergengsi didunia yaitu MotoGP. Beragam piala, penghargaan hingga rekor berhasil diraihnya. Bahkan hingga usianya yang udah memasuki kepala 4 karakter yang kuat, skill yang menghibur masih dimiliki oleh pebalap yang punya fanbase terbanyak di dunia ini.

Tak terkecuali untuk musim ini yang mana pancapaian Vale begitu fenomenal. Gimana enggak Gan? Konsisten podium di seri Qatar, Argentina dan Amerika Vale sempat menduduki puncak klasemen sementara membelakangi pesaingnya yang muda-muda dan punya skill bagus.

Namun asa fansnya untuk melihat Rossi juara dunia menjelang pensiun tampaknya akan kembali sirna seperti tahun-tahun sebelumnya. Gimana enggak Gan? Setelah GP Amerika Vale benar-benar seolah kehabisan bensin, benar kata orang, usia itu gak bisa dibohongi. Itu nyatanya juga berlaku buat Vale setidaknya melihat penampilannya di GP Jerez yang notabene berhasil ia menangi musim lalu, namun tampil loyo dimusim ini dengan hanya finish diposisi ke-10. Dan yang terbaru, doi malah crash di lap terakhir setelah dipermalukan oleh rekan satu timnya yaitu Maverick Vinales.

Banyak yang menilai jika Rossi seharusnya gak perlu ngotot saat diasapi oleh Vinales dan tetap tenang karena seri masih panjang. Lihatlah sekarang, karena ngotot pengen balap balik Vinales doi malah terjungkal dan gak dapet poin sama sekali.
Sifat kanak-kanak inilah yang kerap menjadi boomerang buat Vale tersendiri, ingat 2 tahun lalu saat doi nendang Marquez saat GP Malaysia? Coba kalau doi gak melakukan itu Gan, mungkin tahun 2015 berakhir dengan gelar juara dunia buat Vale karena gak harus dapet penalti. Yaa kan?

Melihat fenomena ini sudah jelas, Rossi terbukti tak sematang usianya. Terlebih kegemarannya adalah acapkali menciptakan drama dengan berkomentar miring terhadap para pesaingnya sesaat setelah balapan