- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Travellers
Mendaki Puncak Bucu
TS
rwbw
Mendaki Puncak Bucu
Quote:
Kali ini ane mau nyeritain perjalanan ane ke Puncak Bucu gan. Weekend datang lagi, tepatnya hari Minggu 21 Mei 2017. Ane sama temen2 ane yang biasa bersepeda ngumpul di pagi yang cerah di kampus kesayangan. Sebenernya ane udah bukan anak kampus sih Kami ngumpul soalnya beberapa waktu sebelumnya udah sepakat kalo hari ini bakal genjot ke Puncak Bucu. Puncak Bucu itu adalah suatu bukit yang ada di daerah Piyungan Bantul gan. Temen ane kemaren share gambarnya dan viewnya keliatannya lumayan bagus. jaraknya juga cuma 11km dari kampus, jadi keliatannya perjalanan ke sana ga terlalu berat gan. Ternyata pikiran itu salah
Spoiler for ngumpul depan lab:
Setengah 7 pagi, start menggelinding ke Puncak Bucu. Dari kampus kami melaju ke arah Berbah. Perjalanan lewat Berbah ini udah berkali-kali dilakukan dan jalannya masih santai. Kebetulan kondisi om om lagi fit nih jadi ga ada yang ketinggalan di belakang.Sampai pada pertigaan indoma*** di Jalan Sanggrahan Berbah (yang ada tugunya) belok kanan dan melaju terus sekitar 8 km.
Hingga pada simpangan suatu pabrik, rekan kami bertanya pada penduduk lokal. Ternyata destinasi sudah dekatm tinggal belok kiri, dan jalannya pun sudah menanjak. Di peta Google, jarak kami ke lokasi tinggal 2 km. 2 km nanjak itu bukan seperti 2 km jalan datar.
Lalu setelah belok kiri, kami mengikuti jalan hingga ke atas dan tiba-tiba kami dihadapkan dengan jalan tanah. Ujung dari jalan aspal.
Awal dari petulangan.
Awal dari tantangan.
Awal dari tersadarnya kami bahwa pikiran kami salah kalo menganggap rute ini gampang.
Spoiler for istirahat sebelum menghadapi jalan tanah:
Mungkin sebagai pemanasan, jalan tanah yang kami hadapi masih lebar, masih landai, tapi itu tidak berlangsung lama. Setelah beberapa puluh meter.
Jalan menyempit.
Tepatnya, Ujung jalan tanah ini adalah JALAN SETAPAK YANG CURAM
Ya, pikiran kami kalo 11km itu rute yang enak itu sangat salah. Ternyata jalan di depan kami bukan jalan kendaraan, kami salah mengambil rute. Jalan berbatu setapak dan sangat nanjak ini adalah jalan pendaki. No way back, kami udah naik sampe sini dan kalo turun bakal muter jauh, jadi dengan terpaksa kami hadapi jalan yang jahat ini sambil membawa sepeda. Temen2 ane sih bisa manggul sambil santai, nah ane, sepeda ane framenya besi! Berat banget, dituntun aja berat apalagi diangkat.
Spoiler for jalan mendaki:
Setelah beberapa menit, setelah ngangkat sepeda melalui batu-batu tinggi, akhirnya ane sempet jatuh. Ga jatuh jauh sih cuma tangannya udah ga kuat ngangkat
Energi ane habis gan, dan tim memutuskan untuk istirahat lagi bentar. Rasanya jalan naik ini ga abis-abis.
Spoiler for istirahat dulu:
Om made ini energinya keliatan ga abis-abis, dari tadi mendaki sama sepedanya kayak ga capek-capek. Ane heran ini orang habis sakit hati, terus ngamuk dilampiasin manjat bukit apa gimana Melihat kondisinya yang super fit, kami memutuskan mengutus om made ke atas buat ngecek ada ga ujung dari jalan yang naik tajam ini sementara sisanya istirahat. Ga lama om made ilang dan ga balik-balik. Katanya di atas ada orang. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke atas dengan sisa-sisa tenaga dan kekuatan tangan ane yang makin tiris.
Akhirnya setelah beberapa langkah yang mulai kehilangan energi, mungkin setelah 20 meteran, akhirnya, kami melihat jalan datar
dan beberapa langkah di depan kami melihat teman kami, om made sedang berbincang dengan pengedara sepeda lain. Di depan tangga menuju puncak. Kami beristirahat lagi, dan pesepeda itu memutuskan naik sendiri tanpa sepedanya. Dia sangat beruntung tidak melewati rute jahat yang kami lewati, terlihat dari wajahnya yang minim keringat.
Setelah beberapa menit beristirahat, menjelang habisnya air, kami membiarkan om made yang masih sangat fit kondisi badannya naik memeriksa keadaan di atas dan medan jalan yang dilalui. Om ini membawa p̶a̶c̶a̶r̶ sepeda kesayangannya ke atas. Lama tak terdengar kabar akhirnya ane dan dua teman ane naik nyusul. Ane ga bawa sepeda ane, sudah habis energi, ane naik bawa badan aja.
And here we are
Spoiler for pemandangan dari puncak bucu:
Spoiler for re:cycle bergaya:
Spoiler for re:cycle bergaya (di depan landmark) :
Spoiler for view sekitar:
Setelah puas foto-foto, setelah udara makin hangat karena matahari kian meninggi, kami memutuskan untuk turun. Perjalanan turun juga ga kalah serem dari naik gan! Turunan di jalan kendaraan yang bukan jalan setapak dan berbatu kayak pas berangkat itu, emang sih jalannya udah bagus.
tapi
TURUNANNYA CURAM
dan berkelok-kelok.
Tangan temen-temen, dan tangan ts jugsa sampe pegel menahan r̶a̶s̶a̶ ̶g̶a̶l̶a̶u̶ laju sepeda dengan rem. Karena tanpa ngerem, bisa-bisa resiko terbang dari jalanan, dan di pinggir jalan itu jurang gan! Dengan hati-hati kami turun hingga sekitar 3 km an ketemu jalan rata lagi.Setelah itu kami melanjutkan perjalanan balik ke kota dengan santai, sambil nyari warung lotek dan jus. Ane tertinggal d̶i̶ ̶m̶a̶s̶a̶ ̶l̶a̶l̶u̶ di belakang karena energi an bener-bener abis. Baru setelah makan ane bisa melaju lancar.
Oiya, ini bonus foto
Spoiler for bonus:
Quote:
Diubah oleh rwbw 22-05-2017 10:09
0
1.2K
1
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan