Pada abad ke 20, tentunya belum ada yang namanya DAMKAR atau Dinas Pemadam Kebakaran. Dahulu belum ada yang namanya alarm kebakaran, sehingga sebagai penanda disebuah kampung misalnya jika terjadi musibah kebakaran yaitu menggunakan kentongan. Terbuat dari kayu yang di setiap kampung di pos ronda masing-masing pasti tersedia alat ini yang akan di pukul jika terjadi sebuah bencana sehingga seisi kampung mengetahuinya.

Pemadam api awalnya menggunakan karung goni yang sudah dibasahi dan ember yang diisi air lalu di estafet oleh para warga yang sudah bermunculan karena mendengar kentongan yang dipukul tadi. Tentunya sistem pemadam api dengan cara seperti itu kurang efektif jika bencana kebakaran sudah terlalu besar. Seiring perkembangan jaman sebuah sistem pemadam api dikembangkan guna semakin cepat memadamkan api yang berkobar.

Saat ini alat pemadam api sudah sangat modern, sampai-sampai ada sebuah negara yang sudah menciptakan yang namanya robot pemadam api. Ada yang namanya alat pemadam api ringan (APAR), Fire Hydrant, Alarm kebakaran, serta dinas kebakaran pun saat ini sudah menggunakan truk-truk pemadam api yang sudah menggunakan teknologi yang canggih serta dapat mencapai daerah-daerah yang sulit.

Pemadam api baik tradisional maupun modern memiliki fungsi yang sama yaitu untuk memadamkan api. Dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing alat pemadam api digunakan di eranya masing-masing. Pemadam api tradisional dengan kelebihannya tidak perlu mengeluarkan biayay untuk membeli peralatannya, perawatans erta bahan kimianya namun memiliki kekurangan tidak efisien dan efektif. Pemadam api modern dengan kelebihannya lebih efektif dan efisien ketika memadamkan api namun memiliki kekurangan harus mendapatkan perawatan serta pengguna juga harus mengetahui cara menggunakannya yang tidak sesimple pemadam api tradisional.