tribunnews.comAvatar border
TS
MOD
tribunnews.com
Kapal Nelayan yang Angkut Penumpang 17 Orang Patah Jadi Dua Lalu Tenggelam



Laporan Wartawan Pos Kupang, Frans Krowin

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG  – Sebuah kapal nelayan tenggelam saat sedang berlayar dari pantai Desa Waijarang, Kabupaten Lembata, menuju Boleng, Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Selasa (25/4/2017) malam.

Kapal berkapasitas tiga ton itu mengangkut 17 penumpang tenggelam lantaran dilimpas gelombang besar.

“Malam itu kapal sedang berlayar dan tiba-tiba dihantam gelombang besar. Untungnya, dalam kejadian tersebut, semua penumpang selatam,” ujar Pelaksana Harian (Plh) Kasat Polair Lembata, Ipda Rejab Wuakerong, Rabu (26/4/2017) petang.

Rejab menuturkan, pada malam itu sekitar pukul 19.00 Wita, belasan penumpang menggunakan kapal nelayan tanpa nama tersebut untuk menyeberang dari Pantai Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata dengan tujuan Boleng, Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur.

Baca: Tabrakan di Perairan Pulau Damar, Satu Kapal Tenggelam

Saat kapal itu baru berlayar sekitar belasan menit dari pantai Waijarang, tiba-tiba gelombang besar datang menerpa.

Diterpa gelombang besar tersebut, kapal yang memuat penumpang berikut aneka barang bawaan termasuk kayu api, langsung tenggelam seketika.

“Malam itu kapal sedang berlayar. Tiba-tiba saja gelombang besar datang dan menghantam kapal itu. Gelombangnya besar, lebih tinggi dari body kapal, sehingga saat itu juga kapal kemasukan air sangat banyak dan langsung tenggelam,” ujar Mahmud, warga Waijarang, mengutip kisah para penumpang, saat ditemui Pos Kupang di Pantai Waijarang, siang kemarin.

Sebelum kapal naas itu tenggelam, lanjut Mahmud, kapal itu terlebih dahulu patah dua bagian.

Dalam kondisi yang demikian, para penumpang saling membantu untuk menyelamatkan diri, sehingga semuanya selamat dari bahaya tersebut.

Baca: Kapal Tenggelam, Awak dan Penumpang 10 Jam Terkatung-katung di Laut

Informasi yang dihimpun Pos Kupang.com, menyebutkan, pada malam itu, kapal tanpa nama milik Harun, asal Desa Gaya, Adonara Timur tersebut, memuat belasan penumpang dari Pantai Waijarang.

Para penumpang itu hendak berangkat ke Adonara melalui Pelabuhan Boleng, untuk menghadiri malam ketiga (nebo) keluarganya yang meninggal di Adonara.

Lantaran hari sudah malam, para penumpang itu lantas memilih menyeberang menggunakan kapal penangkap ikan.

Selama ini, kapal-kapal ikan itu rutin mengangkut penumpang dari Pantai Waijarang menuju Boleng.

Pelayaran tradisional tersebut tak hanya dilakukan pagi hingga sore hari, tetapi juga malam hari, termasuk pada malam kejadian tersebut.

Baca: Kapal Nelayan Jolloro Tenggelam, 20 Penumpang Selamat, 6 Tewas, 3 Lainnya Belum Ditemukan

Pada malam naas itu, air laut yang masih surut, sedang mengalami pasang naik, sehingga gelombang laut pun relatif besar.

Lantaran kapal itu juga sarat dengan muatan, sehingga saat dihantam gelombang besar, kapal itu langsung tak berdaya.

Warga menyebutkan, dari 17 penumpang itu, dua di antaranya perempuan dan 15 lainnya laki-laki.

Faktor itu juga sehingga pada malam kejadian tersebut, seluruh penumpang berhasil diselamatkan.

Mungkin karena arus laut yang cukup kencang, sehingga para penumpang hanyut cukup jauh dari Pantai Waijarang.

Mereka terdampar di pesisir Kampung Kwakat, Desa Bour, sekitar beberapa kilometer arah barat Waijarang.

Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2...lalu-tenggelam

---

Baca Juga :

- Dosen STP Nusa Dua Hilang Sehari Sebelum Mayatnya Ditemukan

- Sebelum Tewas Tenggelam, Aldi Sempat Katakan Kalimat Ini

- Rudal Antikapal Rusia Ini Bisa Melesat Delapan Kali Kecepatan Suara

0
531
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan