Sebagai bangsa Indonesia pastinya kita udah gak asing lagi dengan yang namanya kebaya. Bener banget, kebaya yang biasanya dipakai oleh perempuan dalam acara-acara tertentu terutama acara adat Jawa ini memang masih lestari hingga kini. Keindahan bentuk kebaya memang identik dengan kecantikan wanita Indonesia yang sesungguhnya.

Namun rasanya perlu kita telisik lagi sebenarnya dari mana sih asalnya pakaian nasional ini? Apakah benar-benar dari Indonesia atau jangan-jangan dari negara lain? Maka dari itu YuKepo udah nyiapin rangkumannya untuk kalian semua. Biar gak salah paham apa benar kebaya ini memang asli tanah air atau bukan. Lebih lengkapnya, yuk lanjutin ulasannya berikut ini!


Kebaya sendiri memang sudah mulai terkenal sejak kemunculan R.A. Kartini sebagai sosok emansipasi wanita di Indonesia. Gak heran kalau kebaya sendiri sudah menjadi identitas perempuan Indonesia yang mandiri. Apalagi memang sudah dicanangkan oleh Presiden Soekarno bahwa kebaya adalah pakaian nasional bagi perempuan Indonesia.

Selain itu, kebaya memang sudah menjadi pakaian wajib para orang Belanda yang hijrah ke Indonesia pada waktu yang silam. Selain menggunakan kebaya yang sesuai dengan iklim Indonesia, mereka menggunakan kebaya sebagai kasta status sosial yang membedakan mereka dengan masyarakat biasa. Penggunaan kebaya bagi perempuan Belanda memang juga dimaksudkan dengan penyamaan kasta dengan para putri keraton pada saat itu.


Sebenarnya tidak salah juga kalau kebaya disebut-sebut sebagai pakaian asli Indonesia. Tapi kebaya yang mana dulu? Kebaya yang disebut-sebut sebagai pakaian asli Indonesia itu yang merupakan jenis Kebaya Kutu Baru yang muncul di akhir abad ke-18. Kebaya Kutu Baru yaitu Kebaya asli Jawa Tengah yang memiliki lipatan di kanan dan kiri dada. Selain itu terdapat kain penutup di bagian dada. Penggunaan kebaya jenis ini juga diharuskan untuk menggunakan stagen atau sejenis kain yang melilit bagian pinggang sehingga siluet badan bisa terlihat lebih anggun.


Sedangkan ada satu lagi jenis kebaya yang dikenal masyarakat Indonesia. Kebaya ini disebut sebagai Kebaya Encim. Kebaya yang satu ini bukan asli Indonesia lho. Kebaya ini dipercaya berasal dari kebudayaan Tionghoa. Pemakaian kebaya jenis ini tidak membutuhkan penutup dada karena terdapat kancing depan yang menutup badan dengan rapat. Kebaya yang disebut juga sebagai “Kebaya Nyonya” ini hadir sebagai percampuran dua budaya akibat maraknya perdagangan di Indonesia sejak abad ke-15. Kebaya Encim sekarang ini bisa kita lihat sebagai kebaya yang lebih sering digunakan oleh perempuan Betawi.


Pada awalnya kebaya memang banyak digunakan oleh para bangsawan saja, seperti kalangan keluarga keraton ataupun perangkat desa setempat. Gak heran juga kalau pada saat itu kebaya menjadi salah satu pembeda status sosial seperti yang sudah disampaikan di atas. Pada masa kerajaan Majapahit dahulu, para perempuan menggunakan kemben yang digunakan oleh kebanyakan para selir dan para permaisuri. Seiring dengan masuknya Islam ke Indonesia, para perempuan keraton tersebut menutup badannya dengan kain yang kita sebut kebaya sekarang.

Pada perkembangannya, kebaya memang menjadi pakaian kebesaran di keraton sejak abad ke-5. Pemakaian kebaya di lingkungan keraton memang memiliki pembeda dengan kebaya yang digunakan oleh orang kebanyakan. Para perempuan keraton menggunakan kebaya dengan bahan sutra atau beludru disertai dengan bros dan kain batik panjang. Disinilah letak pakaian kebaya sebagai alat status sosial.