aksibelacintaAvatar border
TS
aksibelacinta
Maria Walanda, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Timur Indonesia
Selamat Hari Kartini!

emoticon-Maaf Aganwati

Perjuangan emansipasi perempuan ternyata bukan hanya digeluti oleh RA Kartini. Jauh di Minahasa, Sulawesi Utara, ada Maria Walanda Maramis yang mendorong kesadaran perempuan untuk berorganisasi. Meski ia mengakui bahwa ia terinspirasi oleh Kartini, tapi ia menolak disebut Kartini-nya Minahasa.


Lahir di Kema, Sulawesi Utara pada 1 Desember 1872, adik dari A. A. Maramis (Menteri Keuangan RI di awal kemerdekaan) ini hanya bersekolah hingga sekolah dasar di Sekolah Melayu Maumbi.

Ternyata di Minahasa saat awal abad 20an, anak-anak perempuan nggak boleh lanjut sekolah setelah lulus SD. Mereka wajib tinggal di rumah, ngerjain pekerjaan "khas perempuan" sambil nunggu dilamar laki-laki pilihan orang tua. Maria pun tergerak, menurutnya perempuan harus dapat pendidikan yang layak dan baik, bahkan setinggi mungkin meski tetap ngehormatin adat dan kebiasaan.

Meski hanya mendapat pendidikan hingga tingkat SD, pergaulan dengan teman-teman Belanda membuat Maria memiliki wawasan yang luas. Maria berteman dengan seorang pendeta bernama Ten Hove serta kalangan elit Belanda lainnya. Melalui pertemanan tersebut, Maria mulai bercita-cita memajukan taraf hidup wanita di Sulawesi Utara.



Waktu umurnya 18 tahun, Maria menikah dengan guru SD di Manado bernama Yoseph Frederik Calsung Walanda. Dia mulai menulis tentang isi pikirannya ke surat kabar Tjahaja Siang tentang pentingnya pendidikan untuk perempuan sehingga bisa jadi istri sekaligus ibu yang lebih baik juga buat keluarga.

Mulai dari mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) sampai mendirikan sekolah gratis untuk anak perempuan bernama Huishound School Pikat, juga Sekolah Kejuruan Putri lengkap dengan asramanya. Organisasi ini mengajarkan keterampilan dasar bagi para wanita seperti cara merawat bayi, beberapa jenis pekerjaan tangan, teknik memasak, merapikan rumah, menjahit, dan sejumlah keterampilan lainnya



Perjuangannya berhasil sampai pada tahun 1921, perempuan berhak memberikan suaranya dalam pemilihan anggota parlemen lokal Minahasa Raad. Perjuangan Maria untuk memperoleh hak di bidang politik bahkan dampaknya lebih besar. Kaum perempuan dapat dipilih jadi anggota di badan perwakilan rakyat saat itu, termasuk Minahasa Raad, Locale Raad dan Gemeentse Raad.



22 April 1924, Maria meninggal dunia di usia 51 tahun. Namanya selalu harum di masyarakat Minahasa yang selalu menggelar peringatan setiap tanggal kelahiran Maria, 1 Desember. Sama kayak Kartini, Maria Walanda Maramis juga diberi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah.


Sumur- Sumur
0
19.2K
110
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan