tribunnews.com
TS
MOD
tribunnews.com
Anaknya Meninggal, Orangtua di Jepang Dilarang Hadiri Wisuda Sekolah



Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Orangtua Rintaro Yuno mengeluh tidak bisa memasuki sekolah putranya di sekolah Pemda Oita, SMP Iwata tanggal 24 Maret 2017 lalu.

"Alasannya karena yang diwisuda bukan orang yang bersangkutan jadi tak boleh masuk," kata Shinya Yuno menghadapi guru yang menolak masuk di pintu gerbang sekolah tersebut, diceritakan kepada TV Asahi, Selasa (18/4/2017).

Rintaro meninggal 13 Mei 2016 pukul 11.53 di dalam gedung olahraga sekolahnya saat olahraga lari yang dinamakan Shuttle Run 20 meter bolak balik bersama teman-temannya di sekolah tersebut.

Baca: Jumlah Lansia Penghuni Penjara di Jepang Meningkat, 70 Persennya Penjahat Kambuhan

Kemudian dia mendadak lunglai dan dibawa segera ke rumah sakit. Namun sejam kemudian meninggal di rumah sakit.

Menurut laporan sekolahnya segera dilakukan pernafasan buatan dan menggunakan perangkat darurat AED di sekolah tersebut tetapi tetap tak tertolong.

Rintaro saat itu berusia 14 tahun seharusnya diwisuda 24 Maret lalu dan orangtuanya telah minta izin dan memberitahukan hal itu kepada pihak pemda Oita. Namun tetap saja tak diperbolehkan masuk ke sekolah tersebut.

Padahal sekolah memberikan ijazah kelulusan Rintaro dan foto bersama semua temannya dikirimkan ke keluarga Yuno.

"Kami masih bingung sampai saat ini mengapa Rintaro meninggal dan komentar dari teman-temannya yang sama-sama ikut olahraga itu pun tidak dituliskan di laporan sekolah," tambah Shinya.

Rintaro dianggap orangtuanya sehat, tidak minum obat dan bahkan 10 hari sebelum kematiannya jalan-jalan bersama orangtuanya dengan riang tanpa ada keluhan apa pun.

Kematiannya diperkirakan karena kena penyakit jantung tetapi orangtuanya masih tetap tak percaya hingga kini.

Upaya mendamaikan dengan pihak sekolah dilakukan dengan menyertakan pihak ketiga yaitu Pemda Oita tetapi tetap saja tak membuahkan hasil sehingga saat hari wisuda tak diperbolehkan masuk.

Asahi yang mendapat komentar pihak sekolah mengatakan bahwa kedatangan keluarga itu di hari wisuda ditakutkan akan menimbulkan keributan karena sudah tak ada saling kepercayaan.

Kasus beda pendapat antara pihak sekolah dan pihak keluarga Yuno hingga kini masih berlangsung.

Sumber : http://www.tribunnews.com/internasio...wisuda-sekolah

---

Baca Juga :

- Jumlah Lansia Penghuni Penjara di Jepang Meningkat, 70 Persennya Penjahat Kambuhan

- Tunawisma Jepang Tinggal Bertahun-tahun di Atap Gedung Toilet

- Bayar Kerugian Pemerintah Jepang Atas Salah Tangkap Sempat Mencapai 345 Juta Yen

0
695
2
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan