BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Kode undangan miliaran rupiah suap pegawai pajak

Mantan Kasubdit Bukti Permulaan Direktorat Penegkan Hukum Ditjen Pajak Handang Soekarno bergegas usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK Jakarta, Selasa (21/3/2017).
Selalu banyak cara yang dilakukan penggarong untuk menyembunyikan kegiatannya, misalnya dengan menggunakan kode di kalangan sendiri. Penyidik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Handang Soekarno pun menggunakan sejumlah kode untuk menyamarkan aksi lancungnya.

Dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (12/7/2017), jaksa mendakwa Handang menerima suap sebesar 148.500 dollar AS atau senilai Rp1,9 miliar. Menurut jaksa, uang tersebut diberikan agar Handang sebagai pejabat di Ditjen Pajak dapat membantu mempercepat penyelesaian permasalahan pajak yang dihadapi PT EK Prima Ekspor Indonesia.

Sebelum mengambil uang suap, Handang sempat melapor kepada ajudan Direktur Jenderal Pajak, Andreas Setiawan alias Gondres. "Terdakwa menginformasikan kepada Gondres selaku ajudan Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi, bahwa terdakwa akan mengambil uang yang telah disiapkan," ujar jaksa Moch. Takdir Suhan.

Pada 21 November 2016, sekitar pukul 19.00, Handang mengirimkan pesan Whatsapp kepada Gondres. Handang menyampaikan bahwa ia akan mengambil uang yang telah disediakan oleh salah satu wajib pajak, Direktur PT EK Prima Ekspor Indonesia Ramapanicker Rajamohanan Nair.

Dalam pesan tertulis itu, Handang mengganti kata uang dengan istilah cetakan undangan. Inilah salah satu kode untuk menyamarkan uang suap.

Handang: Selamat sore mas..orangnya yang dari Surabaya baru datang agak malaman mas. Selesai langsung hubungi mas. Tentang la dir sy ngak msk mas..krn ada musibah saudaranya. Jd set perintahnya blm di buat ke kawan di bawah

Andreas: mohon ijin mas

Handang: siap mas dawuh?

Andreas: mohon ijin saya standby di kantor

Handang: siap mas. Ybs blm landing mas. Saya izin ke arah kemayoran mas ngambil cetak undangannya

Andreas: Siap mas

Tak lama setelah percakapan itu, sekitar pukul 20.00, Handang mendatangi rumah Rajamohanan di Springhill Golf Residence, Kemayoran, Jakarta. Handang menerima paper bag hitam yang berisi uang 148.500 dollar AS, atau senilai Rp1,9 miliar. Penyidik KPK kemudian melakukan operasi tangkap tangan terhadap Handang dan Rajamohanan.

Dalam pledoi-nya, Rajamohanan mengakui bahwa uang suap yang disepakati dengan Handang sebesar Rp6 miliar, juga ditujukan untuk Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus, Muhammad Haniv. Uang suap itu dimaksudkan untuk memuluskan urusan pajak perusahaannya.

PT EKP memiliki sejumlah masalah pajak yaitu pengajuan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai (STP PPN), Penolakan Pengampunan Pajak, Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan Pemeriksaan Bukti Permulaan pada KPP PMA Enam Kalibata dan Kantor Kanwil Dirjen Pajak Jakarta Khusus.

Ragam kode para koruptor

Jauh sebelum cetak undangan dalam kasus suap pegawai pajak, sejumlah kode telah bertebaran di kalangan pelaku korupsi. Argot para koruptor dapat berupa kata jahitan baju, bermacam buah hingga santri, pengajian dan murtad.

Argot merupakan bahasa dan perbendaharaan kata yang bersifat rahasia dari suatu kelompok, biasanya di luar hukum. Pencopet, pencuri, perampok dan koruptor memiliki bahasa rahasia yang hanya dimengerti sesamanya.

Politisi PDI Perjuangan, Damayanti Wisnu Putranti menggunakan frasa baju jahit untuk menerima uang suap. Damayanti divonis 4,5 tahun penjara pada 27 September 2016 lalu karena menerima suap dari Direktur Utama PT Windhu Tunggal Utama Abdul Khoir agar memuluskan proyek jalan di Maluku.

Bahasa rahasia lainnya yang pernah karib adalah Apel Malang, Apel Washington dan Semangka. Mantan Direktur Pemasaran Grup Permai, Mindo Rosalina Manulang, mengungkapkan sandi dari terpidana Angelina Sondakh dalam Kasus suap proyek Wisma Atlet.

Rosa membeberkan istilah-istilah khusus yang muncul dalam pembicaraannya dengan Angelina Sondakh melalui Black Berry Messenger mulai dari apel malang, apel washington, semangka, hingga pelumas. Ada juga bos besar dan ketua besar.

Apel malang mengacu ke uang rupiah, apel washington sama dengan dolar, semangka adalah permintaan dana serta pelumas merupakan uang. Istilah itu, menurut Rosa sengaja diciptakan Angie agar tidak terlihat vulgar.

Penyamaran istilah juga terjadi dalam kasus korupsi pengadaan Quran di Kementerian Agama. Dalam kasus ini, mantan politikus Partai Golkar, Zulkarnaen Djabar, punya kode khusus mengatur proyek pengadaan Quran dan laboratorium komputer.

Sandi yang digunakan Zulkarnaen saat berbicara dengan para pejabat Kementerian Agama yang mengurusi kedua proyek antara lain santri, pengajian, dan murtad.

Santri merupakan orang yang akan dikenalkan Zulkarnaen mengurusi proyek dan mengikuti tender. Sedangkan pengajian adalah perintah agar memenangkan proyek. Zulkarnaen meminta panitia lelang tidak murtad, artinya tak memilih pemenang tender selain yang disorongkan Zulkarnaen.

Kasus suap proyek Quran juga memunculkan istilah kiai, ustaz, dan pesantren, diduga merupakan sandi bagi para penerima dana hasil proyek tersebut. Kiai merujuk pada para politikus di Senayan, ustaz untuk para pejabat di Kementerian Agama, sedangkan pesantren untuk partai politik.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-pegawai-pajak

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Debat Pilkada DKI putaran dua

- Membocorkan dugaan kecurangan ujian, siswa SMK diteror

- Dan anak-anak itu pun berucap, "Pak Jokowi, minta tas"

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
2.2K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan