Gaharu bisa dipahami sebagai resin yang menggumpal dan terdapat di dalam pohon penghasil gaharu,
Gaharu merupakan respons tanaman untuk mempertahankan diri dari patogen luar pohon, maka dari itu budidaya gaharu dibutuhkan proses inokulasi yaitu memasukan patogen pohon kedalam batang pohon guna untuk menginduksi pembentukan resin pada batang pohon.

Dalam budidaya gaharu berkelanjutan kita dituntut untuk merawat gaharu kita dengan sistem yang dirancang sedemikian rupa agar kita dapat panen gaharu setiap 1 tahun atau bahkan 6 bulan atau sebulan sekali.
Kita sudah tau bagaimana manfaat gaharu dari internet daei buku dan media masa lainya, sekarang yang mau kita bahas disini sistemnya budidayanya, teknologinya, hingga pasarnya.

Banyak sekali informasi perihal gaharu diluar sana yang carut-marut sesat dan menyesatkan, mari disini kita ulas semua perihal gaharu tanpa penambahan dan pengurangan sehingga kita mendapat ilmu yang baik dan barokah...

Saya sendiri selama ini untuk penyediaan bibit, suport teknis dan penasaran gaharu masih mengandalkan komunitas budidaya gaharu saya, yang akhir-akhir ini mulai mendapat perhatian pemerintah, dari dulu sebetulnya pemerintah sedari tahun 1978 sudah mulai tau potensi gaharu di indonesia sehingga pada waktu itu pemerintah mengeluarkan undang-undang tentang ratifikasi undang-undang CITE yang memasukan gaharu dr spesies Aquilaria dan gyrinops sebagai tanaman dilindungi dan harus di kontrol perdaganganya. Hal ini bisa dimengerti dari sudut pandang bisnis jika pemerintah mengeluarkan undang-undang berarti sudah pasti gaharu merupakan hal yang berharga.

Nah dari poin di atas para pengusaha sudah pasti punya pandangan kedepanya bagaimana bisa menmproduksi barang berharga ini dengan menjaga kesetabilan harga di pasaran, hal ini yang menjadi polemik hingga sekarang, kekuatan pengusaha tingkat tinggi dengan modal selangit mengalahkan pemerintah untuk mengembangkan gaharu secara sporagis demi memakmurkan rakyatnya.

Dari segi budidaya kini telah ditemukan metode inokulasi yang sangat beragam, tentunya semua punya keunggulan dan kekurangan.

Dilihat dari pasar juga permintaan gaharu dunia di tahun 2016 saja sebesar 4000 ton dan indonesia sebagai negara pemilik 27 jenis gaharu dari 33 jenis gaharu di dunia hanya bisa memasok 20% saja, terus dikemanakan permintaan barang yang 80% itu sisanya?

Ini yg punya jiwa pengusaha langsung fokus ni perhatiin tread..

Harga jutaan per kilogramnya memang mahal puluhan juta pun bisa ditempuh, tapi mari kita perjuangkan bagaimana gaharu bisa dibudidayakan berkelanjutan sehingga indonesia jaya dari dalam hutan ibu pertiwi