SUMBER AKURAT.CO

Pajak yang terkumpul dari program tax amnesty mencapai sebesar 69 persen dari targetnya. Banyak kalangan yang mengatakan bahwa raihan dari sebuah program tax amnesty yang nerjalan di Indonesia merupakan yang terbesar dibandingkan berbagai negara yang pernah menyelenggarakan pengampunan pajak.

Meski demikian, Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai, program amnesti pajak telah menunjukkan bahwa implementasi dari kebijakan tersebut gagal. Sebab, tujuan utama dari amnesti pajak justru tidak tercapai.

(Baca juga: INDEF Nilai Program Tax Amnesty Gagal)

"Tax amnesty (TA) ini hasilnya sangat buruk, tujuan utama pajak adalah ke arah Utara tapi program tax amnesty ini jalan ke selatan, terutama dari repatriasi yang rendah,” jelas Enny, di kantor INDEF Jakarta, Kamis (06/04).

Dalam UU Pengampunan Pajak disebutkan, dana repatriasi diharapkan mampu memperbaiki likuiditas dalam negeri, yang pada akhirnya menjaga stabilitas keuangan.

“Sampai hari ini, tidak ada indikasi penurunan suku bunga, investasi juga turun dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang mungkin tidak lebih dari lima persen. Nilai tukar juga masih sangat rentan dan fluktuatif,” katanya.

Ia menegaskan bahwa pemerintah khususnya Ditjen pajak harus memperluas data base wajib pajak (WP) dari selesainya tax amnesty ini. Dan, membuat peraturan yang lebih jelas agar pendapatan pajak semakin naik.

"Objek pajak masih bisa diperluas lagi, dan harus ada aturan jelas bagi WP kedepannya dengan reformasi perpajakan," tandasnya.

Program amnesti pajak telah berakhir pada 31 Maret 2017 dan pemerintah mendapatkan penerimaan uang tebusan sebesar Rp114 triliun, dari target yang ditetapkan sebesar Rp165 triliun.