- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) Bentuk Petani Mandiri
TS
arbibjakarta
Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) Bentuk Petani Mandiri
Selamat Membaca Berita Seputar Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA)
Quote:
Spoiler for Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) Bentuk Petani Mandiri:
Dalam rangka membantu Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas melakukan berbagai program, salah satunya Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Program ini diharapkan mampu memperbaiki kebiasaan masayarakat dalam hal pengelolaan lahan tani tanpa melakukan pembakaran lahan.
Salah satu mitra perusahaan APP Sinar Mas yang turut digandeng dalam program ini, PT Bumi Andalas Permai (BAP), turut berperan dalam memasok bahan baku pulp dan kertas. Tak lupa, petani dari Kecamatan Air Sugihan juga turut digandeng agar dapat melakukan kerjasama Pemanfaatan Tanaman Kehidupan.
"20 persen lahan konsesi dari lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) perusahaan dikelola masyarakat Kecamatan Air Sugihan," terang Social and Comodity Development PT BAP, Iwan Hendri Rabu (8/2).
Pengelolaan yang melibatkan petani lokal ini diharapkan dapat mendorong kemandirian petani dalam memanfaatkan tanaman kehidupan. Dengan begitu aksi pembakaran lahan juga diharapkan terhenti.
Pada 2016 lalu, program DMPA menggunakan jenis tanaman jagung dan padi. Kala itu, program DMPA diikuti cukup banyak kelompok Maju Tani. Kelompok-kelompok tersebut ialah satu kelompok dari Kelompok Distrik Air Sugihan Desa Bukit Batu, satu kelompok dari Kelompok Maju Tani Distrik Simpang Heran, Desa Banyu Biru, empat kelompok dari Kelompok Maju Tani Distrik Desa Kampung Bagan Rame serta empat kelompok dari Kelompok Maju Tani Distrik Sungai Batang.
Sejauh ini, program DMPA telah berhasil mendorong adanya perubahan positif. Salah satunya, Kelompok Distrik Air Sugihan Desa Bukit Batu (24 Kepala Keluarga) yang semula hanya menggarap lahan pemberian pemerintah seluas 2 hektar dapat menanam jagung di lahan seluas 24 hektar melalui konsesi lahan dari PT. BAP. Lahan tersebut dibagi dengan luas 1 hektar untuk satu orang anggota kelompok DMPA.
Bibit jagung yang ditanam pada Mei 2016 lalu sudah dipanen pada September 2016 dengan jumlah 2,4 ton per hektar. Pada 2017 ini, kelompok Maju Tani juga akan kembali memetik hasil panen untuk dijual ke pengepul di desa masing-masing.
Perubahan yang dibawa oleh program DMPA dinilai Ketua Kelompok Maju Tani Distrik Air Sugihan Desa Bukit Batu, Jamin, tak hanya membantu warga di desanya mendapatkan pemasukan tambahan. Lebih dari itu, Jamin mengaku warga di desanya juga menjadi lebih mandiri dalam mengelola lahan yang mereka garap.
"Kita sangat terbantu. Sebelumnya, beberapa petani hanya mengandalkan hasil dari panen sawit dan karet. Bahkan, ada yang hasil sawitnya tidak sesuai dengan pembayaran dari perusahaan yang membeli. Dengan program ini, kita bisa lebih mandiri mengelola sendiri," kata Jamin.
Melalui program ini, Jamin pun mengaku sudah bisa mengupah petani harian untuk menggarap lahan jagungnya. Pada musim panen, jumlah petani harian yang membantu Jamin mencapai sektar 10 orang.
Selain konsesi lahan, para petani juga bisa mendapatkan bibit jagung, pupuk MPK dan racun hama yang berkualitas dengan mudah melalui program Kelompok Maju Tani DMPA. Harga pupuk yang biasa dijual dengan harga Rp 160 ribu per sak misalnya, bisa didapatkan dengan harga Rp 130 ribu per sak. Dalam menaburkan sekitar 15 kg bibit jagung per satu hektar lahan, petani juga mendapat bantuan fasilitas Hand Tractor dan kanal air.
Dengan berbagai kemudahan ini, Jamin mengatakan anggota kelompoknya sangat antusias dalam menggarap lahan jagung agar mendapat hasil yang baik. Jamin juga berharap program ini dapat merangkul semakin banyak petani di desanya sehingga seluruh petani di desanya dapat menjadi semakin mandiri.
"Satu tahun bisa kita garap hingga tiga kali panen jagung. Untuk itu, bantuan ini sangat membantu petani untuk bisa lebih mandiri dan meningkatkan perekonomian warga," terang Jamin.
Hal yang sama juga diutarakan oleh para ketua Kelompok Maju Tani lainnya. Ketua Kelompok DMPA Desa Banyu Biru, Jeni, mengatakan program DMPA dapat membantu petani terlepas dari jeratan bunga tengkulak yang melambung tinggi. Dari program ini, lanjut Jeni, para petani juga lebih sadar untuk tidak melakukan pembakaran hutan karena mereka dapat memanfaatkan lahan pascapanen padi untuk digarap.
"Dulu kami melempar api kesembarang arah dilahan padi, tapi sekarang tidak lagi karena lahan bekas panen padi bisa dimanfaatkan kembali," ujar Jeni. .
Salah satu mitra perusahaan APP Sinar Mas yang turut digandeng dalam program ini, PT Bumi Andalas Permai (BAP), turut berperan dalam memasok bahan baku pulp dan kertas. Tak lupa, petani dari Kecamatan Air Sugihan juga turut digandeng agar dapat melakukan kerjasama Pemanfaatan Tanaman Kehidupan.
"20 persen lahan konsesi dari lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) perusahaan dikelola masyarakat Kecamatan Air Sugihan," terang Social and Comodity Development PT BAP, Iwan Hendri Rabu (8/2).
Pengelolaan yang melibatkan petani lokal ini diharapkan dapat mendorong kemandirian petani dalam memanfaatkan tanaman kehidupan. Dengan begitu aksi pembakaran lahan juga diharapkan terhenti.
Pada 2016 lalu, program DMPA menggunakan jenis tanaman jagung dan padi. Kala itu, program DMPA diikuti cukup banyak kelompok Maju Tani. Kelompok-kelompok tersebut ialah satu kelompok dari Kelompok Distrik Air Sugihan Desa Bukit Batu, satu kelompok dari Kelompok Maju Tani Distrik Simpang Heran, Desa Banyu Biru, empat kelompok dari Kelompok Maju Tani Distrik Desa Kampung Bagan Rame serta empat kelompok dari Kelompok Maju Tani Distrik Sungai Batang.
Sejauh ini, program DMPA telah berhasil mendorong adanya perubahan positif. Salah satunya, Kelompok Distrik Air Sugihan Desa Bukit Batu (24 Kepala Keluarga) yang semula hanya menggarap lahan pemberian pemerintah seluas 2 hektar dapat menanam jagung di lahan seluas 24 hektar melalui konsesi lahan dari PT. BAP. Lahan tersebut dibagi dengan luas 1 hektar untuk satu orang anggota kelompok DMPA.
Bibit jagung yang ditanam pada Mei 2016 lalu sudah dipanen pada September 2016 dengan jumlah 2,4 ton per hektar. Pada 2017 ini, kelompok Maju Tani juga akan kembali memetik hasil panen untuk dijual ke pengepul di desa masing-masing.
Perubahan yang dibawa oleh program DMPA dinilai Ketua Kelompok Maju Tani Distrik Air Sugihan Desa Bukit Batu, Jamin, tak hanya membantu warga di desanya mendapatkan pemasukan tambahan. Lebih dari itu, Jamin mengaku warga di desanya juga menjadi lebih mandiri dalam mengelola lahan yang mereka garap.
"Kita sangat terbantu. Sebelumnya, beberapa petani hanya mengandalkan hasil dari panen sawit dan karet. Bahkan, ada yang hasil sawitnya tidak sesuai dengan pembayaran dari perusahaan yang membeli. Dengan program ini, kita bisa lebih mandiri mengelola sendiri," kata Jamin.
Melalui program ini, Jamin pun mengaku sudah bisa mengupah petani harian untuk menggarap lahan jagungnya. Pada musim panen, jumlah petani harian yang membantu Jamin mencapai sektar 10 orang.
Selain konsesi lahan, para petani juga bisa mendapatkan bibit jagung, pupuk MPK dan racun hama yang berkualitas dengan mudah melalui program Kelompok Maju Tani DMPA. Harga pupuk yang biasa dijual dengan harga Rp 160 ribu per sak misalnya, bisa didapatkan dengan harga Rp 130 ribu per sak. Dalam menaburkan sekitar 15 kg bibit jagung per satu hektar lahan, petani juga mendapat bantuan fasilitas Hand Tractor dan kanal air.
Dengan berbagai kemudahan ini, Jamin mengatakan anggota kelompoknya sangat antusias dalam menggarap lahan jagung agar mendapat hasil yang baik. Jamin juga berharap program ini dapat merangkul semakin banyak petani di desanya sehingga seluruh petani di desanya dapat menjadi semakin mandiri.
"Satu tahun bisa kita garap hingga tiga kali panen jagung. Untuk itu, bantuan ini sangat membantu petani untuk bisa lebih mandiri dan meningkatkan perekonomian warga," terang Jamin.
Hal yang sama juga diutarakan oleh para ketua Kelompok Maju Tani lainnya. Ketua Kelompok DMPA Desa Banyu Biru, Jeni, mengatakan program DMPA dapat membantu petani terlepas dari jeratan bunga tengkulak yang melambung tinggi. Dari program ini, lanjut Jeni, para petani juga lebih sadar untuk tidak melakukan pembakaran hutan karena mereka dapat memanfaatkan lahan pascapanen padi untuk digarap.
"Dulu kami melempar api kesembarang arah dilahan padi, tapi sekarang tidak lagi karena lahan bekas panen padi bisa dimanfaatkan kembali," ujar Jeni. .
Spoiler for KLHK Apresiasi Program Desa Makmur Peduli Api:
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia menggelar pameran dalam rangka memperingati Hari Hutan Internasional 2017.
Dibuka oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya, pameran Hari Hutan Internasional menjadi ajang bagi perwakilan multisektor untuk menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung program pelestarian hutan Indonesia.
Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas merupakan salah satu pihak yang turut serta, dengan menunjukkan program unggulan Desa Makmur Peduli Api (DMPA).
DMPA sendiri adalah sebuah program terpadu yang dirancang untuk mengembangkan potensi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar, salah satunya melalui kegiatan agroforestri.
Melalui program DMPA, pendapatan masyarakat dapat naik hingga 50 hingga 70 persen dalam kurun tiga tahun lewat berbagai kegiatan ekonomi, sekaligus menggugah kesadaran masyarakat setempat untuk menjaga ikut menjaga lingkungan sekitar terutama dari bahaya kebakaran hutan.
“Total 76 desa sudah terbantu dengan adanya program ini, dan diharapkan akan mencapai target total 200 desa di tahun 2017 ini,” ujar Agung Wiyono, Kepala Divisi Sosial dan Keamanan Sinar Mas Forestry dalam talkshow DMPA di pameran tersebut, beberapa waktu lalu.
Selain Agung Wiyono, turut hadir Suryono sebagai salah seorang petani champion dalam program DMPA dan Untung Suprapto sebagai perwakilan dari Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
“Tidak hanya dibantu secara modal, APP Sinar Mas berusaha membangun sistem yang membantu para petani dari berbagai sisi. Kami juga melakukan transfer teknologi, fasilitasi pemasaran, interaksi antar sumber daya dan dialog untuk menyelesaikan permasalahan sengketa lahan,” kata dia.
Suryono sebagai salah satu petani asal Riau yang berpartisipasi dalam program ini ikut mengakui bahwa DMPA telah membantu menyejahterakan kehidupannya sebagai petani.
“Dari awal saya mengikuti program ini, bantuan modal yang diberikan Rp 2 juta dan saya berhasil mendapat keuntungan hingga Rp 8 juta. Sampai saat ini saya sudah dapat menghasilkan hingga Rp 200 juta per bulan, sudah bisa menyewa toko kecil dan mengupah karyawan,” tutur Suryono, yang belum lama ini menginvestasikan Rp 40 juta untuk menanam cabai dan kemudian mencetak hasil panen senilai Rp 160 juta.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan teknologi yang diajarkan, petani juga tidak lagi melakukan praktik tebang bakar untuk mengelola lahan.
Kesuksesan program DMPA turut mengundang pujian dari Untung Soeprapto selaku perwakilan dari Direktorat Pengandalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
“Program-program seperti ini seharusnya bisa lebih mendapatkan sorotan, supaya pesannya tersampaikan kepada petani-petani lainnya. Agar semua petani bisa maju seperti Pak Suryono, dibutuhkan adanya gerakan bersama di antara para petani dan dukungan dari berbagai sektor usaha,” ujar Untung.
Program DMPA ke depannya akan dikembangkan di berbagai wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jambi dan Sumatera Selatan. Jambi dan Sumatera Selatan.,.
Dibuka oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya, pameran Hari Hutan Internasional menjadi ajang bagi perwakilan multisektor untuk menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung program pelestarian hutan Indonesia.
Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas merupakan salah satu pihak yang turut serta, dengan menunjukkan program unggulan Desa Makmur Peduli Api (DMPA).
DMPA sendiri adalah sebuah program terpadu yang dirancang untuk mengembangkan potensi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar, salah satunya melalui kegiatan agroforestri.
Melalui program DMPA, pendapatan masyarakat dapat naik hingga 50 hingga 70 persen dalam kurun tiga tahun lewat berbagai kegiatan ekonomi, sekaligus menggugah kesadaran masyarakat setempat untuk menjaga ikut menjaga lingkungan sekitar terutama dari bahaya kebakaran hutan.
“Total 76 desa sudah terbantu dengan adanya program ini, dan diharapkan akan mencapai target total 200 desa di tahun 2017 ini,” ujar Agung Wiyono, Kepala Divisi Sosial dan Keamanan Sinar Mas Forestry dalam talkshow DMPA di pameran tersebut, beberapa waktu lalu.
Selain Agung Wiyono, turut hadir Suryono sebagai salah seorang petani champion dalam program DMPA dan Untung Suprapto sebagai perwakilan dari Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
“Tidak hanya dibantu secara modal, APP Sinar Mas berusaha membangun sistem yang membantu para petani dari berbagai sisi. Kami juga melakukan transfer teknologi, fasilitasi pemasaran, interaksi antar sumber daya dan dialog untuk menyelesaikan permasalahan sengketa lahan,” kata dia.
Suryono sebagai salah satu petani asal Riau yang berpartisipasi dalam program ini ikut mengakui bahwa DMPA telah membantu menyejahterakan kehidupannya sebagai petani.
“Dari awal saya mengikuti program ini, bantuan modal yang diberikan Rp 2 juta dan saya berhasil mendapat keuntungan hingga Rp 8 juta. Sampai saat ini saya sudah dapat menghasilkan hingga Rp 200 juta per bulan, sudah bisa menyewa toko kecil dan mengupah karyawan,” tutur Suryono, yang belum lama ini menginvestasikan Rp 40 juta untuk menanam cabai dan kemudian mencetak hasil panen senilai Rp 160 juta.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan teknologi yang diajarkan, petani juga tidak lagi melakukan praktik tebang bakar untuk mengelola lahan.
Kesuksesan program DMPA turut mengundang pujian dari Untung Soeprapto selaku perwakilan dari Direktorat Pengandalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
“Program-program seperti ini seharusnya bisa lebih mendapatkan sorotan, supaya pesannya tersampaikan kepada petani-petani lainnya. Agar semua petani bisa maju seperti Pak Suryono, dibutuhkan adanya gerakan bersama di antara para petani dan dukungan dari berbagai sektor usaha,” ujar Untung.
Program DMPA ke depannya akan dikembangkan di berbagai wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jambi dan Sumatera Selatan. Jambi dan Sumatera Selatan.,.
Cuma Sampai di Sini - Terima Kasih
Diubah oleh arbibjakarta 26-03-2017 04:02
0
3.6K
Kutip
9
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan