TRIBUNNEWS.COM - AS Monaco memang kalah 3-5 dari Manchester City pada leg pertama 16 besar Liga Champions di Stadion Etihad, Manchester, Rabu (22/) dinihari. Namun penyerang Monaco, Radamel Falcao, berhasil membuktikan dirinya telah bangkit dari keterpurukan.

Dua gol dicetak oleh bomber asal Kolombia itu. Salah satunya tercipta melalui proses yang indah pada menit ke-61. Falcao yang berlari menerima umpan panjang, sukses menerima bola di sisi kiri lapangan dan kemudian menusuk ke kotak penalti dengan melewati bek City, John Stones.

Dalam posisi menerima tekanan dari dua pemain yang berlari ke arahnya, Falcao kemudian melambungkan bola ke atas kiper Willy Caballero yang gagal menjangkau bola dengan ujung jarinya.

Pujian pun mengalir deras atas gol tersebut. Mantan bek Man United yang kini menjadi pengamat sepak bola, Rio Ferdinand, menyebut gol itu seperti lelucon.

”Keberanian melakukan chip ketika kiper sedang berdiri... ini sebuah lelucon. Benar-benar pemain berkelas,” puji Ferdinand.

Sebelumnya Falcao mencetak gol melalui tandukannya di menit ke-32. Falcao berpeluang menciptakan hattrick, namun sayang eksekusi penalti pemain 31 tahun itu pada menit ke-50 berhasil digagalkan Caballero.

Namun, terlepas dari kegagalan penalti tersebut, Falcao tetap menunjukkan penampilan sensasional. Tambahan dua gol membuat dirinya kini sudah mencetak 24 gol dari 29 laga di semua kompetisi bersama Monaco.

Padahal, kurang dari satu tahun lalu, mantan pemain Atletico Madrid dan FC Porto itu masih menjadi pesakitan di Liga Primer bersama Chelsea.

Liga Inggris terkesan menjadi kompetisi antitesis bagi Falcao. Pasalnya, di luar Liga Primer, hampir tidak ada musim ketika Falcao gagal menunjukkan kemampuan mencetak golnya sejak kali pertama berkarier di Eropa.

Pengecualian terjadi pada musim 2013/2014 bersama Monaco. Ketika itu ia mengalami cedera lutut.

Dua musim bermain di Liga Inggris bersama Man United dan Chelsea, Falcao gagal menunjukkan tajinya. Pada musim 2014/2015 bersama MU, ia hanya mampu mencetak empat gol dari 29 laga, dengan dua di antaranya di Old Trafford.

Sementara bersama Chelsea, Falcao hanya mampu mencetak satu gol dari 12 pertandingan. Total, Falcao hanya mencetak lima gol dari 41 pertandingan selama berkarier di Inggris.

Lepas dari Liga Primer, Falcao menemukan kembali kehebatannya dalam membobol gawang lawan. Pertandingan melawan Man City mengingatkan kita akan kehebatan penyerang berjuluk El Tigre tersebut di lini depan.

Sebagai seorang striker, Falcao memang tidak memiliki kemampuan olah bola di atas rata-rata. Namun, penyerang yang memulai karier bersama Lanceros Boyaca itu punya kehebatan dalam penyelesaian akhir. Falcao juga memiliki pegerakan tanpa bola yang apik.

Lalu, apa yang membuat Falcao gagal di Inggris? Sial bagi Falcao, Chelsea dan MU tidak membangun tim untuk sang bomber. Sebaliknya, Monaco benar-benar mengandalkan Falcao untuk mencetak gol.

Para pemain di sekitar Falcao bekerja keras untuk sang penyerang. Berusaha memberikan suplai bola sebanyak mungkin untuk Falcao. Pada akhirnya, kepercayaan itu dibayar Falcao dengan gol-gol yang diciptakannya.

Pelatih Monaco, Leonardo Jardim mengakui Falcao sudah tidak cepat lagi, tapi dia punya pengalaman. Dan menggunakan pengalaman tersebut, Falcao bisa membawa Monaco meraih sukses musim ini.

 Falcao sendiri menegaskan kekalahan di kandang City tak membuat peluang Monaco lolos ke perempat final tertutup. ”Ini semua belum selesai,” katanya kepada beIN Sports.

”Sayang sekali kami tak bisa menang malam ini. Sekarang kami harus bersiap-siap menghadapi leg kedua di kandang sendiri.”

Sumber : http://www.tribunnews.com/superskor/...i-keterpurukan

---

Baca Juga :

- Duet maut Antoine Griezmann dan Kevin Gameiro Hancurkan Bayern Muenchen

- Posisi Manchester City Masih Belum Aman

- Guardiola Mewaspadai Aksi Balasan AS Monaco