rudiasmanAvatar border
TS
rudiasman
[Gaji Agan?] Kementrian Perumahan : Gaji di Bawah 7 Juta Enggak Mungkin Beli Rumah


Menurut berbagai riset, paling banter lima tahun lagi generasi milenial yang bekerja dan bermukim di Jakarta diprediksi tidak bisa membeli dan memiliki rumah. Maka dari itu, generasi milenial sejak sekarang mau tidak mau harus membiasakan untuk membeli dan tinggal di hunian vertikal.

Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengemukakan, sebenarnya selama ini pemerintah berharap generasi milenial untuk membeli dan terbiasa tinggal di hunian vertikal. Sebab, ini mengingat semakin krisisnya lahan di tengah kota.

"Justru muda itu harapkan tinggal di (hunian) vertikal. Supaya lebih dekat dengan tempat kerjanya. Kalau (rumah) tapak jauh, adanya di pinggiran kota," ujarnya kepada Okezone.

Beberapa pengembang memang telah menerapkan konsep pembangunan hunian yang terintegrasi dengan sistem transportasi atau konsep transit oriented development (TOD). Mereka menyasar penglaju yang tinggal di Jabodetabek.

Segmen pasar yang merupakan generasi millenial ini ini, sebelumnya merupakan penglaju yang bermukim di kawasan Bogor, Bekasi, dan sekitarnya. Mereka menghabiskan banyak dana untuk ongkos transportasi ulang alik ke tempat kerja.

Salah satu pengembang yang mengusung konsep TOD adalah Agung Podomoro Land (APLN) yang membangun proyek Podomoro Golf View (PGV). Proyek yang juga masuk dalam program sejuta rumah murah yang digagas Presiden Jokowi ini terintegrasi infrastruktur transportasi publik berupa light rail transit (LRT), dan kereta commuter line Jadebotabek. AVP Strategic Marketing APLN Agung Wirajaya mengatakan, dengan mengusung konsep TOD, PGV diyakini akan berkembang pada masa depan.

APLN mengembangkan PGV sebanyak 37.000 unit dalam 25 menara di atas lahan seluas 100 hektar. Jika pembangunan kelar, akan menampung sekitar 150.000-200.000 penghuni. "Hampir 85 persen terjual. Rencananya, tahun ini akan segera dibangun menara keempat," kata Agung kepada Kompas.com.  PGV dibanderol dengan harga Rp 9,4 juta per meter persegi, atau Rp 198 juta untuk tipe studio (masuk program rumah subsidi), Rp 330 juta untuk dua kamar tidur, dan tipe 3 kamar tidur seharga Rp 470 juta.

Lebih lanjut, menurut Syarif Burhanuddin, pemerintah setempat di negara tetangga memberikan perhatian kepada generasi milenialnya dengan menyediakan sebuah program khusus. Mengingat penghasilan bulanan individu yang belum lama bekerja terbilang minim, maka diberikan keringanan berupa dibolehkan menyewa unit hunian vertikal. Setelah penghasilan bulanan meningkat dan memiliki kesanggupan untuk mencicil, maka saat itu lah hunian tersebut sudah harus mulai dicicil oleh mereka.

"Di luar negeri ada program khusus untuk keluarga muda. Jadi dia sifatnya tidak membeli, tapi sewa saja," jelasnya. Meski demikian, kata Syarif, generasi milenial Indonesia boleh saja jika tetap bersikeras untuk memiliki rumah tapak di kawasan pinggiran.

Hanya saja, dengan catatan memastikan penghasilan bulanan mampu menutupi biaya cicilan rumah setiap bulannya. "Kalau di bawah Rp7 juta beli di kota enggak mungkin pasti harga rumahnya Rp1 miliaran ke atas. Inflasi itu jauh lebih tinggi dari kenaikan gaji. Jadi kejar-kejaran," tukasnya.


Generasi Millenial Biasakan Tinggal di Apartemen Seperti di Singapura

Apartemen Berkonsep TOD Menyasar Keluarga Muda dan Penglaju di Jabodetabek
Diubah oleh rudiasman 21-02-2017 03:36
0
12.2K
92
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan