mbahberotot
TS
mbahberotot
11 Keunikan Tradisi Pemilu di Berbagai Negara


Praktik demokrasi dan sistem pemilihan umum bisa berbeda pada tiap-tiap negara. Bahkan, cara penerapan prinsip demokrasi pun berbeda setiap negara karena adanya perbedaan interpretasi prinsip demokrasi itu sendiri.

Nah, menjelang pilkada Gubernur DKI Jakarta 2017 yang jatuh pada besok, 15 Februari 2017, yuk simak tradisi dan perbedaan sistem pemilu di setiap negara yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya.

1.Umur 16 tahun udah bisa ikut pemilu di beberapa negara



Kalau di Indonesia, umur minimum untuk bisa ikut menyoblos adalah 17 tahun. Nah, kalau di beberapa negara seperti Argentina, Austria, Brazil, Kuba, Ekuador dan Nikaragua, umur 16 tahun udah punya hak pilih dan ikutan menyoblos lho! Di beberapa negara tersebut, usia 16 tahun udah dianggap dewasa dan bisa menentukan pilihan bagi negaranya.

2.Cuma laki-laki yang punya hak pilih



Yang namanya warga negara kan seharusnya seluruh golongan yang berada dalam suatu negara tertentu, mulai dari perempuan dan laki-laki. Tapi, nyatanya, di beberapa negara seperti Arab Saudi dan juga Vatikan melarang perempuan untuk ikutan menyoblos sampai akhirnya tahun 2011 kemarin perempuan di Arab Saudi baru diperbolehkan untuk ikutan voting.

Kalau di Lebanon, perempuan yang punya hak pilih hanyalah perempuan yang udah menunjukan sertifikat kelulusan SD-nya. Sedangkan di Bhutan, sebelum tahun 2008 lalu, hak suara hanya diberikan pada kepala keluarga. Jadi, suara sang ayah atau pemimpin rumah tangga tersebutlah yang mewakili suara anggota keluarganya.

3.Hanya muslim yang memiliki hak pilih di Maladewa



Maladewa atau Maldives memang terkenal dengan negara yang penduduknya beragama Islam. Makanya, peraturan terdahulu di Maldives hanyalah orang Islam yang boleh memiliki hak pilih untuk tetap melestarikan kecirikhasan Maladewa tersebut.

4.Napi dan mantan Napi nggak bebas memilih



Sebagai orang yang memiliki status kriminal dari data negara, mantan narapidana di beberapa negara di Amerika Serikat harus menunggu beberapa waktu setelah hukumannya untuk mendapatkan hak pilihnya lagi. Sedangkan, di beberapa negara lainnya juga mantan narapidana tersebut harus melamar untuk mendapatkan hak pilihnya kembali.

Sedangkan di Florida, Iowa dan Virginia, narapidana dan mantan narapidana secara permanen kehilangan haknya untuk memilih, begitu juga di Armenia dan Chili. Dulu, di Kanada, hanya narapidana dengan hukuman di bawah 2 tahun yang boleh punya hak pilih lagi.

Kalau di Austria, Ceko, Denmark, Finlandia, Jerman, Islandia dan beberapa negara lain, narapidana boleh memilih walau sedang dalam masa tahanan, sama halnya seperti di Indonesia.

5.Batas usia pemilih berbeda-beda



Kalau di Indonesia nggak ada batasan spesifik untuk punya hak pilih dalam pemilu, di Brazil dan Argentina, usia maksimum untuk punya hak pilih adalah 70 tahun. Sedangkan di Ekuador, maksimum umur untuk punya hak pilih adalah 65 tahun.

6.Di India, bentuk tinta pemilih sangat unik



Kalau di Indonesia, tanda sudah ikutan pemilu kan dengan menyelupkan jari ke dalam tinta. Pada dasarnya, di India juga sama menggunakan tinta juga. Tapi bedanya bukan dicelupin, tapi dioleskan berbentuk garis lurus dari kuku ke punggung jari telunjuk. Artsy juga, ya?

7.Di Belgia, hak pilih bisa diwakilkan



Pada dasarnya, sama seperti di Indonesia yang nggak membolehkan rakyatnya untuk diwakilkan dalam pemilu. Tapi di Belgia, kalau benar-benar harus diwakilkan, harus menyertakan surat kuasa dan membawa kartu identitas pemilih yang diwakili. Memang bisa sih, tapi regulasi dan juga peraturan ketatnya harus tetap ditaati.

8.Pemilu pakai kelereng di Gambia



Dengan tingkat melek huruf yang rendah, cara pemilu di Gambia berbeda dengan di Indonesia. Kalau di Indonesia menggunakan kertas yang ditusuk dengan paku, di Gambia cara pemilunya unik yaitu dengan memasukkan kelereng ke dalam drum sebagai cara pilihnya. Di setiap drum pun ditempelkan foto dan juga warna berbeda-beda dari setiap calon sebagai identifikasi.

9.Larangan mengonsumsi alkohol di Bolivia



Di Bolivia, ada peraturan yang wajib dipatuhi oleh para pemilih. Di malam menjelang pemilu dan pas di hari H, pemilih dilarang keras untuk mengonsumsi minuman beralkohol. Pada dasarnya sih seharusnya peraturan ini memang aturan wajib di berbagai negara. Biar memilih dengan cara sadar dan juga menghindari keributan kali ya.

10.Boleh memilih beberapa kandidat di Irlandia



Rasanya bukan hanya di Indonesia saja yang mengharuskan para pemilih untuk hanya memberikan satu pilihan saja. Uniknya, di Irlandia, kamu boleh lho memilih beberapa kandidat dan diurutkan sesuai dengan prioritas. Misalnya, ada 5 kandidat, kamu boleh memilih semuanya namun harus diurutkan berdasarkan pilihan utamamu. Unik tapi agak sulit ya untuk menghitungnya?

11.Beberapa negara sudah menerapkan e-voting



Australia, Belgium, Brazil, Kanada, Estonia, Prancis, Jerman, India, Italia, Belanda dan berbagai negara lain udah menerapkan sistem e-voting agar proses pemilihan bisa dilakukan lebih efisien, bagi para pemilih dan juga panitia. Jadi, tanpa harus menghitung manual, mesin tersebut udah langsung mencetak hasil penghitungan suara yang sah.

Mesin pilih yang digunakan dalam pemilu secara umum juga ada empat jenis, yaitu Direct Recording Electronic (DRE) di Brasil, internet voting di Estonia yang menggunakan digital IDCard, open-source software di Australia, dan crypto-voting di Spanyol.


Quote:


emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star

Diubah oleh mbahberotot 20-02-2017 06:33
0
22.9K
159
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan