Jakarta, GATRAnews - Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) meminta Aksi Bela Islam III di Kepulauan Seribu yang diisi dengan tabligh akbar tidak dieksploitasi untuk mempengaruhi persidangan kasus penistaan agama atas terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Tabligh akbar diselenggarakan oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI. 

 
Tabligh akbar diisi ustadzah Irene Handono dan KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Senin (9/1) malam nanti. Lokasi tabligh akbar sama dengan TKP penistaan agama. 
 
"Mengapa harus di Kepulauan Seribu yang merupakan TKP kasus penistaan agama. Dan mengapa tanggal 9 Januari itu jelang persidangan kasus Ahok pada tanggal 10 Januari," ungkap Koordinator TPDI Petrus Salentinus dalam keterangan pers-nya, Senin (9/1) pagi. 
 
Tabligh akbar tersebut diduga memiliki kaitan erat dengan persidangan kelima Ahok, Selasa (10/1) besok. TPDI menilai kegiatan itu tidak murni acara keagamaan. 
 
Petrus menyebut penyelnggaraan tabligh akbar dari GNPF MUI di Kepulauan Seribu itu tidak tepat. TPDI mengkhawatirkan acara itu akan membuat kegaduhan di kabupaten tersebut. 
 
"Inilah yang membuat acara tablig akbar GNPF MUI patut diduga tidak murni sebagai acara keagamaan," pungkasnya.

Reporter: Abdul Rozak
Editor: Dani Hamdani 
 

Sumber : http://www.gatra.com/nusantara/jabod...ribu-malam-ini

---


- Aksi Bela Islam III, Habib Rizieq: Karena Ahok tidak ditahan