Kalau diperhatikan betul-betul makna kalimat di atas, rasanya tidak berlebihan kalau menyebut sepakbola adalah alat pemersatu bangsa ini. Lihatlah bagaimana euforia semua masyarakat republik ini merayakan lolosnya Timnas Indonesia ke final kejuaraan bergengsi se-Asia Tenggara Piala AFF 2016. Mau agan Islam, Kristen, Hindhu, Buddhis, Tionghoa, Pribumi, Jawa, Batak, Sunda, Papua, Manado, berasal dari suku/agama/ras apapun semua melebur dalam dukungan dan suka cita kepada TIMNAS GARUDA!

Tidak hanya supporter, lihatlah timnas kita yang penuh dengan warna-warni indahnya perbedaan. Seorang kapten dari tanah Papua-Boaz Solossa, seorang pemain berdarah campuran Indonesia-Belanda dalam diri Stefano Lilipaly, sampai semua pemain yang berasal dari Sabang-Merauke! Garuda bersatu padu untuk menaklukkan asia tenggara.


Kembali ke masalah teknis sepakbola. Sanksi FIFA 1 tahun 6 bulan tidak boleh berpentas di kancah internasional, sudah barang tentu merupakan masalah serius dalam pembentukan "timnas baru" kita. Tidak ada pengalaman di level internasional plus kompetisi nasional yang masih dalam rekonsiliasi membuat pembentukan timnas piala AFF ini penuh dengan keterbatasan. Belum lagi klub-klub nasional hanya mengizinkan maksimal 2 pemain untuk bergabung dengan Timnas Indonesia.



Publik pun pecah! Semua tumpah ruah menyambut lolosnya Garuda ke final. Tentu pencapaian ini menjadi obat pemuas rindu masyrakat sepak bola Indonesia yang sudah terlalu haus prestasi. Selain itu juga pastinya menjadi penyejuk untuk Negri Tercinta yang akhir-akhir ini sering diterpa isu isu mengenai persatuan bangsa.

Sekali lagi tidak usah mempedulikan bagaimana skuat Garuda bermain, bagaimana cara mereka bertahan-menyerang, mengolah bola atau hal-hal lainnya. Satu yang harus kita peduli. Pahlawan-pahlawan ini dengan bersih selalu ingin mengharumkan nama bangsa dengan merebut kemenangan demi kemenangan.

Selangkah lagi Garuda bisa menciptakan sejarah & membawa pulang piala AFF ke Tanah Air. Namun bukan perkara mudah tentunya. Sepertinya Sang Raja Asia Tenggara-THAILAND akan menjadi lawan kita di final. Dengan segala hormat, tanpa bermaksud mengecilkan peluang Myanmar, namun rasanya kelas dari Thailand masih satu tingkat diatas Myanmar. Apalagi Thailand sudah menang 2-0 di kandang Myanmar. Tidak ada yang tidak mungkin, sekalipun kita harus menghadapi tim terkuat di Asia Tenggara yaitu THAILAND!